Usaha peternakan di sektor informal rupanya dilarang dipandang sebelah mata. Usaha rumahan itu ternyata banyak membawa manfaat, di antaranya membantu untuk memperbaiki dan mengangkat perekonomian masyarakat. Bahkan, tidak sedikit warga yang malah berpaling ke perjuangan memelihara "rojo koyo" (hewan peliharaan). Ada yang menentukan memelihara sapi, kambing, ayam dan jenis unggas, yakni bebek. Itu, salah satu yang dilakoni oleh Slamet Doroini (47).
Bapak dua anak, warga Dukuh Kebuntoro, Kelurahan Kebunduren, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur ini pun menceritakan awal mula ia menekuni usahanya memelihara bebek. "Usaha ini mulai saya lakukan pada 2009. Awalnya hanya 25 ekor, lalu terus bertambah dan kini mencapai 500 ekor. Jenisnya, angsa Mojosari dan Peking," kata Slamet ketika berbincang dengan VIVAnews.
Slamet mengaku bahwa dari perjuangan yang ditekuninya itu, perekonomian keluarganya pun merangkak naik. Ia menyebut, untuk ukuran keluarganya, penghasilan dari beternak angsa lebih dari cukup. "Rata-rata, dari hasil penjualan telur, saya menerima laba Rp10 juta setiap bulan," lanjutnya.
Dari penghasilan itu, selain putaran keuangan untuk keperluan ternak yang dikelola tetap lancar, kebutuhan keluarga pun tercukupi, bahkan lebih. Dua anaknya, yang pertama sudah kuliah, dan kedua duduk di kursi SMP. Semuanya didanai dari hasil memelihara bebek. "Biaya untuk pendidikan juga hasil dari memelihara bebek. Termasuk, bisa memberangkatkan kedua orang renta saya pergi haji," kata dia.
Keberhasilan Slamet pun mengilhami warga lainnya di kota yang masyhur dengan keberadaan makam Presiden Pertama RI Soekarno tersebut.
Saat ini, hampir di semua desa, banyak warga yang menjalani perjuangan beternak bebek. Jumlahnya mencapai tiga ribu lebih kepala keluarga. Tentang keberhasilan itu, Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Blitar, Masduki, menyampaikan bahwa potensi besar ternak angsa dan ayam petelur menciptakan ekonomi warganya membaik dan berkecukupan.
Telur bebek, telur ayam, dan dagingnya tidak hanya bisa memenuhi kebutuhan lokal, melainkan tempat lain di Jatim, bahkan hingga ke luar provinsi. "Setiap hari, jadinya bisa 500 ton telur ayam dan bebek. Sepuluh persen untuk kebutuhan lokal, sisanya terserap ke sejumlah wilayah, ibarat Jakarta, Jawa Tengah, Bali dan Papua," ujar Masduki.
Blitar Pemasok Tetap Ayam Potong
Selain bebek, yang juga membanggakan dari bisnis masyarakat Blitar yaitu ayam potong. Blitar menjadi pemasok tetap ayam potong untuk memenuhi kebutuhan gerai McDonald's dan fried chicken di seluruh wilayah Provinsi Jawa Timur. Salah satu peternak ayam potong yang menikmati itu yaitu Hidayaturrohman (42), warga Desa Jatinom, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar.
Hidayat yaitu penerus perjuangan orangtuanya. Ia menuturkan, perjuangan warisan itu mulai menapaki kejayaan ketika masuk tahun 1987, dan hingga kini dipercaya menjadi penyuplai kebutuhan ayam di gerai makanan bergengsi itu. Peliharaan ayam kini mencapai 15 juta ekor. Awalnya, Blitar termasuk tempat tertinggal, hanya pertanian dan perkebunan yang menjadi penopang hidup warga. Tanahnya yang kurang subur, memunculkan harapan beternak sebagai alternatif usaha.
Dari data yang ada, rata-rata pada tiap kecamatan, populasinya mencapai lebih dari 30 juta ekor ayam petelur. Usaha ayam petelur dan pedaging milik Hidayat, awalnya dimulai oleh orang tuanya. Sebagai peternak pemula, ketika itu aneka macam kesulitan pun muncul. Mulai dari pemasaran hasil panen, hingga penyediaan bibit termasuk buangan kotoran.
Namun, seiring berjalannya waktu, kesulitan itu bisa teratasi. Pemasaran pun tersalur, bibit terpenuhi dan kotoran bisa diolah menjadi pupuk. Kesulitan pengadaan pakan pun terjawab. Semangat petani sekitar mulai terpacu. Mereka menanam jagung dan singkong, yang awalnya tidak diminati.
Itu terjawab sesudah pemerintah provinsi menawarkan dukungan mesin pengolah pakan. Alat seharga Rp50 juta itu dipastikan menjadi penyemangat menapaki perjuangan peternakan. "Industri terkait lalu tumbuh di Blitar. Mulai pabrik pencampuran pakan, juga cabang dari hampir semua pabrik obat ternak terus menjamur," kata Masduki.
Buah kerja keras masyarakat Blitar, khususnya yang menekuni perjuangan peternakan pun dilihat Pemprov Jatim. Puncaknya, sejumlah nama akan menerima penghargaan. Itu diberikan pada 12 Oktober 2012, bersamaan dengan HUT Provinsi Jawa Timur.
Sumber: bisnis.news.viva.co.id
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih atas kunjungan kalian semua.
Silahkan tinggalkan komentar anda dengan baik dan sopan.
Silahkan berikan saran dan kritik untuk membangun blog ini jauh lebih baik.
terimakasih