Kisah: Cerita Sukses Caleg Pemula Modal Cekak

Tanggal 1 Januari 2018, saya berkesempatan bertemu dengan salah satu anggota DPRD Kabupaten Cilacap yang cukup fenomenal, Hermawan Santosa pada suatu program di Bogor. Wakil rakyat dari Dapil yang mencakup Majenang, Cimanggu, Dayeuhluhur dan kecamatan di Cilacap bab barat cukup menarik untuk dijadikan sebuah kisah usaha berlandaskan ketulusan bekerja untuk konstituen dan berkategori Caleg Modal Cekak.

Tak Terbayangkan

Menjadi anggota dewan untuk mewakili rakyat dan masyarakat yaitu hal yang tak terbayangkan sebelumnya oleh Kang Wawan panggilan akrabnya, dengan latar belakang ekonomi yang pas-pasan dan minim pengetahuan politik ini, jadinya sanggup terpilih menjadi anggota DPRD Kab. Cilacap selama dua periode (2009-2014 dan 2015 – 2019) dan perolehan suaranya meningkat pesat di tengah nama partai yang tengah mengalami kemerosotan sampai 50%. “saya menjadi materi gunjingan dan tertawaan beberapa pihak yang menilai saya tak akan bisa dan tak pantas menjadi anggota dewan. Apalagi ekonomi saya hanyalah pemilik bengkel motor dengan kios ukuran 4 x 6 meter” dia mengawali kisahnya.

Awalnya yaitu kebiasaan bahagia membantu dan menolong orang yang mengalami kesulitan, baik kesulitan ekonomi maupun kesulitan hidup, dengan dilandasi niat menyebarkan dan tulus nrimo membantu tetangga dan masyarakat sekitar. Setiap orang yang ditolong, umumnya mengucapkan terima kasih, ia selalu membalas dengan memohon didoakan supaya diri dan keluarganya selalu sehat itulah menjadi titik balik kehidupan laki-laki kelahiran 46 tahun lalu. Ada sobat yag mengajaknya bergabung dengan sebuah partai.

Berbeda dengan kontestan lainnya, dia mengaku tidak melaksanakan kampanye yang banyak mengeluarkan uang atau biaya ratusan juta sampai milyaran rupiah. “Saya tak pernah berkampanye dengan menyampaikan pilih saya atau coblos saya. Jika ada kesempatan bertemu dengan masyarakat dan tokoh masyarakat saya hanya menyampaikan mohon doa restu dan diberikan kesehatan. Untuk materi kampanye berupa alat peraga kampanye itu dicetak dan dipasang oleh masyarakat atau orang yang pernah ditolongnya. Tanpa mengeluarkan biaya atau anggaran khusus. Tak pernah mencetak baliho, kaos atau banner, kalaupun ada itu dibentuk masyarakat, lebih sering berupa stiker dan kalender.”

Membantu atasi permasalahan masyarakat

Kang Wawan lebih suka melaksanakan aktivitas bertemu pribadi dengan masyarakat dan tokoh masyarakat. Bertemu masyarakat untuk membantu permasalahan yang mereka hadapi, diantaranya ketika mereka atau keluarganya sakit, kepengurusan BPJS, manajemen kependudukan, bedah rumah, biaya sekolah atau sekedar membantu untuk makan sehari-hari orang miskin dan terpinggirkan semenjak sebelum menjadi anggota dewan. Dan semua kepengurusan itu saya lakukan sendiri tanpa menyuruh. Karena saya terjun pribadi setiap ketika jadinya saya mengerti betul seluk-beluk problem rakyat, saya tak membiasakan memberi uang dan menyuruh. Semua saya lakukan nrimo mengharap ridho dan berkah Allah” .

Beliau sekarang sedang mempersiapkan diri menduplikasi atau mendidik kader untuk sanggup melaksanakan hal serupa, baik kepada orang yang mau berguru dari dirinya maupun orang dari organisasinya, yang pada dasarnya yaitu melayani masyarakat supaya setiap gambar perihal pilihan rakyat mempunyai roh dan cerita. “ Kampanye bukan sekedar menyebar atau memajang besar-besar photo diri seseorang di setiap sudut, tetapi dongeng dan kenangan yang menempel di sudut hati sanubari rakyatlah yang lebih efektif. Setidaknya itulah yang saya alami.” Pungkasnya.

Tak lupa saya menitipkan salam dan cita-cita warga Cilacap supaya problem pariwisata mendapat perhatian seius terkait kebersihan, keindahan dan promosi. Juga supaya pemkab Cilacap lebih memperhatikan lapangan pekerjaan, pengembangan dan penggunaan teknologi gosip kaitan pemasaran dan promosi produk melalui sistem online.

Saat goresan pena ini di sadur dan dipindahkan (Juli 2018), dongeng dan pesan tersebut diatas masih terus dilakukan oleh kang Wawan.

Posted in: lainnya