Berbagi Cerita - Kisah Sukses

Asalamualaikum Wr, Wb. Hidup hanya sekali dan tidak akan berulang untuk ke duakalinya di bumi yang sama ini, Lalu apa tujuan hidup Kita? bagaimana kita menghadapinya untuk bisa mencapai cita-cita kita? dan jalan apa yang harus kita tempuh untuk kehidupan yang lebih baik di masa depan. Disini saya mencari artikel-artikel tentang kisah orang-orang yang telah sukses meniti karirnya dibidanganya masing-masing. Semoga ini bisa menjadi Inspirasi untuk kita semua dalam menjalani hidup didunia ini. Walaupun terkadang banyak sekali rintangan yang kita hadapi tetapi hendaklah kita bersabar untuk menjalaninya agar hidup kita menjadi lebih baik dan dari hari-hari sebelumnya, (baca dan resapi kisah perjuanganya, kemudian lakukan yang terbaik dalam hidup anda)Salam kenal dari Saya

Kamis, 22 Desember 2011

Kisah Lee Myung Bak


Jika Anda sering mendengarkan filosofi “Success is My Right”, yakni sukses adalah hak milik siapa saja, barangkali kisah yang dialami presiden terpilih Korea Selatan ini mampu menjadi contoh nyata. Lee Myung-bak yang baru saja memenangkan pemilu di Korea ternyata punya masa lalu yang sangat penuh derita. Namun, dengan keyakinan dan perjuangannya, ia membuktikan, bahwa siapa pun memang berhak untuk sukses. Dan bahkan, menjadi orang nomor satu di sebuah negara maju layaknya Korea Selatan.

Coba bayangkan fakta yang dialami oleh Lee pada masa kecilnya ini. Jika sarapan, ia hanya makan ampas gandum. Makan siangnya, karena tak punya uang, ia mengganjal perutnya dengan minum air. Saat makan malam, ia kembali harus memakan ampas gandum. Dan, untuk ampas itu pun, ia tak membelinya. Keluarganya mendapatkan ampas itu dari hasil penyulingan minuman keras. Ibaratnya, masa kecil Lee ia harus memakan sampah.

Terlahir di Osaka, Jepang, pada 1941, saat orangtuanya menjadi buruh tani di Jepang, ia kemudian besar di sebuah kota kecil, Pohang, Korea. Kemudian, saat remaja, Lee menjadi pengasong makanan murahan dan es krim untuk membantu keluarga. “Tak terpikir bisa bawa makan siang untuk di sekolah,”sebut Lee dalam otobiografinya yang berjudul “There is No Myth,” yang diterbitkan kali pertama pada 1995.

Namun, meski sangat miskin, Lee punya tekad kuat untuk menempuh pendidikan tinggi. Karena itu, ia belajar keras demi memperoleh beasiswa agar bisa meneruskan sekolah SMA. Kemudian, pada akhir 1959, keluarganya pindah ke ibukota, Seoul, untuk mencari penghidupan lebih baik. Namun, nasib orangtuanya tetap terpuruk, menjadi penjual sayur di jalanan. Saat itu, Lee mulai lepas dari orangtua, dan bekerja menjadi buruh bangunan. “Mimpi saya saat itu adalah menjadi pegawai,” kisahnya dalam otobiografinya.

Lepas SMA, karena prestasinya bagus, Lee berhasil diterima di perguruan tinggi terkenal, Korea University. Untuk biayanya, ia bekerja sebagai tukang sapu jalan. Saat kuliah inilah, bisa dikatakan sebagai awal mula titik balik kehidupannya. Ia mulai berkenalan dengan politik. Lee terpilih menjadi anggota dewan mahasiswa, dan telibat dalam aksi demo antipemerintah. Karena ulahnya ini ia kena hukuman penjara percobaan pada 1964.

Vonis hukuman ini nyaris membuatnya tak bisa diterima sebagai pegawai Hyundai Group. Sebab, pihak Hyundai kuatir, pemerintah akan marah jika Lee diterima di perusahaan itu. Namun, karena tekadnya, Lee lantas putar otak. Ia kemudian membuat surat ke kantor kepresidenan. Isi surat bernada sangat memelas, yang intinya berharap pemerintah jangan menghancurkan masa depannya. Isi surat itu menyentuh hati sekretaris presiden, sehingga ia memerintahkan Hyundai untuk menerima Lee sebagai pegawai.

Di perusahaan inilah, ia mampu menunjukkan bakatnya. Ia bahkan kemudian mendapat julukan “buldozer”, karena dianggap selalu bisa membereskan semua masalah, sesulit apapun. Salah satunya karyanya yang fenomonal adalah mempreteli habis sebuah buldozer, untuk mempelajari cara kerja mesin itu. Di kemudian hari, Hyundai memang berhasil memproduksi buldozer.

Kemampuan Lee mengundang kagum pendiri Hyundai, Chung Ju-yung. Berkat rekomendasi pimpinannya itu, prestasi Lee terus melesat. Ia langsung bisa menduduki posisi tertinggi di divisi konstruksi, meski baru bekerja selama 10 tahun. Dan, di divisi inilah, pada periode 1970-1980 menjadi mesin uang Hyundai karena Korea Selatan tengah mengalami booming ekonomi sehingga pembangunan fisik sangat marak.

Setelah 30 tahun di Hyundai, Lee mulai masuk ke ranah politik dengan masuk jadi anggota dewan pada tahun 1992. Kemudian, pada tahun 2002, ia terpilih menjadi Wali Kota Seoul. Dan kini, tahun 2007, Lee yang masa kecilnya sangat miskin itu, telah jadi orang nomor satu di Korea Selatan. Sebuah pembuktian, bahwa dengan perjuangan dan keyakinan, setiap orang memang berhak untuk sukses.

Keberhasilan hidup Lee, mulai dari kemelaratan yang luar biasa hingga menjadi orang nomor satu di Korea Selatan, adalah contoh nyata betapa tiap orang bisa merubah nasibnya. Jika orang yang sangat miskin saja bisa sukses, bagaimana dengan kita? Mulailah dengan keyakinan, perjuangan, dan kerja keras, maka jalan sukses akan terbuka bagi siapapun.



Sumber : emotivasi.com

Selasa, 29 November 2011

Kisah awal Olimpic

Kisah sukses Au Bintoro, pendiri Olympic Furniture, diawali tahun 1980. Ketika itu ia merasa bahwa toko furniture terlalu membebani konsumennya dengan ongkos kirim yang begitu besar. Mahalnya ongkos kirim itu disebabkan karena beratnya produk furniture sehingga untuk mengangkatnya dibutuhkan beberapa orang pekerja, selain itu pengusaha furniture tidak dapat membawa banyak barang sekaligus—satu truk kecil hanya bisa mengangkut beberapa meja belajar saja—sehingga tidak efesien. Bayangkan bila meja-meja tersebut harus diantarkan ke alamat pelanggan yang berada di pelosok-pelosok daerah, bukan tidak mungkin ongkos kirimnya lebih mahal dari harga meja itu sendiri.

Au yang ketika itu masih berprofesi sebagai pembuat box speaker memutar keras otaknya agar bisa menemukan meja belajar yang lebih praktis, ringan, dan bisa diangkut dalam jumlah yang lebih banyak dalam satu truk. Au memiliki ide untuk membuat sebuah meja yang dapat dibongkar pasang. Dengan ide ini ia berharap pengangkutan meja jadi lebih mudah dan murah. Namun ia menemukan masalah, penggunaan kayu yang berat bobotnya menyebabkan timbul kesulitan membuat pasak-pasak yang cukup kuat untuk merekatkan bagian-bagian meja.

Ia kemudian mencoba-coba membuat meja dari bahan baku box speaker yang dimilikinya, dan ternyata sukses. Ia mampu menciptakan meja yang lebih kecil, ringan, dan mudah dibongar pasang. Meja belajar baru itu tersusun dari serpihan-serpihan papan partikel dengan perekat sekrup yang bisa di cucuk-cabut. Setiap bagian diberi tanda khusus untuk mencocokkannya dengan bagian lain. Ini mirip dengan mainan bongkar pasang anak-anak.

Produk ini selain mudah dibawa ternyata juga memberikan keuntungan lain bagi penjualnya, yaitu memperkecil biaya penggudangan (storage cost) karena penjual hanya perlu merakit satu produk saja sebagai display, sementara produk yang digudang dibiarkan dalam keadaan terbongkar sehingga tidak memakan banyak ruang.

Walau begitu Au belum memiliki cukup nyali untuk menjualnya secara massal, dan lebih memilih untuk menjualnya berdasarkan pesanan. Suatu hari seorang konsumen memesan meja itu dalam jumlah ribuan. Au girangnya bukan main. Setelah harga disepakati, pengerjaan meja itu dilakukan 24 jam nonstop agar selesai tepat waktu.

Namun malang di tengah jalan order itu diputus secara sepihak. Akibatnya Au terpaksa menumpuk produk dan bahan baku yang tersisa di gudang. Setelah menunggu tanpa kepastian, Au nekad menjual meja pesanana itu ke toko-toko furniture. Ternyata meja-meja itu laku keras dan habis terjual. Ini membuat Au semakin percaya bahwa konsumen telah lama menantikan sebuah meja belajar yang lebih praktis seperti buatannya. Pada tahun 1983, Au benar-benar menekuni bidang furniture dan meninggalkan profesinya sebagai pembuat box speaker. Setahun sebelumnya dia meresmikan sebuah pabrik Cahaya Sakti Multi Intraco yang khusus memproduksi meja (menyusul kemudian tempat tidur, meja serbaguna, lemari hias, lemari pakaian, rak televisi, meja kantor, dan hampir semua jenis furniture.

Au menamai merek produknya “Olympic Furniture” karena terinspirasi dengan Olimpiade XXIII yang berlangsung di Los Angeles pada 1984. Au mengutip ajang olahraga tersebut sebagai label dengan harapan Olympic dapat bergaung sehebat olimpiade yang terkenal di seluruh penjuru dunia. Inspirasi ini dikemudian hari menguntungkan Au karena konsumen lokal mengenalinya sebagai produk impor meskipun sebenarnya serpihan-serpihan perabot itu semuanya dibuat di Bogor dengan tenaga kerja lokal.

Pada tahun 1997, seperti kebanyakan pengusaha lain, Au mengalami goncangan dahsyat akibat Krisis Moneter yang melanda Indonesia ketika itu. Ongkos pembelian bahan baku membengkak gila-gilaan dan karyawan menginginkan kenaikan gaji, sementara rata-rata 5 dari 10 konsumen membatalkan membelian. Bisnis Au mengalami masa-masa paling suram dan hampir semua rencana besar terbengkalai begitu saja. Gara-gara krisis pula Au terpaksa menjual separuh lahan beserta gedung di daerah Sentul Jawa Barat yang awalnya direncanakan sebagai pusat produksi terpadu, mulai dari pengolahan kayu hingga finishing.

Au mendapatkan ide lain untuk mengatasi masalah ini. Bila sebelumnya ia hanya mengandalkan toko-toko furniture untuk menjual produknya, kini ia bekerja sama dengan peritel besar seperti Carrefour dan Giant. Ia juga bekerjasama dengan gerai kredit Columbia agar konsumen lebih mudah mendapatkan dana untuk membeli produknya. Strategi ini berhasil mengembalikan penjualan Olympic ke tingkat semula, bahkan lebih.

Memasuki tahun 2003 ia menggandeng perusahan furniture asal Jerman, Garant Mobel International dan bersama-sama mendirikan Garant Mobel Indonesia (GMI) dengan 75% saham dimiliki Olympic. GMI bertindak sebagai pemberi hak waralaba yang menghubungkan pemasok dan para peritel mebel merek Garant asal Jerman, dan merek kelas atas milik Olympic. Usaha ini menciptakan merek baru MER yang diwaralabakan dengan biaya minimal Rp.500 juta beserta show room seluas 100 meter persegi. Kerja sama ini menjadikan Au sebagai peritel furniture pertama di Indonesia.
 
Au juga mulai mengibarkan merek-merek baru untuk menguasai pasar, misalnya Solid Furniture, Albatros, Procella, Olympia, dan furniture berharga murah Jaliteng. Diversifikasi produk itu dibuat berdasarkan daya beli target market-nya. Albartos misalnya mencoba menampilkan desain klasik dan minimalis yang disesuaikan dengan tren perkembangan desain rumah masyarakat kelas atas yang berselera ala Eropa dan Asia modern.. 
 
 
 
 
 Sumber

Sabtu, 06 Agustus 2011

Kisah Sukses Tjandra Mindharta Gozali (Pengusaha Sawit)


Tjandra Mindharta Gozali (59) bukanlah nama asing di dunia usaha Indonesia. Kemampuannya mengintip dan mampu memanfaatkan peluang menjadi kuncinya dalam berbisnis. Keotodidakannya mengantarkan Tjandra menjadi salah satu pebisnis sukses.
Di usianya yang hampir memasuki kepala enam, Tjandra Gozali –begitu ia biasa disapa-- menjabat Presiden Direktur (Presdir) PT Gozco Plantation Tbk, sebuah perusahaan kelapa sawit yang kini terus melakukan ekspansi bahkan merambah hingga bisnis gas alam.
Ia juga memimpin PT Fortune Mate Indonesia Tbk., perusahaan properti yang memiliki lahan beribu-ribu hektare di Surabaya.
Tjandra mengawali bisnis sawit pada tahun1999. Ia melihat sawit mempunyai potensi besar dan Indonesia adalah satu dari sedikit negara tropis di dunia yang kondisi iklim dan tanahnya cocok untuk pengembangan kelapa sawit berskala luas. Terlebih, kelapa sawit memiliki banyak produk turunan dan bisa memenuhi beragam keperluan, dari makanan, bahan pokok berbagai industri, hingga sumber energi berupa biodiesel dan dapat terus diproduksi.
Selain itu, menurut Tjandra, pekerjaan di bisnis sawit tidak terlalu ngoyo. “Orang seperti saya, kalau nanti sudah mencapai usia 70 atau 80 tahun, berharap masih bisa kerja di kebun dengan santai. Sawit itu sekali tanam, selama 20 tahun tinggal memetik terus. Yang harus dilakukan hanya pemupukan dan perawatan. Nah ini cocok buat orang tua seperti saya. Itu awal mula idenya,” ujar Tjandra.
Awal bisnis ini, pria yang dipercaya menjadi konsul kehormatan Mongolia untuk Surabaya dan Jakarta ini mengambil alih sekitar 4 ribu hektare lahan di Muara Enim dari salah satu rekannya. Muara Enim dinilainya cocok karena syarat untuk tanaman sawit adalah curah hujan di atas 220 mm per tahun dan sinar matahari yang kuat, sehingga yang terbaik adalah di wilayah garis khatulistiwa.
Untuk investasi di bisnis sawit ini, Tjandra harus merogoh kocek hingga Rp 70 miliar ditambah menanggung utang kredit macet perusahaan yang dibelinya itu di BNI sekitar Rp 180 miliar.
Hingga tahun 2003, bisnis sawitnya belum berkembang, bahkan sempat terjadi pencurian pupuk, dan sebagainya.
“Waktu itu saya tidak bisa konsentrasi penuh, karena masih memikirkan soal sepatu yang jumlah karyawannya mencapai ribuan. Padahal karyawan saya sudah banyak yang menyarankan untuk menutup usaha sepatu itu karena rugi terus. Sampai 2003 merugi terus, tiap bulan ruginya berkisar Rp 2-3 miliar,” papar Tjandra.
Sekedar diketahui, sebelum beralih ke bisnis sawit dan turunannya, Tjandra pernah menekuni bisnis sepatu.
Pada tahun 1989, banyak industri sepatu dari Taiwan yang melakukan relokasi karena biaya produksi di sana mahal. Tjandra pun melihat peluang baru di bisnis sepatu. Ia mendapat kontak pengusaha Taiwan yang ingin merelokasi usahanya. “Waktu itu cukup ramai, kami sampai buka dua pabrik. Pabriknya berada di Tambak Sawah Sidoarjo,” ujarnya.
Tjandra mengatakan industri sepatu sedikit berbeda karena sifatnya yang padat karya. Saat itu, cerita pria yang juga besan pengusaha kaya Eddy William Katuari, pihak Taiwan berperan di bidang pengembangan, pemasaran dan penjualan, sedangkan Tjandra di bagian keuangan, manajemen dan produksi. “Produksi paling puncak kami pernah ekspor hingga 2,5 juta pasang per bulan,” ujarnya.
Bisnis sepatu tersebut kian berkembang dan Tjandra menggunakan bendera PT Fortune Mate Indonesia Tbk. (FMII), PT Tong Chuang Indonesia, PT Surya Intrindo Makmur(SIM) dan PT Shoe Link Indonesia. Besarnya kepemilikan Tjandra di perusahaan sepatu tersebut bermacam-macam, mulai 30% hingga 70%.
“Pihak Taiwan menyerahkan semua kepada kami untuk operasional. Kamilah yang paling tahu dan mengerti soal karyawan yang kebanyakan perempuan. Jumlah karyawan kami pernah mencapai puncaknya yakni 30 ribu orang,” katanya.
Sayang, tahun 2003, ia terpaksa menutup usaha sepatunya. Pasalnya, perusahaan Taiwan tersebut memutuskan beralih ke China dan Vietnam karena biaya buruh yang lebih murah. Tjandra pun melihat bisnis sepatu di Indonesia tidak lagi kompetitif karena mahalnya biaya buruh akibat adanya Keputusan Menteri No. 13 tentang Pesangon, yang membuat beban pengusaha semakin berat. Di tahun 2003 itu, Tjandra mem-PHK-kan lebih dari 20 ribu karyawannya dengan pesangon lebih dari Rp 180 miliar. “Kami pikir waktu itu kami ada kas dan jangan sampai kami tetap jalan terus kemudian berada dalam kondisi rugi. Itu malah berisiko. Tanggung jawab kami harus dituntaskan. Begitu pasar mulai merosot dan harga kalah bersaing, kami putuskan untuk berhenti,” tutur Tjandra.
Sejak 2008, semua perusahaan tersebut sudah tidak lagi beroperasi di bisnis sepatu. Dan, setelah tidak lagi menjalankan usaha produksi alas kaki, FMII mengubah bisnis inti ke bidang properti dengan mengakuisisi dua perusahaan real estate, yaitu PT Masterin dan PT Multi Bangun di tahun 2008. Kini, FMII memiliki lahan di sekitar Osowilangun, Benowo seluas sekitar 800 ha, dalam waktu dekat akan dibangun menjadi perumahan dan kawasan komersial.
Selain itu, FMII juga mulai mengerjakan kluster seperti Taman Sari. “Di Lamong Bay, milik Pelindo, jalan menuju pantai berasal dari kami. Rencana kami selanjutnya, tanah di sekitar situ untuk mendukung pelabuhan. Ekspedisi Muatan Kapal Laut, gudang, dan sebagainya,” ujar Tjandra.
Singkat cerita setelah menuntaskan semua kewajibannya pada karyawan, Tjandra pun mulai bisa konsentrasi penuh ke bisnis sawit. Dan, kebetulan di tahun 2003 itu putra sulung Tjandra, Krisna D Ghozali baru kembali dari sekolah di Amerika Serikat. Sebelumnya, sewaktu di AS ia sudah bekerja di Deutschebank, tetapi ingin pulang dan membantu meneruskan usaha ayahnya.
Kepada putranya, Tjandra menceritakan prospek bisnis sawit lebih bagus daripada sepatu. “Sawit tidak dimiliki oleh semua negara. Apalagi di masa mendatang, akan dijadikan sebagai energi alternatif seperti biodiesel dan sebagainya,” kata Tjandra
Ia juga menekankan pada Krisna bisnis sepatu sudah mulai turun dan struktur organisasi di perusahaan sepatu saat itu sudah lengkap. Sementara di kebun sawit, Krisna benar-benar harus berjuang dari bawah.
Dengan gambaran ini, Krisna berani mencoba tantangan baru dengan mengembangkan bisnis sawit ayahnya, tinggal di perkebunan sawit, menanam sawit, dan merangkul semua pihak di sekitar perkebunan. “Setelah satu tahun, dia senang, karena bisa mengembangkan usaha sawit itu. Dalam waktu dua-tiga tahun, dia sudah menguasai medan. Ketika sudah berkembang, kami mulai mengakuisisi perusahaan lain,” tutur Tjandra.
Ke depan, Tjandra mengaku akan fokus di bisnis sawit dan properti, sedangkan bisnis banknya lebih merupakan bisnis pendukung. Sekedar diketahui, di struktur organisasi Bank Yudha Bhakti yang didirikan sejak 1990, Tjandra masih tercatat salah satu pemegang saham bank umum yang termasuk dalam golongan aset Rp 1-10 triliun, dan berasas prudent banking. Menurutnya, Yudha Bhakti selama 1997-2010 mencatatkan prestasi yang gemilang dan membagikan dividen tahunan. Namun, ia menegaskan, tidak pernah menggunakan uang dari Yudha Bhakti untuk mengembangkan usahanya yang lain.
Bagi Tjandra, yang terpenting mampu bangkit dan berjalan lagi setelah tersandung dan jatuh. Pada awal menjalani usaha, karena masih kurang pengalaman dan jejaring, Tjandra pernah mengalami jatuh-bangun bahkan sampai kondisi yang cukup parah, tetapi akhirnya ia mampu bangkit kembali. “Satu-satunya kunci untuk hal itu adalah menyelesaikan semua kewajiban yang ada. Dengan demikan rekan bisnis yakin akan goodwill kami, sehingga dalam waktu yang pendek semua bisa pulih untuk bangkit lagi. Demikian pula dengan kewajiban pada bank, semua kewajiban harus diselesaikan, kami harus bertanggung jawab. Pedoman itu harus dipegang dan dijalankan,” tuturnya menegaskan.
Ia selalu mengutamakan kredibilitas, keterbukaan dan komitmen dalam berbisnis. Dalam budaya Cina, kredibilitas adalah dasar utama dari semua hubungan, termasuk hubungan bisnis. Bila seseorang memiliki kredibilitas yang baik di mata orang lain atau pelaku usaha, akan lebih mudah baginya menjalin hubungan bisnis baru dan mengembangkan bisnis yang sudah ada. Selain itu, keterbukaan dengan rekan bisnis atau calon rekan bisnis juga penting, termasuk kejujuran, serta kewajaran dalam menilai dan memutuskan segala sesuatu. Dan, komitmen pun harus menyertai semua yang sudah diputuskan, yang berarti jika telah berkomitmen harus menjalankan dengan sepenuh hati, tidak menganaktirikan rencana yang sudah tersusun dan fokus pada tujuan yang sudah ditetapkan di awal.
Terasah Sejak Kecil
Tjandra yang juga tak lain adalah kakak kandung Henry J. Gunawan, pemilik PT Surya Inti Permata memang memiliki jiwa kewirausahaan seperti orangtuanya yang perjalanan hidupnya sarat dengan pengalaman dan jatuh-bangun di kancah bisnis.
Ia mengakui, dirinya adalah tipe orang yang tidak bisa diam dan harus selalu ada yang dikerjakan. Setelah dewasa, kebiasaaan itu terarah pada bisnis, dan yang pertama membuatnya tertarik dan terjun ke dunia wirausaha adalah contoh dan didikan orang tuanya.
Ayah Tjandra, Gunawan Poernomo, pernah mendirikan kongsi bisnis gula bernama PT Argad, bersama dengan Irawan, rekanan dari Jakarta. Argad adalah perusahaan yang menjadi anggota sindikasi pengadaan gula di bawah Departemen Perdagangan. Tahun 1969, Tjandra ditunjuk oleh orang tuanya sebagai wakil di perusahaan itu. Saat itu di Indonesia hanya ada 12 anggota sindikasi, dan Irawan adalah orang yang cukup dekat dengan Menteri Perdagangan Soemitro Djojohadikusumo. “Saat itu saya masih belajar. Kami mendapat target mendistribusikan gula 40-60 ribu ton per bulan. Kami distribusikan ke pedagang besar, menengah dan seterusnya. Tapi Argad bubar karena penyaluran gula saat itu diteruskan oleh Bulog,” ujar anak ketiga dari 8 bersaudara ini.
Sebenarnya, Tjandra telah mulai mencari uang sendiri di tahun 1967. Saat itu ia menjalankan usaha fotografi di tempat asalnya, Jember. Setelah penutupan SMP Tiong Hoa, tempatnya bersekolah, Tjandra –yang memang hobi fotografi – berusaha mengisi waktu dan mengambil peluang usaha jasa foto untuk KTP. “Saat itu banyak penduduk yang belum ber-KTP. Mereka harus foto, sementara toko foto belum banyak dan tidak murah, maka saya mengambil kesempatan mencari tambahan uang saku buat membeli peralatan foto yang memang dibutuhkan buat menunjang hobi saya,” cerita ayah tiga anak ini.
Tjandra menjemput bola keliling desa, menghubungi kelurahan untuk mendapat order foto, hingga ia mendapat pesanan menangani 12 desa. “Waktu penyelesaiannya lumayan lama, hampir dua tahun,” kenangnya.
Pria yang hobi olahraga dan membaca ini memulai usahanya sendiri secara resmi dengan mendirikan Express, perusahaan yang membidangi ekspor-impor barang kebutuhan rumah tangga (houseware), seperti panci dan sebagainya dari Taiwan dan Hong Kong tahun 1974. Saat itu Tjandra melihat ada salah satu temannya yang sudah masuk di bisnis ini dan ia pun tertarik bergabung. “Sebenarnya, sejak 1972 saya sudah minta izin orangtua untuk meninggalkan Jakarta karena ingin bikin usaha sendiri. Tapi baru diizinkan pada 1974. Kami coba cari channel di luar, lalu dapat. Merek Maspion dulu memang ada, tapi masih kecil. Lebih banyak yang impor,” ujarnya.
Ia tidak mengambil barang dari China karena saat itu barang dari China masih kalah dibanding Taiwan. Di sinilah jiwa kewirausahaan Tjandra terasah. Dari Surabaya, ia langsung ke Taiwan mencari pemasok. Ini tergolong nekat mengingat dirinya tidak memiliki kenalan dan teman di Taiwan. Sesampainya di hotel, ia mencari nomor kontak pemasok di Yellow Pages lalu dihubunginya nomor demi nomor. “Bahasa yang saya gunakan campuran antara Cina, Inggris dan Kantonis. Dulu di sana, bahasa Cina masih dianggap hina,” kata Tjandra. Setelah sekitar seminggu berada di Taiwan, ia menelepon dan mendatangi para pemasok. Dengan perlahan tetapi pasti, kemudian Tjandra menemukan pemasok yang cocok dalam hal harga dan sesuai dengan kebutuhan. Ia mengaku menjalani bisnis ini hingga 1977.
Selanjutnya, tidak puas hanya dengan trading, Tjandra memulai lagi langkah inovatifnya, masuk ke bidang manufaktur dengan memproduksi kaleng cat. Ia memasok ke Atlantic Paint, Avian, Emco, dan lain-lain.
Berdasarkan pengalamannya ke luar negeri dan berhadapan dengan banyak pedagang lain, Tjandra menjadi tahu soal kualitas mesin dan jumlah modal yang dibutuhkan untuk memproduksi kaleng. Ia pun membeli mesin bekas untuk kebutuhan plong dan tekuk.
Tahun 1980, perusahaannya mulai melakukan modernisasi. Dengan menggunakan bendera Indocan, ia membeli lahan di Surabaya Industrial Estate Rungkut, dan mengimpor mesin dari Taiwan. “Mesinnya merek Ching Ie dan mampu menghasilkan hingga 50 kaleng per menit,” katanya.
Tahun 1981, kembali dilakukan modernisasi dengan mendatangkan mesin dari Jerman, merek Rieckerman, yang mampu memproduksi hingga 200 kaleng per menit. Akhirnya, bisnis kaleng yang ia tekuni mampu memproduksi hingga jutaan kaleng per bulan. Ia juga memiliki lima klien besar untuk produk mur dan bautnya, seperti Grand Master, Rakuda, dan tiga perusahaan lain yang tidak ia sebutkan namanya.
Menurut Tjandra, semua detail mengenai operasional bisnis tersebut ia pelajari dari lapangan. “Jika kami ikut dalam operasional, kami akan tahu masalahnya, penyakitnya, dan sekaligus cara menanganinya. Semua itu dari pengalaman di lapangan,” ujarnya lugas.
Dalam hal permodalan, ia menggunakan dana dari koceknya sendiri dan keuntungan yang ia peroleh dari bisnis sebelumnya, serta pinjaman bank. Tjandra tidak meminta bantuan modal dari orang tua ataupun memanfaatkan jejaring yang ia miliki saat bekerja di perusahaan ayahnya.
Usia yang masih muda saat itu membuat Tjandra ingin mencoba berbagai peluang bisnis. Begitu melihat peluang yang lebih baik, ia segera mencobanya. Ia pun beralih ke bisnis manufaktur mur baut di tahun 1982, serta karung plastik anyaman atau sak, yang biasa digunakan untuk kemasan pupuk di tahun 1983. Sementara bisnis kaleng Indocan dilanjutkan oleh adiknya. Ia memproduksi mur baut untuk industry pendukung. Peluang ini ada, karena biasanya pabrik harus mengimpor dengan kuantitas dan syarat tertentu, dan ada masalah delivery time yang membuat waktu kedatangan produk mur baut tidak tentu.
Ia mengimpor mesin untuk memproduksi mur baut dari Taiwan. Tjandra tidak ingat nilai investasinya, yang pasti lebih mahal dibanding mesin kaleng. Adapun mesin produksi karung plastik ia datangkan dari Jepang. Ia juga mengimpor biji plastik dari Jepang. Tjandra memasok karung plastik ke Petrokimia dan Pusri.

Senin, 01 Agustus 2011

Kisah Sukses Trihatma Kusuma Haliman

Trihatma Kusuma Haliman
Trihatma Kusuma Haliman adalah generasi kedua keluarga Haliman, pendiri Podomoro Group. Ayahnya, Anton Haliman, membangun antara lain perumahan Simprug dan Sunter Podomoro. Setelah Trihatma mengendalikan perusahaan ini, di tangan Trihatma lah, Agung Podomoro berkembang menjadi perusahaan pengembang terkemuka di Indonesia.
Saya punya motto, living in harmony and peaceful mind. Orang mau ribut-ribut, saya cuek saja. Mitra usaha saya banyak. Di Senayan City saja, mitra saya ada sebelas orang. So far, kami tidak ribut-ribut.
Agung Podomoro kini sudah dan sedang membangun 59 proyek properti, mulai dari properti untuk masyarakat menengah bawah, menengah, dan menengah atas. Semua segmen pasar dimasuki Agung Podomoro.
Lahir di Jakarta, 6 Januari 1952, Trihatma Kusuma Haliman sempat mengenyam pendidikan di Jerman 1970-1973. Namun sang ayah memanggilnya pulang ke Indonesia untuk membantu mengelola perusahaan properti. “Jadilah saya lulusan universitas APG,” seloroh Trihatma Kusuma Haliman dalam percakapan dengan Kompas.com di Central Park Jakarta, Selasa (22/3/11) sore.
Berikut ini bagian kedua wawancara eksklusif dengan Trihatma Kusuma Haliman, Presiden Direktur Agung Podomoro Land (APL) oleh Robert Adhi Kusumaputra dari Kompas.com selama 100 menit.
Apakah Agung Podomoro melakukan ekspansi ke luar Jakarta?
Beberapa kota di luar Jakarta yang punya potensi bagus adalah Bandung, Makassar, Balikpapan, Samarinda. Kami akan berekspansi ke sana. Jadi Agung Podomoro Land akan ke kota-kota tersebut.
Agung Podomoro Land juga masuk ke Karawang, Jawa Barat. Mengapa Karawang? Kota ini kota lama, di mana cukup banyak orang berada di sekitar Karawang. Banyak petani kaya, tapi kotanya begitu-begitu saja. Ada staf saya yang menjadi tokoh masyarakat di sana bilang pada saya, ada proyek properti yang macet dan disita bank. Saya cek ke sana, ternyata lokasi proyek dekat dengan kota. Proyek itu sudah tidak terurus. Dua bulan lalu kami membeli murah proyek seluas 40 hektar itu. Kami langsung tancap bendera Agung Podomoro, tak lama harga tanah di sana sudah naik tiga kali lipat. Kami bangun perumahan (landed houses).
Kami sepertinya tukang reparasi ya…Seperti juga proyek Senayan City dan Plaza Semanggi, sebelumnya proyek macet. Tapi setelah kami masuk dan kami benahi, Senayan City dan Plaza Semanggi sudah bagus. Plaza Semanggi saya jual ke Lippo karena harganya bagus.
Mengapa saya jual? Saya tidak jatuh cinta pada properti saya. Tapi saya lebih cinta pada keluarga saya. Ha-ha-ha.
Apa yang membuat Pak Trihatma sukses mereparasi proyek-proyek macet?
Saya punya motto, living in harmony and peaceful mind. Orang mau ribut-ribut, saya cuek saja. Mitra usaha saya banyak. Di Senayan City saja, mitra saya ada sebelas orang. So far, kami tidak ribut-ribut.
Saya ambil sisi positifnya saja bahwa banyak mitra artinya sinergi menjadi kuat. Kalau kita hidup dalam harmoni, kita bisa memecahkan persoalan lebih mudah. Peaceful of mind. Ini kunci menjadi besar. Kalau sering berantem, energi malah cepat habis.
Bagaimana Pak Trihatma yakin bisa sukses membangun proyek properti seperti Senayan City di seberang Plaza Senayan yang sudah ada, atau proyek Podomoro City di sebelah Mal Taman Anggrek yang sudah lama ada?
Benar, Senayan City ada di seberang Plaza Senayan, Podomoro City ada di sebelah Mal Taman Anggrek. Mengapa bisa yakin sukses? Saya berpikir keduanya bisa saling melengkapi. Plaza Senayan, mal yang sudah lama dibangun, tak bisa sendirian tumbuh. Kehadiran Senayan City malah membawa tambahan magnet bagi orang datang ke satu kawasan di Senayan.
Saya sedang mengusulkan antara Senayan City dan Plaza Senayan bisa terhubung dengan tunnel, terowongan bawah tanah. Bahkan tunnel ini bisa bersambung ke kawasan SCBD, sehingga akan dapat mengurangi lalu lintas kendaraan. Ini akan membuat gaya hidup sehat dengan berjalan kaki makin meluas.
Menurut Pak Trihatma, bagaimana prospek properti di Indonesia saat ini dan tahun mendatang?
Dengan populasi Indonesia 200-an juta, pasar properti di Indonesia sangat besar. The Greater Jakarta , Jakarta plus Jabodetabek sudah 30 juta penduduk. Ini potensi pasar yang luar biasa, tapi suplai masih terbatas.
http://www.tebarilmu.com/?m=&id=admin
 Middle class (kelas menengah) saat ini tumbuh sangat cepat. Jadi saya sangat optimistis sektor properti juga tumbuh cepat.
Membangun rumah bagi kami adalah ibadah. Kalau bisa menyediakan tempat tinggal dengan harga terjangkau dan bisa dibeli masyarakat luas, kan pahalanya besar. Kami dapat untung, memang iya, tapi bukan berarti mengambil sangat banyak. Margin keuntungan memang sedikit tapi jika volumenya besar, toh jumlahnya besar juga.
Segmen pasar high-rise Agung Podomoro Land beragam, mulai dari middle low, middle, sampai middle up dengan harga maksimal Rp 9 miliar per unit. Masing-masing ada pangsa pasar tersendiri.
Kami harus tahu keinginan konsumen. Seperti halnya fashion yang selalu berganti-ganti, kecenderungan tren properti juga demikian. Sekarang kebutuhan konsumen adalah properti hijau. Jadi di Podomoro City, kami bangun taman seluas 1,5 hektar untuk outdoor sitting. Luas ruang terbuka hijau total 4 hektar. Ini sangat dibutuhkan agar penghuni bisa bersosialisasi, bermain, bersantai sehingga tidak stres.
Di lingkungan GreenBay Pluit, kami menyediakan botanical garden seluas 3 hektar. Respon konsumen sangat bagus, Dari 10.000 unit apartemen GreenBay yang kami pasarkan, sudah terjual 4.000 unit dalam satu tahun. Jadi mereka melihat green property yang ada di sana. Juga ada mal di tepi laut dengan dermaga. Ini punya nilai jual yang tinggi sehingga banyak orang membeli apartemen GreenBay. Ini cash flow buat kami.
Dalam operasional Agung Podomoro Land, apakah Pak Trihatma melibatkan putra putri dalam perusahaan ini?
Ada satu putra yang ikut saya. Namanya Putra Haliman, usianya 24 tahun. Sekarang dia dalam proses belajar. Dan karena dasar pendidikannya sudah baik, dia cepat sekali belajar. Putra belajar finance di University of Southern California (USC), Amerika Serikat. Jadi soal keuangan, dia jadi penasihat saya.
Ayah saya, Pak Anton Haliman selalu bilang pada saya, ibaratnya seperti burung, secara alamiah pasti bisa terbang. Kalau sayap sudah keras, pasti bisa terbang. Anak saya juga demikian. Secara alamiah, dia bisa dan butuh panduan. Tapi kalau tak berani terbang, burung itu akan jatuh.
Sebagai orangtua, saya membimbing dia agar punya keberanian dan pengalaman. Pengalaman itu sangat penting karena tidak diajarkan di sekolah. Saya masukkan anak saya ke Ring 1, bergaul dengan senior-senior. Dia ikut roadhow, IPO.
Dia belajar dari dasar, dan tidak manja. Saya mau kasih mobil baru, dia tidak mau. Biasanya orang Asia terlalu manja pada anak. Tapi saya bersyukur anak saya tidak mau dimanja. Putri saya, Rosa, misalnya mau naik bus waktu kuliah di Amerika. Ini latihan bagi dia agar tahu hidup bermasyarakat. Dia tetap naik VW lama meski saya mau belikan yang baru, dia tidak mau.
Orangtua saya mendidik kami dengan disiplin dan punya dedikasi pada anak-anak. Meski orangtua kami orang kaya dan berada, tapi hidup sangat sederhana. Saya sudah terbiasa hidup seperti itu. Anak-anak saya mengadopsi sikap hidup seperti itu. Dan saya bangga pada mereka berdua.
Bagaimana Anda mempersiapkan perusahaan ini agar tetap hidup 100 tahun, bahkan 1.000 tahun lagi?
Yang terutama adalah sumber daya manusia berkualitas, quality of people. Ini semua diharapkan oleh semua orang, termasuk mitra. Kalau semua pegang komitmen, semua menjalakan perusahaan ini secara profesional.
Kalau anak saya mampu masuk di Ring 1, silakan dia masuk. Tapi para profesional terus bekerja dalam perusahaan ini. Siapapun yang memimpin perusahaan ini, tak masalah, asal bisa berkembang secara profesional. Jadi tak ada sentimen keluarga. Kalau kapabel, silakan. Banyak investor juga mengharapkan anak saya meneruskan usaha ini.
Ketika saya ikut ayah saya mengelola usaha properti ini, saya 13 tahun belajar dahulu. Pada usia 30 tahun, saya merasa siap, saya ambil Indovica dan mengembangkan Agung Podomoro. Jadi pengalaman selama 13 tahun itu cukup lama. Mudah-mudahan anak sekarang bisa lebih cepat belajar.
Saya paham bahwa tidak selalu mudah mengajarkan anak-anak. Ini soal intuisi bisnis. Misalnya saya bawa anak-anak saya ke calon lokasi GreenBay yang awalnya sangat kumuh dan berupa rawa-rawa. Mereka tanya pada saya, ‘papi, kok ambil tanah ini?’. Mata saya dengan mata mereka berbeda. Saya bilang, jangann lihat kondisi sekarang yang kumuh. Tapi bayangkan jika GreenBay sudah jadi.
Kondisinya sama dengan Podomoro City yang awalnya tanah kosong dan rawa. Tapi setelah Anda lihat, Podomoro City sekarang pasti sangat berbeda dengan tahun-tahun lalu.
Sekarang saya bangun Podomoro City segede gajah. Bangunannya seluas 600.000 meter persegi sampai 1 juta meter persegi. Untuk membangun superblok seluas itu, dibutuhkan panduan. Kalau nanggung, bisa gagal. Jadi saya bilang sama semua staf saya bahwa kita harus total football dan all out. Kita harus fokus, konsentrasi menyelesaikan proyek ini, dan punya manajemen yang solid. Kita harus bisa mewujudkan mimpi menjadi kenyataan. Dan nyatanya mimpi itu pelan-pelan terwujud.
Dari mana duit untuk membangun proyek-proyek ini, Pak Tri?
Duit dari mana? Kalau memang sudah punya niat untuk berhasil, saya yakin bisa. Jadi kuncinya, trust, kepercayaan. Dalam kondisi krisis global, Agung Podomoro Land tetap menyelesaikan proyek dan tidak menghentikannya.
Jadi aset-aset kami yang bisa dilepas, kami lepas. Janganlah ingin semua dipegang. Jadi kami lepas dua-tiga proyek, tapi dua proyek lain berjalan cepat. Jadi dalam kondisi sulit, krisis global, kami melepas tiga proyek lain, tapi mampu menyelesaikan dua proyek lain.
Ini komitmen kami pada tenant, pada konsumen. Nama harus terjaga baik. Toh kalau punya uang, kami bisa beli lagi proyek-proyek yang dilepas itu. Namun cash tetap menjadi raja, bukan landbank yang luas. Jadi dari hasil penjualan proyek yang dilepas, kami dapat Rp 3,2 triliun. Kami bisa menyelesaikan proyek Podomoro City dan Kuningan City tepat waktu.
Kami beruntung memiliki sumber daya manusia berkualitas, quality of people yang bagus. Kami juga memiliki landbank yang bagus untuk proyek-proyek masa depan Agung Podomoro.
Saya masih punya mimpi besar, yang kalau diwujudkan, akan membuat Agung Podomoro Land makin menjadi raksasa properti di Indonesia.
Kalau Anda tanya, di mana landbank Agung Podomoro? Saya tak perlu khawatir soal landbank. Jakarta masih luas. Apalagi Bodetabek. Masih banyak kantong yang bisa dibangun untuk proyek properti selanjutnya di The Greater Jakarta dan pantua Jawa. Setiap hari, banyak mitra yang menawarkan lahannya untuk dibangun oleh APL.
Berapa proyek properti yang ditangani Agung Podomoro Land sampai saat ini?
Pertama, Podomoro City, superblok seluas 21 hektar di Jakarta Barat dengan 11 menara apartemen, 85 ruko, 216 ruang perkantoran, sebuah mal eksklusif, hotel bintang lima Pullman yang dikelola Accor dengan 370 kamar. Podomoro City mendapat pemghargaan sebagai The Best Superblock and High Rise Residence dari Majalah Property and Bank tahun 2009 dan The Best Superblock Concept and Well Integrated Mixed Use Development dari media yang sama tahun 2010.
Kedua, GreenBay Pluit, superblok di lahan seluas 12 hektar di tepi pantai utara Jakarta. Superblok ini meliputi 12 menara apartemen, satu shopping arcade, dan satu pusat perbelanjaan, dengan 3,5 hektar botanical garden.Pusat makanan akan buka selama 24 jam. Ketiga, Senayan City, salah satu mal yang sering dikunjungi dan populer saat musim midnight sale. Superblok Senayan City selain mal, juga dua menara perkantoran modern dan satu menara apartemen mewah. Keempat, Lindeteves Trade Center di Glodok, Jakarta Barat, yang memiliki dua penyewa utama, yaitu Giant dan Sun City.
Kelima, rusunami Gading Nias Residences di Jakarta Utara. Keenam, Kuningan City di Jakarta Selatan. Ketujuh, The Lavande di lahan seluas 1,1 hektar dengan 746 unit apartemen. Kedelapan, superblok Festival Citilink Bandung di lahan seluas 3 hektar, meliputi mal, hotel bintang tiga, satu kondotel dan satu ruang konvensi. Tiga proyek terbaru pasca-IPO adalah Green Lake Sunter, Green Permata Pos Pengumben dan Green Taruma.
China, termasuk Hong Kong, saat ini mengalami “bubble” dalam industri properti. Harga apartemen selangit sehingga rakyat di sana tak mampu membelinya. Menurut Pak trihatma, langkah apa yang harus dilakukan pemerintah agar “bubble” tidak terjadi di Indonesia?
Yang saya tahu, Pemerintah China terus berusaha untuk mendinginkan pasar properti agar tidak terjadi “bubble”. Di Indonesia, memang sempat dikhawatirkan jika orang asing diizinkan membeli properti di sini, harga rumah akan melambung tinggi.
Tapi sebagai pengembang, kami harus bisa mengukur daya beli masyarakat Indonesia. Membangun apartemen jangan hanya untuk kelas atas, tapi juga untuk masyarakat menengah dan menengah bawah. Buktinya kami bisa menjual 60.000-an unit apartemen, sold out, habis, tak pernah ada stok tersisa.
Jadi kalau pengembang membangun hunian dengan harga terjangkau, pasti laris. Sasaran kami bukan investor atau spekulan, tapi end-user. Nah, bubble terjadi karena banyak spekulan yang membeli lalu menggorengnya dengan harga lebih mahal.
Jadi pemerintah harus melanjutkan kebijakan rusunami karena pembelinya sebagian besar end-user. Lihat saja contoh Kalibata City dengan 12.000 unit rusunami. Laris manis.
Jadi kita tidak perlu takut terjadi bubble. Saya kira pengembang Indonesia masih punya moral. Pengembang membangun hunian yang bisa dijangkau dan dibeli sebagian besar masyarakat, selain hunian high-end. Dan Agung Podomoro Land membangun dan memasarkan hunian segala lapisan, tetap laris, laku keras. Kewajiban pengembang, membantu masyarakat menengah bawah.
Apa filosofi hidup Pak Trihatma?
Filosofi hidup saya very simple. Yang penting how to make everybody happy. Membuat mitra saya senang. Jadi living on harmony and peaceful. Kalau itu dilakukan, pasti hidup kita sukses. Karena dalam jiwa yang sehat, terdapat tubuh yang sehat, dan jika tubuh kita sehat, ide-ide cemerlang akan muncul. Harmonisasi ini sangat penting karena jika kita hidup harmonis, akan bisa melahirkan konsep yang besar.
Kita makan cukup dengan satu piring nasi, tapi kita bisa memberikan banyak lapangan kerja. Di Senayan City misalnya, ada 250 karyawan tetap, namun jumlah orang yang hidup dari sana bisa mencapai 5.000 orang. Saya puas bisa menciptakan banyak lapangan kerja yang banyak. Ini menimbulkan rasa percaya diri dan keyakinan untuk meneruskan proyek lainnya.
Agung Podomoro Land berencana membangun universitas. Apa pertimbangannya?
Ini baru exercise. Universitas dibutuhkan karena kami berpikir jauh ke depan. Kami ingin anak-anak kita mendapatkan pendidikan di dalam negeri yang berkualitas. Kita mampu membuat universitas yang baik di dalam negeri. Kita belajar sistem dari luar negeri dan kita mengelola sistem itu. Saya berpikir ke arah sana. Karena apa? Karena anak-anak Indonesia yang belajar di luar negeri, setelah pulang ke Indonesia, kulturnya sudah beda. Ketemu keluarga seperti orang asing. Padahal nilai-nilai Asia harus tetap dijaga dan dipelihara. Jika sistem di luar negeri maju dan bagus, mengapa tidak dibawa ke dalam negeri saja, ke Indonesia, agar nilai-nilai Indonesia tetap ada.
Selain itu, kami membutuhkan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas. Masak mencari manajer mal harus orang Malaysia, orang Australia? Masak mencari ahli kelistrikan harus orang Filipina? Mengapa tak ada orang Indonesia sendiri yang mengelola mal kita? Jadi menciptakan SDM berkualitas itu sangat penting.




******************************
Terimakasih Atas Kunjungan Anda
http://kisah-orangsukses.blogspot.com/search/label/Buku
Semoga Artikel Ini Bermanfaat
kisah-orangsukses.blogspot




Sumber:
Kompas.com

Minggu, 24 Juli 2011

Kisah Sukses Aburizal Bakrie


Pengusaha Aburizal Bakrie semakin kaya. Menko Kesra ini disebut sebagai orang terkaya se Asia Tenggara. Dia pengusaha yang terbilang paling gemilang pada sepuluh tahun reformasi di Indonesia. Selain bisa keluar dari krisis ekonomi yang mengancam perusahaannya Bakrie Grup, malah menduduki posisi penting di pemerintahan dan dalam tempo singkat semakin kaya.

Politisi Partai Golkar ini, sempat menjabat Menteri Koordinator Perekonomian sebelum menjabat Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) Kabinet Indonesia Bersatu.

Mantan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (1999-2004) ini memang telah lama dikenal sebagai pengusaha yang cukup sukses, mewarisi kekayaan ayahnya. Tak heran, bila kini, Ical – demikian ia biasa disapa – disebut-sebut sebagai orang terkaya di Indonesia. Bahkan, Globe Asia, majalah ekonomi lokal berbahasa Inggris, menobatkan lelaki kelahiran Jakarta, 15 November 1946 itu sebagai orang terkaya se-Asia Tenggara. Kabarnya, kekayaan Ical mencapai 9,2 miliar dolar AS atau sekitar Rp 84,6 triliun.


Melimpah ruahnya kekayaan Ical, tentu tidak dikaitkan karena dirinya sebagai pejabat negara (Menko Kesra). Melainkan, karena ia adalah seorang pengusaha. Walaupun memang, semenjak menjadi menteri, penikmat lagu romantis ini tidak lagi terjun langsung dalam mengelola bisnis-bisnisnya. Tapi, Ical sudah mempersiapkan penggantinya.


“Itu semua sudah ada yang ngurus,” katanya sebagaimana dikutip Indo Pos (8/11/08). Namun, bukankah kapasitasnya sebagai pejabat tinggi negara bisa berpengaruh dalam memuluskan target-target bisnis-bisnisnya? “Saya akan bersikap profesional. Kepentingan negara tetap saya utamakan,” tambah Ical.

Menurut Globe Asia, dengan jumlah kekayaan sebanyak itu, berarti kekayaan mantan anggota MPR RI (1993-1998) ini lebih “wah” dibandingkan dengan harta kekayaan Robert Kuok (orang terkaya di Malaysia - memiliki 7,6 miliar dolar AS), Teng Fong (terkaya di Singapura - memiliki 6,7 miliar dolar AS), Chaleo Yoovidya (terkaya di Thailand - memiliki 3,5 miliar dolar AS), dan Jaime Zobel de Ayala (terkaya di Filipina – memiliki 2 miliar dolar AS).Dari manakah Ical memiliki kekayaan yang melimpah ruah?


Di bawah grup perusahaan Bakrie yang dipimpinnya, Ical mempunyai beragam bidang usaha: pertambangan batubara, perkebunan, minyak, properti, telekomunikasi, dan media massa. Di tahun 2008 ini saja, kabarnya, perusahaannya mendulang keuntungan yang tidak sedikit dari melonjaknya harga energi dan komoditas.


Mantan Presiden of Asean Chamber of Commerce & Industry ini, memang masih menghadapi masalah dengan salah satu perusahaannya (PT Lapindo Brantas) terkait meluapnya lumpur panas di Sidoarjo, Jawa Timur. Namun, hal tersebut tidak membuat bisnis yang dijalankan keluarga Bakrie terhenti. Tampaknya, grup perusahaan Bakrie terlalu tangguh untuk bisa dilumpuhkan hanya dengan semburan lumpur panas. Dengan gagah, grup perusahaan Bakrie tetap melangkah, maju ke depan.


Menurut publisher Globe Asia Tanri Abeng, alumni ITB itu berhasil meraih kekayaan yang melimpah berkat strategi bisnis yang diterapkannya. Dengan kepiawaiannya mengelola aset yang dimiliki perusahaan, termasuk melalui modal pinjaman, Ical mampu membangun usaha demi usaha hingga bisnisnya menggurita.


"Jadi, kalau dia awalnya punya aset 100, dijadikan jaminan untuk meminjam 400. Tapi, hasil dari 400 itu untungnya sangat besar. Itu yang digunakan untuk membayar," ujarnya.


Tanri, mantan manejer satu milyar Bakrie Grup mengakui, dirinya sama sekali tidak merasa heran melihat keberhasilan Ical menjadi orang terkaya di Indonesia bahkan di Asia Tenggara. Pasalnya, mantan Menko Perekonomian itu sangat lihai dalam melihat peluang investasi di Indonesia dan pandai dalam itung-itungan bisnis. "Dia itu pintar sekali itung-itungannya," puji Tanri.

Boleh Berbangga
Aburizal Bakrie boleh berbangga dengan penobatan dirinya sebagai orang terkaya di Indonesia dan se-Asia Tenggara. Tapi, yang menjadi kebanggaan itu sejatinya bukanlah semata-mata terletak dari besarnya kekayaan yang dimiliki. Melainkan, lebih kepada prestasi dalam membangun serta memajukan beragam bidang usaha.

Sebab, dengan begitu, berarti ia dan keluarganya telah menunjukan peran yang cukup besar dalam memajukan roda perekonomian nasional, khususnya menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat.


Kalaulah kebanggaan itu hanya karena banyaknya kekayaan yang dimiliki, barangkali, seorang koruptorlah yang paling “pantas” merasakan kebanggaan tersebut. Pasalnya, ia memang hanya memikirkan dirinya. Dia, bagai benalu yang sama sekali tidak memberi manfaat. Malah, menimbulkan mudharat.


Sungguh, tidak ada yang salah menjadi orang terkaya selama ditempuh dengan cara-cara yang elegan. Apalagi, kedudukan menjadi orang terkaya itu tercapai melalui upaya yang profesional, serta berdampak pada manfaat yang bisa dirasakan orang banyak. Bukan malah sebaliknya. (Spn)

Trade Mark Kadin, Masih Melekat
Sebelum menjabat menteri, Aburizal Bakrie atau Ical, adalah trade mark-nya Kadin. Sebutan itu bukan tidak beralasan. Pasalnya, selama sepuluh tahun (1994-2004) ia dipercaya memimpin induk organisasi industri dan perdagangan itu. Seiring dengan itu pula namanya kian dikenal sebagai salah seorang pengusaha nasional terkemuka.


Selama menduduki Ketua Umum Kadin, Ical telah berhasil menjadikan Kadin sebagai organisasi yang sangat penting dalam mempengaruhi kebijakan pemerintah. Lebih dari itu, Kadin pun telah menunjukan kontribusi dan partisifasi konkret dan langsung menyentuh masyakat ketika misalnya terkait berbagai kasus penyelundupan gula, kayu, beras yang saat itu marak terjadi. Kadin, “menggandeng” pemerintah guna mengatasi masalah tersebut.


Reputasi Ical sebagai bos besar Kadin dan pengusaha yang cukup sukses, kiranya menjadi pertimbangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk mengangkatnya sebagai Menko Perekonimian. Namun, saat terjadi perombakan kabinet, Ical kemudian ditempatkan menjadi menteri yang tidak kalah pentingnya: Menko Kesra (sampai sekarang).


Ketika pertama kali dipanggil SBY terkait rencana pengangkatannya sebagai menteri, Ical, telah mengungkapkan berbagai langkah ekonomi yang harus dilakukan pemerintah dengan cepat. Tujuannya, kata dia, agar dunia usaha sebagai penopang ekonomi bisa tumbuh dengan baik.


Pengangkatan Ical sebagai menteri waktu itu sempat menimbulkan pro dan kontra. Namun baginya, reaksi seperti itu adalah wajar dan demokratis. Penggiat olahraga ini sempat menegaskan, dirinya akan berjalan dan bertindak sesuai kapasitasnya sebagai seorang menteri.


Memang, kini Aburizal Bakrie atau Ical sudah tidak lagi menjadi Ketua Umum Kadin. Ia telah menjadi seorang menteri. Namun, rasa-rasanya, nama besarnya itu masih tidak terpisahkan dari sejarahnya di Kadin. Jadi, orang terkaya di Indonesia dan Asia Tenggara itu adalah Aburizal Bakrie, mantan Ketua Umum Kadin itu lho.






Sabtu, 09 Juli 2011

katak dalam sumur


Dahulu kala, di sebuah sumur yang dangkal, hiduplah seekor katak. Setiap hari ia hidup nyaman, santai dan merasa ia benar-benar sangat beruntung. Suatu hari di jalan lewatlah seekor kura-kura, dan katak ini menyapanya dengan gembira, mengajaknya untuk bertamu ke rumahnya. Katak itu berkata, “Saya bisa bermain-main yang saya suka, ketika lelah beristirahat di sebuah lubang di dinding sumur. Disini ada udang kecil dan serangga untuk dimakan, ayo lihatlah sumurku, ini adalah surga saya di muka bumi.”

Mendengar cerita ini, kura-kura sangat ingin untuk pergi dan melihat tempat yang sepertinya sangat indah itu. Tapi saat sampai, ia terlalu gemuk, dan tidak bisa masuk ke dalam lubang sumur. Sambil mendesah ia berkata kepada katak cerita tentang laut,

"Laut, apakah kamu pernah melihat laut? Laut adalah hamparan besar biru. Kita bisa berenang menuju tempat-tempat jauh yang belum pernah anda bayangkan, kita bisa berenang ke bawah namun tidak pernah mencapai bagian paling dasarnya. Laut sangat dalam dan besar. Hanya ketika kita berada di laut dapat kita benar-benar merasa benar-benar bebas dan bahagia. " Katak mendengar ini tercengang. Dia begitu terkejut ia hanya bisa menatap dari kejauhan dengan matanya yang membesar.

Jadi adik-adik, kita harus memiliki visi hidup yang luas dan besar, tidak memiliki visi hidup seperti katak dalam sumur, hanya melihat surga kecilnya saja di muka bumi. Orang yang memiliki pikiran luas, siap menghadapi tantangan, rajin belajar dan selalu mengembangkan diri untuk maju.

Jumat, 08 Juli 2011

Serigala tanpa kaki

Ada seseorang melihat ada seekor serigala tanpa kaki. Walaupun serigala ini tidak mempunyai kaki, tetapi kelihatan serigala ini sangat gemuk dan sehat, kelihatannya dia tidak kekurangan makanan. Dia merasa sangat heran :”seekor srigala tanpa kaki bagaimana dapat hidup dihutan belantara dan memburu mangsa untuk makanannya? Pada saat ini, dia melihat seekor singa menggigit seekor rusa. Dengan sangat rakus dan tergesa-gesa singa ini mengerogoti mangsanya, lalu setelah perutnya kenyang, berlalu dari tempat itu: lalu baru kemudian serigala ini memakan remah-remah daging rusa yang ditinggalkan singa itu, dengan demikian dia mengisi perutnya sampai kenyang.

Keesokan harinya, kejadian ini berulang kembali. Rupanya setiap hari srigala ini mempertahankan hidupnya dari bekas sisa-sisa makanan singa. Ketika orang ini melihat kejadian ini, merasa Tuhan sangat adil dan berbelas kasih, terhadap seekor srigala tanpa kaki saja sudah diatur santapan yang dapat mengenyangkan perut setiap hari, sedangkan saya hanya dengan percaya kepada Tuhan, bergantung kepada Tuhan yang menciptakan segala yang ada didalam alam semesta ini pasti tidak akan kekurangan makanan dan minuman. Oleh sebab itu, mulai saat ini orang tersebut tidak mengerjakan pekerjaan apapun lagi, seperti ratu semut dengan begong dia diam saja tidak bekerja, menunggu Tuhan memberi dia makan.

Sesudah beberapa hari berlalu, Tuhan tidak memberi dia sebutir beras, teman dan saudaranya juga tidak datang menanyakan keadaannya, akhirnya dia menjadi kurus kering, pada saat dia merasa sangat lapar, dari arah dinding dia mendengar sebuah suara yang berkata :”Manusia! Engkau seharusnya seperti seekor singa itu menyisakan makanan untuk orang lain, kenapa harus sama dengan srigala yang tergantung kepada orang lain, menunggu belas kasihan orang lain memakan sisa makanan dari orang lain,? Selagi muda mempunyai tenaga harus bekerja dengan giat mencari makan dan membagi kepada orang lain, jangan hanya bermalas-malas menunggu belas kasihan dari orang lain, orang bijak harus giat bekerja untuk menghidupkan diri sendiri dengan begitu kehidupan yang dijalani akan berarti, hanya orang bodoh yang menunggu belas kasihan dan pemberian orang lain untuk kelangsungan hidupnya membuat dia menjadi orang yang tidak berguna dan diremehkan orang lain.















erabaru.net

Rabu, 29 Juni 2011

si jagung sehat


Di sebuah ladang jagung sedang diadakan kontes pemilihan jagung tersehat, semua berkumpul sibuk menentukan pilihannya masing-masing, “Satu....satu, aku pilih yang nomer satu”, “Tiga, . . .tiga. . yang nomer tiga baru ada perawakan raja”, jagung lainnya berkata, “Alaa..kita khan bukan sedang memilih raja”. Yang lainnya juga tidak mau kalah, “Lima…nomer lima , lihat bijinya berisi padat dan sehat itu adalah jagung yang paling hebat!” Suasana sangat ramai. Juri mulai menghitung dan mencatat hasilnya di papan. Para jagung menunggu dengan tegang, ingin jagoannya menang. Suasana makin ramai hingga ketua juri menenangkan mereka, “Perhatian, perhatian, terima kasih kalian telah mengikuti perlombaan pemilihan jagung sehat pada tahun ini. Juara akan diumumkan sebentar lagi, para hadirin diharap tenang!”

Para kontestan yang berada di panggung juga cukup tegang apalagi ketika lampu sorot di arahkan ke mereka secara bergantian, “Juara lomba jagung sehat pada tahun ini adalah . . . . nomer lima!!” Lampu sorot berhenti di nomer lima, penonton lantas bersorak, “Hore!! Hore! Hebat yah!” Ketua Juri menyerahkan piala kepada nomer lima berkata, “Nomer lima, anda layak terpilih jadi juara jagung sehat dari 300 peserta, semoga anda bisa memecahkan rekor dan mendapat harga jual tinggi, serta bisa menguntung nenek tani lebih banyak.” Para hadirin pun memberikan tepuk tangan.

Seketika Jagung sehat ini pun menjadi idola, dimanapun berada selalu menjadi pusat perhatian. Para tetangga berkata “Wah, bisa jadi tetangga sang juara, sungguh membanggakan.” Beginilah si Jagung sehat menjadi terkenal, dan dia juga dengan ramah menyapa semuanya. “Sstt, nenek tani datang, lihat tangannya membawa apa?” kata Jagung jambul. Jagung pendek menyahut, “Keranjang, hari ini adalah saat memetik jagung.” Kemudian para jagung menyiapkan diri sebaik mungkin agar dipetik oleh nenek tani. Setelah mendekat, nenek tani bergumam,“Hhmm kali ini kelihatannya jagung-jagung tumbuhnya sangat sehat.” Tak lama kemudian nenek tani membawa pergi sekeranjang penuh jagung. Tapi si Jagung sehat tidak dipetik, tentu para jagung keheranan, “Hei, mengapa nenek tidak memetik jagung yang paling baik?” Melihat wajah sedih Jagung sehat, yang lainnya menghibur, “Ah mungkin nenek tani tidak melihat jagung yang baik ini.” Keesokan hari, nenek tani datang lagi ke ladang, tetapi dia tetap tidak memetik jagung yang sehat itu. Para jagung tambah heran, “Kali ini nenek tani kenapa lagi?” si jambul ikut menghibur, “Besok, besok, saya tebak nenek tani pasti akan membawa jagung yang sehat ini.” Hari demi hari, di ladang jagung hanya tersisa si Jagung sehat itu, jagung yang semula padat berisi dan sehat telah berubah menjadi kering, menyusut dan keras. Si jagung pun menangis, ”Mengapa nenek tani tidak mau mengambil aku, bukankah aku adalah jagung yang paling sehat? Sekarang matahari telah membuatku jadi kering, susut dan keras, kelihatannya aku akan membusuk…hik..hik.”

Keesokan harinya, nenek tani datang lagi ke ladang dan berkata, “Ini adalah jagung yang benar-benar susah didapat, sudah besar cantik lagi, mengunakannya sebagai benih bibit unggul maka tahun depan seluruh ladang ini akan dipenuhi jagung hebat seperti dia. Sungguh luar biasa!” Mendengar itu si Jagung sangat terharu. Nenek tani lalu memetiknya dengan hati-hati dan tersenyum puas…

Setiap makhluk hidup yang dilahirkan didunia ini mempunyai talenta dan keunikannya masing-masing. Apa yang diberikan alam kepada diri kita pastilah ada maksud dan tujuannya. Karena itu selalu bersyukur atas segala pemberian Tuhan, itu yang paling utama.

keledai dan pemiliknya


Seekor keledai dituntun oleh pemiliknya melewati sebuah jalan yang sempit di pinggiran jurang. Sang Keledai tiba-tiba memutuskan untuk tidak memperdulikan tuntunan dari pemiliknya dan mencoba untuk memilih jalan yang diinginkannya. Dia bisa melihat jalan yang ada di bawah jurang, dan berpikir bahwa jalan yang tercepat untuk mencapai jalan di bawah jurang adalah dengan cara menuruni jurang tersebut. Saat dia ingin turun, pemiliknya dengan cepat menangkap ekornya dan menahan serta menarik mundur keledai tersebut agar tidak turun ke dalam jurang, tetapi sang Keledai yang keras kepala dan bodoh terus meronta-ronta sekuat tenaga.

Karena pemiliknya tidak kuat lagi untuk menahan keledai yang meronta-ronta ingin melompat ke jurang, pemiliknya lalu berkata "Baiklah, pergilah ke arah yang kamu mau, binatang bodoh, dan nanti kita lihat apa yang terjadi."

Saat pemiliknya melepaskan ekornya, sang Keledai melompat ke dalam jurang dan akhirnya meluncur sepanjang jurang yang terjal dengan kaki di atas dan kepala di bawah, terbentur sepanjang dinding jurang yang curam.

Moral dari cerita ini: Mereka yang tidak mau mendengarkan nasehat yang baik dari orang yang lebih bijaksana, akan mengalami nasib yang buruk.

Kisah ini adalah bagian dari Seri Dongeng Aesop
Aesop adalah seorang pendongeng yang konon hidup 600 tahun sebelum Masehi. Dongeng-dongengnya selalu mengajarkan kebaikan atau kebijakan untuk manusia.

jangan terputus ditengah jalan


Pada periode Warring, di negara bagian Wei, hiduplah seorang pemuda bernama Leyangtsi. Ia memiliki istri yang sangat baik dan berbudi luhur, yang sangat ia cintai.

Suatu hari, Leyang menemukan uang emas dalam perjalanan pulangnya, dan ia sangat gembira berlari pulang secepat mungkin dan memberikan uang itu kepada istrinya.

Anehnya, istrinya tidak mau menerimanya dan berkata dengan lembut, “Suamiku, seorang lelaki sejati tidak pernah minum air curian. Mengapa kamu membawa pulang emas yang bukan milik kita? Pasti sang pemilik sedang kebingungan mencari-cari barang ini di tempat yang tadi ia lewati." Leyang tersentuh akan kata-kata istrinya, dan ia mengembalikan uang emas itu ke tempat tadi ditemukan.

Setahun kemudian, Leyang menempuh studi lebih lanjut ke luar daerah, sehingga istrinya tinggal sendiri di rumahnya di desa. Di tengah-tengah masa studinya, Leyang merasa sangat rindu ingin bertemu sang istri, dan ia pulang ke rumah. Istrinya sedang menenun kain di kamar dan merasa kaget saat mengetahui suaminya pulang, bertanya mengapa ia kembali begitu cepat. Suaminya menjelaskan alasannya. Istrinya menjadi marah dan mengambil gunting, diguntingnya putus setengah dari kain tenunannya yang sudah susah payah dibuatnya tadi, membuat suaminya bingung. Istrinya berkata, “Bila sesuatu dihentikan di tengah jalan, bagaikan menggunting kain yang sedang ditenun. Kain hanya dapat berguna saat ia selesai ditenun. Namun kini ia tak berharga, sama seperti sekolahmu.”

Leyang sangat tersentuh akan nasihat istrinya. Ia segera kembali melanjutkan studinya, dan tidak pulang sampai ia lulus dan mendapat pekerjaan yang baik. Kisah ini sering diceritakan di kalangan rakyat Tiongkok agar anak-cucu memiliki semangat memperjuangkan cita-cita.

Selasa, 28 Juni 2011

kasih sayang anak & orang tua


she yue merupakan anak yang baik dan mengukir sebuah kebaikan yang
luhur pada zaman baheula, tanpa memikirkan keselamatan diri sendiri
she yue yang berusia 12 tahun ketika itu sering mengikuti ayahnya memasuki hutan untuk
mengumpulkan rotan yang melilit di pohon-pohon besar. hasil hutan tersebut setelah
di kumpulkan kemudian di jual kepada pengrajin rotan untuk mendapatkan sedikit uang
untuk menbeli makanan pengganjal hidup mereka sehari - hari.

she yue menbantu ayahnya mengumpulkan rotan-rotan yang telah dipotong-potong,
kemudian mengikat rotan-rotan tersebut menjadi beberapa gulungan rotan.
demikianlah sifat seorang anak yang baik yang telah menbantu ayahnya dalam usia yg masih kecil.

suatu sore, ketika she yue dan ayahnya sedang memotong-motong rotan didalam hutan,
mereka bertemu dengan seekor harimau yg besar. harimau itu mengaum dengan keras sekali
seraya menatapi mereka berdua. sang ayah yg hendak melindungi anaknya dari bahaya,
segera menyuruh she yue memanjat pohon. she yue menuruti perintah ayahnya.
dia segera memanjat sebatang pohon yang ada di belakang mereka.
ternyata gerakan she yue menarik perhatian harimau itu, sehingga harimau tersebut
menerjang dengan ganas sekali kearah she yue. menyaksikan hal itu, sang ayah yang hendak menyelamatkan
anaknya dari amukan harimau segera menyerang harimau tersebut dengan parang di tangannya.
pergumulan antara harimau yang sedang marah dengan orang tua yang hendak melindungi anaknya tak dapat dihindarkan.
namum karena kekuatan yang tak seimbang, pertahanan sang ayah mulai terdesak serta-
jadi bulan bulanan harimau tersebut. beberapa cakaran harimau telah mengoyak pakaiaan
dan kulit ayah she yue sehingga darah segar mengalir deras dari tubuh ayah she yue.
hingga akhirnya harimau tersebut berhasil menggigit lengan ayah she yue dan menyeret
sang ayah yang telah tak berdaya. parang di tangan terlepas dan ia pun telah pasrah pada keadaan.
asal anaknya selamat, ia telah puas dan berbahagia.

she yue tidak tinggal diam menyaksikan ayahnya dalam berbahaya. narulinya sebagai anak manusia
untuk menbela orang tua memicu keberaniannya turun dari pohon dan mengambil parang
yang tergeletak di atas tanah. she yue segera menburu kearah harimau tersebut dan setelah
jarak mereka dekat, dengan seluruh tenaga she yue mengayunkan parang di tangannya kekepala harimau tersebut.
sang harimau mengaum kesakitan sehingga gigitannya terlepas.
she yue yang telah ketakutan sekali namum hendak menyelamatkan ayahnya,
mengayunkan parang ditangannya untuk kedua kalinya tepat mengenai wajah harimau tersebut.
ia terus menerus mengayunkan parang ke tubuh harimau itu,
sehingga harimau tersebut tergeletak di atas tanah tidak bernyawa dalam keadaan berlumuran darah.

beberapa saat kemudian, beberapa penduduk desa yang mengumpulkan kayu melewati mereka.
para penduduk segera menberikan pertolongan dan menbawa ayah she yue ke tabib.
beberapa minggu dalam perawatan tabib, akhirnya ayah she yue sembuh kembali.
namum tangan yang digigit harimau, telah lumpuh. sejak itu she yue lebih giat menbantu -
ayahnya mengumpulkan rotan-rotan di dalam hutan untuk biaya hidup keluarga mereka.
she yue menyadari dengan pasti apabila hari itu ayah tidak melindunginya dari amukan harimau,
ia telah lama terbaring dalam kematian. dan mengapa sang ayah rela berkorban demi
untuk dirinya ? tak lain karena cinta dan kasih sayang sebagai orang tua terhadap anaknya.

she yue berjanji tak akan menyia-yiakan pergorbanan kedua orang tuanya
yang mencintai dan telah banyak menberikan kasih sayang kepadanya sejak ia di lahirkan.
kepada dirinya sendiri ia berjanji akan menbalas kebaikan orang tuanya dengan cara berbakti,
menyayangi dan melindungi mereka hingga akhir hayatnya.


pembaca yang luhur, tindakan ayah she yue untuk melindungi anaknya
merupakan ungkapan cinta kasih orang tua terhadap anaknya, sekalipun nyawa jadi taruhannya.
sedangkan keberanian she yue menyerang harimau tersebut merupakan bukti dan ciri-ciri
seorang anak yang berbakti, yang selalu berusaha menbahagiakan orang tuanya,
melindungi mereka dari mara bahaya serta merawat mereka di hari tua.

marilah kita meneladaninya dan mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

























Berbuat baiklah kepadaorang tua kalian, karena sebesar apapun balas budi yang kita lakukan pada orang tua, itu tidak akan pernah bisa melebihi kebaikan orang tua yang telah mendidik kita, kita hidup karena mereka, dan anugrah terbesar adalah hidup.














Milis Motivasi

kodok dan kerbau



Seekor kerbau datang ke sebuah kolam yang penuh dengan alang-alang untuk minum. Ketika dia menginjakkan kakinya yang berat ke atas air, secara tidak sengaja dia menginjak seekor kodok kecil sehingga masuk ke dalam lumpur. Ibu kodok yang tidak melihat kejadian itu selanjutnya mulai merasa kehilangan satu anakknya dan bertanya kepada anak kodok yang lainnya apa-apa saja yang terjadi dengan anak kodok itu.

"Satu makhluk yang sangat besar," kata salah satu dari anak kodok , "menginjak saudaraku dengan kakinya yang sangat besar!"

"Besar katanya!" kata ibu kodok, sambil meniup dirinya sendiri sehingga menggelembung menjadi besar. "Apakah dia sebesar ini?"

"Oh, jauh lebih besar!" kata mereka serempak.

Ibu kodok kembali menggelembungkan dirinya lebih besar lagi.

"Dia tidak mungkin lebih besar dari ini," katanya kembali. Tetapi kodok-kodok yang kecil itu mengatakan bahwa makhluk tersebut jauh lebih besar dan ibu kodok tersebut terus meniup dan menggelembungkan dirinya lagi dan lagi hingga dia meledak.

Pesan Moral: Jangan mencoba melakukan sesuatu yang tidak mungkin.

Kisah ini adalah bagian dari Seri Dongeng Aesop
Aesop adalah seorang pendongeng yang konon hidup 600 tahun sebelum Masehi. Dongeng-dongengnya selalu mengajarkan kebaikan atau kebijakan untuk manusia.











milis motivasi

Kakek Bodoh Memindahkan Gunung


Alkisah, di sebuah desa terpencil, tinggallah seorang kakek bersama dengan keluarga besarnya. Desa tempat mereka tinggal itu terletak di antara dua gunung besar. Bila keluarga sang kakek itu hendak pergi ke desa lain, mereka harus berjalan kaki berhari-hari lamanya memutari gunung. Tentu itu sangat melelahkan dan menyita banyak waktu.

Suatu saat, sang kakek tua dengan pemikirannya yang lugu dan sederhana mengemukakan tekadnya. Ia mengajak segenap keluarganya untuk bahu-membahu memindahkan gunung. Pada hari yang telah ditentukan, keluarga sang kakek pun mulai menggali tanah lereng gunung. Hari demi hari dipenuhi dengan bekerja menggali-menggali dan menggali lereng gunung. Melihat kesibukan tersebut, beberapa hari kemudian para tetangga berdatangan. Salah seorang pemuda begitu penasaran dan bertanya pada si kakek.

"Kakek dan seluruh keluarga besar setiap hari terlihat begitu sibuk! Dari pagi sampai sore, menggali lereng gunung. Sebenarnya, apa maksud dan tujuan kakek?"

Si kakek menghentikan kerjanya. "Kami menggali untuk memindahkan gunung ini, Nak," jawabnya mantap.

"Hah, memindahkan gunung?? Mana mungkin, Kek?!" tanya si pemuda tidak percaya.

"Gunung sebesar itu kok mau dipindahkan," lanjutnya. "Kakek kan sudah tua. Saya yakin, sebelum gunung bisa dipindahkan, kakek pasti sudah meninggal lebih dulu. Dengan begitu, bukankah kakek mengerjakan sesuatu yang sia-sia belaka?"

Si kakek menjawab dengan lantang, "Kakek memang sudah tua. Tapi bila kakek meninggal, ada anak-anakyang meneruskan, ada cucu-cucu yang akan menggantikan, begitu seterusnya... Selama kami punya tekad, mau bekerja keras, penuh kesungguhan hati, dan konsisten, kakek yakin suatu hari kelak, gunung ini pasti bisa dipindahkan. Dan jalan kehidupan kita semua akan lebih mudah!"

Tekad si kakek dan keluarganya yang begitu kuat, menggoyahkan hati masyarakat sekitar situ. Maka, mereka pun berbondong-bondong bergantian, dengan peralatan yang seadanya, bahu membahu mulai ikut bersama-sama bekerja menggali lereng gunung itu.

Singkat cerita, hati para dewa di khayangan pun akhirnya tergerak ketika melihat tekad si kakek dan semangat warga desa. Kemudian, mereka sepakat membantu sang kakek untuk memindahkan gunung itu. Dan haaap, tangan para dewa sibuk melambai bekerja sama.Dalam sekejap, terjadilah keajaiban! Gunung pun berpindah tempat dan jalan terbentang luas menuju kemana pun masyarakat desa itu hendak pergi.

Netter yang luar biasa,

Di Tiongkok, kisah legenda ini terkenal dengan sebutan "Kisah si Kakek Bodoh Memindahkan Gunung."

Walau cerita itu hanya sekadar legenda, namun pesan moral tentang kekuatan tekad dan kesungguhan hati ini sungguh luar biasa!! Kita tahu, kemajuan peradaban manusia tidak akan seperti sekarang, jika dunia ini tidak dihuni oleh manusia-manusia yang memiliki tekad seperti kakek tua tadi. Saat ini, tak terhitung jumlah penemuan baru dan teknologi modern sebagai karya-karya spektakuler dari manusia-manusia bertekad baja. Sulit dibayangkan, apa jadinya dunia ini jika tidak ada manusia-manusia yang memiliki cita-cita besar, tekad membaja, konsistensi, dan persistensi yang luar biasa.

Legenda di atas mengajarkan kepada kita, bahwa kemajuan pribadi-pribadi, kemajuan masyarakat, dan kemajuan sebuah bangsa sangat dipengaruhi oleh kekuatan tekad. Tekad merupakan sumber motivasi yang menggerakkan manusia menuju cita-citanya. Tekad merupakan kekayaan sekaligus modal bagi kemajuan dan kemakmuran. Bagi mereka yang memiliki tekad yang sangat kuat, tidak ada yang mustahil di dunia ini. Nothing is impossible under the sun.

Selama memiliki tekad, kesungguhan hati, keyakinan dan konsistensi, kita akan mampu mewujudkan apa yang kita cita-citakan.
















Salam Sukses
Milis Motivasi

Bibit yang tak bisa bertunas


Alkisah, di sebuah kerajaan. Karena raja tidak memiliki putra penerus, maka raja menganggap perlu mencari dan memilih calon penggantinya. Untuk itu, dibuatlah sayembara pemilihan ke seluruh negeri, agar diseleksi per daerah hingga ujian terakhir yang akan ditentukan oleh baginda raja sendiri.
Babak akhir, tersisa delapan orang yang memiliki kepandaian setara dan lulus seleksi. Di ibu kota kerajaan, mereka harus menjalani prosestes terakhir oleh sang raja. Raja dengan seksama menyeleksi mereka satu persatu. Di hadapan mereka raja berpesan, "Anak-anakku. Tugas sebagai abdi negara bukanlah hal yang mudah. Itu adalah amanah yang harus diemban dengan tanggung jawab penuh. Kalian berdelapan terpilih sebagai calon yang terbaik. Nah, sebagai tes terakhir, ini kuberi tiap orang 5 butir biji bibit tanaman. Tanam dan rawatlah seperti engkau nantinya harus memelihara kerajaan dan rakyat negeri ini. Pulanglah dan datanglah 2 minggu kemudian kemari beserta hasil tanaman yang kalian bawa pulang ini."

Dua minggu kemudian, di hadapan raja, 7 pemuda dengan bangga memperlihatkan tanaman yang mulai tumbuh bertunas. Tiba giliran pemuda yang ke-8, dengan wajah malu dan kepala tertunduk, ia melihat ke arah pot yang dibawanya dan berkata, "Ampun baginda, maafkan hamba. Biji yang baginda berikan telah saya tanam, saya rawat dengan hati-hati, tetapi hingga hari ini bibit ini tidak mau tumbuh seperti yang diharapkan. Saya telah gagal menjalankan perintah baginda! Saya tidak mengerti dimana kesalahan saya, tetapi setidaknya saya telah berupaya maksimal. Saya serahkan semua keputusan di tangan baginda."

Terlihat senyum penuh kepuasan kemudian disusul tawa terbahak-bahaksang baginda. "Hahaha...!" Semua yang hadir disitu saling berpandangan heran melihat reaksi raja seperti itu.

Lalu, Raja menepuk pundak si pemuda, dan berkata, "Terima kasih anak muda. Bagindasenang dan puas. Ternyata harapanku tidak sia-sia. Masih ada pemuda calon pemimpin bangsa di antara seluruh rakyat negeri ini!"

Sambil berpaling kepada semuanya, raja melanjutkan," Dengar baik-baik. Pemuda ini telah memenuhi harapan terakhirku. Dia pemuda yangjujur, calon pemimpin kerajaan ini di masa depan. Memang tanamannya tidak tumbuh, sepertinya dia gagal! Tetapi sebenarnya, biji yang aku berikan kepada semua peserta telah aku rebus terlebih dahulu, jadi ..ya pasti tidak mungkin bisa tumbuh tunas walaupun dirawat sebaik apapun, karena biji itu telah mati. Aku kecewa sekali saat melihat tumbuhnya tunas yang dibawa anak-anak muda ini. Hai...kalian 7 pemuda, tidak jujur! Kalian pantas dihukum karena berani menipu baginda!"

Segera ketujuh pemuda itu berlutut memohon ampun, namun baginda raja langsung memerintahkan untuk menangkap dan menghukum berat ketujuh pemuda itu. Sungguh tragis, ambisi mereka untuk meraih jabatan tersandung karena ketidakjujuran .

Netter yang luar biasa,

Kejujuran adalah mutiara pribadi yang harus kita miliki dan pelihara dengan baik!

Kejujuran adalah "mata uang" yang berlaku di mana-mana. Walaupun kita hidup tidak berkelimpahan harta, namun dengan kejujuran, hidup kita akanbebas dari perasaan waswas, takut, dan cemas. Sehingga, kita akan menikmati kehidupan ini dengan tentram, damai, dan bahagia.



























Kejujuran adalah yang terbaik dalam hidup

takan ada penyesalan yang mendalam jika kita jujur

jangan takut untuk mengatakan kejujuran

meskipun itu akan mencelakaan kamu






sumber dongen motivasi

Kisah Biji Bunga Lotus


Pada sebuah kolam yang tenang, tumbuh sekelompok bunga lotus yang cantik. Udara lingkungan sekitar sangat menyejukkan hati. Bunga-bunga lotus itu selalu bermandikan sinar matahari yang hangat, benar-benar sebuah tempat tinggal yang nyaman dan menyenangkan.

Namun suatu hari, ujung buah lotus kering tiba-tiba menjatuhkan beberapa biji lotus ke dasar kolam yang keruh. Saat itu biji-biji lotus ini tidak tahu apa yang harus dilakukan, tetapi mereka semua berpikir ingin segera kembali ke atas permukaan air tempat mereka berasal, dikarenakan dasar kolam ini begitu hitam, kotor dan dingin.

Didalam lingkungan baru itu, biji-biji lotus ini menjadi sangat gugup. Tepat saat mereka sedang dalam kebingungan, Ibu Lotus menundukkan kepalanya dan berkata, ”Anak-anakku janganlah cemas, asalkan kalian sudah memutuskan keinginan untuk kembali, dengan giat terus tumbuh ke atas, maka tak lama kelak kalian akan kembali ke atas permukaan air yang hangat.”


Setelah itu biji-biji lotus ini mulai berdebat dalam lumpur kolam. Permukaan kolam itu begitu tinggi, mereka berpikir rasanya sudah tak mungkin kembali lagi. Sehingga ada sebagian biji lotus sudah putus harapan. Bahkan diantaranya sudah terkelabui oleh pemandangan dasar kolam. Mereka melayang-layang ke lain tempat mengikuti aliran arus kolam itu.


Namun ada sebagian biji lotus yang merasa yakin akan ucapan Ibu Lotus. Mereka lalu memutuskan untuk tumbuh ke atas. Terhadap berbagai ucapan sinis biji-biji lain mereka tidak menghiraukannya. Dan tak lama kemudian, mereka benar-benar mulai menancapkan akarnya, lalu tubuh mereka menjadi tinggi menjulang.


Setiap hari mereka terlihat tumbuh dengan cepat, sedangkan bagi mereka yang tidak giat tumbuh ke atas telah tersesat di berbagai sudut kolam. Tepat saat sinar mentari pagi mulai muncul, sekelompok biji lotus yang berani dan rajin ini, akhirnya berhasil kembali ke atas permukaan air yang selama ini mereka dambakan. Terlihat sinar mentari hangat yang dahulu mereka kenal, tersenyum lembut menyambut mereka. Begitu juga mereka akhirnya dapat bertemu kembali dengan Ibu Lotus yang bersama lotus-lotus lainnya, telah sejak dini menantikan kedatangan mereka.


Nah ini sebuah akhir yang bahagia bukan? Jika kita selalu berpegang teguh pada kebenaran yang kita yakini serta tidak mudah tergoda pada penglihatan semu, yang kita peroleh adalah kenyataan yang benar-benar tak terbantah. Itulah yang disebut kebenaran yang sejati. Seperti yang telah dimiliki biji-biji lotus yang tumbuh teguh bersama keyakinannya. Demikian juga, percayalah Ibu Alam Semesta akan selalu memberimu semangat dan melindungimu.



















dongeng motivasi

Kisah Sukses Putera Sampoerna (pemilik Pabrik Rokok)


Putera Sampoerna (lahir di Schidam, Belanda pada 13 Oktober 1947) adalah seorang pengusaha Indonesia yang dikenal sebagai presiden ketiga perusahaan rokok PT. HM Sampoerna. Putera adalah generasi ketiga dari keluarga Sampoerna di Indonesia. Dia adalah putra dari Aga Sampoerna dan cucu dari Liem Seeng Tee, pendiri perusahaan Sampoerna.

Awal kehidupan
Putera memperoleh pendidikan internasional pertama di Diocesan Boys School, Hong Kong, dan kemudian di Carey Grammar High School, Melbourne. Dia kemudian melanjutkan pendidikan tinggi di University of Houston, Texas, AS.

Lulus dari perguruan tinggi, Putera tidak langsung melibatkan diri dalam bisnis keluarga. Bersama istrinya, Katie, warga Amerika Serikat keturunan Tionghoa, Putera tinggal di Singapura dan menjalankan perusahaan yang mengelola perkebunan kelapa sawit milik pengusaha Malaysia. Baru pada 1980, Putera kembali ke Surabaya untuk bergabung dalam operasional PT. Sampoerna.

Pria yang menggemari angka sembilan itu mulai menjadi figur penting dalam perusahaan setelah menerima tampuk pimpinan tertinggi sebagai chief executive officer dari ayahnya, Aga Sampoerna, pada 1986. Setelah Aga meninggal pada 1994, Putera semakin aktif menggenjot kinerja perusahaan dengan merekrut profesional mancanegara untuk turut mengembangkan kerajaan bisnisnya.

Putera dikenal luas sebagai nakhoda perusahaan yang tidak hanya lihai dalam melakukan inovasi produk inti perusahaannya, yakni rokok, namun juga jeli melihat peluang bisnis di segmen usaha lain. Di bisnis sigaret, nama Putera tidak bisa dihapus berkembangnya segmen pasar baru, yakni rokok rendah tar dan nikotin. HM Sampoerna adalah pelopor produk mild di tanah air dengan produknya, A Mild.

Pada masa kepemimpinananya, PT. Sampoerna juga memperluas bisnisnya ke dalam bidang supermarket dengan mengakuisi Alfa dan mendirikan Bank Sampoerna pada akhir 1980-an, meski bisnis perbankan ini akhirnya gagal.

Pada tahun 2000, Putera akhirnya mengalihkan kepemimpinan perusahaan kepada anaknya, Michael.
Pada awal 2006, dikabarkan bahwa Putera, yang dikenal menggemari judi, telah menjadi pemilik perusahaan judi raksasa yang bermarkas di Gibraltar, Mansion. Pada saat yang sama, Mansion dilaporkan akan menggantikan Vodafone sebagai sponsor klub sepak bola Manchester United selama empat tahun dalam kontrak senilai 60 juta poundsterling, namun kontrak tersebut kemudian dibatalkan. Kemudian beralih menjadi sponsor klub sepakbola Liga Inggris lainnya Totenham Hotspur sejak musim 2006-2007. Selain itu, Putera Sampoerna juga membeli kasino Les Ambassadeurs di London dengan harga 120 juta poundsterling.





























Sampurna, forbes

Senin, 27 Juni 2011

Daftar 10 Orang Terkaya Di Brazil

Brazil

Brazil adalah negara paling besar dan paling banyak penduduknya di Amerika Selatan. Negara ini merupakan negara paling timur di Benua Amerika dan berbatasan dengan Pegunungan Andes dan Samudra Atlantik.
Di negara ini Memiliki Orang-orang terkenal yang menjadi primadona di negaranya, seperti indonesia sendiri yang memiliki banyak orang terkenal dan terkaya, inilah daftar orang terkaya di Negara Brazil:

1. Eike Batista
Eike Batista adalah putra mantan menteri pertambangan Brasil. Dia adalah jebolan perguruan tinggi dan satu kali juara pembalap powerboat lepas pantai yang membuat kekayaan dari bijih besi pertambangan. Dia tinggal di Rio de Janeiro,
Setatus keluarga sudah bercerai (sebelumnya menikah dengan gadis sampul Playboy),
Beliau sekarang berusia 52 tahun dan Orang 2 anak-anak.
Total Kekayaan mencapai: $ 7,5 miliar.








2. Joseph Safra
Joseph Safra memutuskan hubungan keuangan dengan Moise kakaknya pada pertengahan-2006. Dia tinggal di Sao Paulo,
Sekarang telah berusia 70 tahun, sudah menikah dan memiliki 4 anak.
Total Kekayaan yang dimiliki mencapai $ 7.0 Miliar







3. Jorge Paulo
Jorge Paulo Lemann adalah mantan juara tenis yang bermain di Wimbledon. Dia membuat uang dari perbankan dan bir.
Lemann tinggal di Sao Paulo, Usia belia sekarang sudah mencapai 69 tahun, sudah menikah dan memiliki 5 orang

anak.
Total kekayaan: $ 5,3 miliar







4. Aloysio de Andrade Faria
Aloysio de Andrade Faria memperoleh kekayan dari perbankan. Dia tinggal di Sao Paulo, sudah menikah dan memiliki 5 orang anak. Aloysio Brusia 88 tahun. JUmlah Total kekayan mencapai: $ 3,1 milyar.
Sebagian besar kekayaan Aloysio de Andrade Faria berasal dari Jerman yang menjual bank Banco Real ABN Amro sebesar $ 2,1 miliar pada 1998.
Aloysio ditinggalkan dengan beberapa aset Banco Real, sekitar yang telah membangun Alfa Bank, bank terbesar ke-17 di Brasil. Agropalma juga memiliki sebuah perusahaan yang dilaporkan adalah produsen terbesar minyak sawit di Amerika Latin, yang diuntungkan dari permintaan untuk biodiesel.






5. Dorothea Steinbruch & Famili

Kekayaan bersih senilai: $ 5,5 Miliar
Sumber: baja
TInggal: Sao Paulo,
Dorothea Steinbruch merupakan urutan 48 orang terkaya di dunia




6. Antonio de Moraes Ermirio
Antonio de Moraes Ermirio adalah seorang pengusaha Brasil yang merupakan ketua Kelompok Votorantim. Dia tinggal di Sao Paulo dan memiliki 9 anak. Antonio Berusia 80 tahun. Kekayaan mencapai: $ 2,8 miliar.







7. Marcel Herman Telles
Marcel Herman Telles membuat uang dari perbankan dan bir. Dia tinggal di Sao Paulo dan memiliki 2 anak. Telles sudah menikah dan dia berusia 59 tahun. Jumlah kekayaan: $ 2,4 miliar.








8. Oise Safra
Oise Safra memutuskan hubungan keuangan dengan adiknya Yusuf pada pertengahan-2006. Dia tinggal di Sao Paulo.Dia menikah dan memiliki 74 tahun. total kekayaan: $ 2,1 miliar.








9. Carlos Alberto Sicupira
Carlos Alberto Sicupira Mendapatkan kekayaan dari perbankan dan bir. Berusia 61 tahun, memiliki 3 anak dan tinggal di Sao Paulo. Total kekayaan: $ 2100000000








10. Abilio dos Santos Diniz
Abilio dos Santos Diniz berusia 72 tahun dan memiliki kekayaan pribadi sebesar $ 1,5 miliar.

















Sukses Selalu

Menemani Kita

Dan Dirimu

Pasti Bisa











Nama Anda KuTunggu Masuk Dalam Daftar yang lebih kaya dari orang-orang ini

Baca Juga

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
close
Banner iklan   disini