Berbagi Cerita - Kisah Sukses

Asalamualaikum Wr, Wb. Hidup hanya sekali dan tidak akan berulang untuk ke duakalinya di bumi yang sama ini, Lalu apa tujuan hidup Kita? bagaimana kita menghadapinya untuk bisa mencapai cita-cita kita? dan jalan apa yang harus kita tempuh untuk kehidupan yang lebih baik di masa depan. Disini saya mencari artikel-artikel tentang kisah orang-orang yang telah sukses meniti karirnya dibidanganya masing-masing. Semoga ini bisa menjadi Inspirasi untuk kita semua dalam menjalani hidup didunia ini. Walaupun terkadang banyak sekali rintangan yang kita hadapi tetapi hendaklah kita bersabar untuk menjalaninya agar hidup kita menjadi lebih baik dan dari hari-hari sebelumnya, (baca dan resapi kisah perjuanganya, kemudian lakukan yang terbaik dalam hidup anda)Salam kenal dari Saya

Senin, 31 Desember 2018

Inilah Pengusaha Inonesia Sukses Berbisnis Properti Di Australia

Sebagai CEO dari Crown Group, beliau telah menangani beberapa proyek yang progresif di Australia mulai dari perumahan mewah, apartemen butik dan perumahan besar hingga bangunan komersil di kawasan Sydney. Di bawah kepemimpinan Iwan Sunito, Crown Group mengalami kesuksesan yang luar biasa di Sydney. Hingga kini, telah meyelesaikan 11 proyek ibarat pembangunan perumahan di Bondi, Bondi Junction, Ashfield, Epping, Eastwood, Strathfield, Five Dock, Homebush dan Pennant Hills. 

Ditambah proyek Sanctum by Crown yang merupakan proyek bernilai Rp 1,15 triliun, terletak di Rhodes, erat Sydney Olimpic Park dan dibangun di depan danau. Saat ini, Crown Group merupakan salah satu developer properti paling aktif di Sydney dengan 3 proyek yang sedang dalam proses pembangunan termasuk di dalamnya: proyek apartemen V by Crown di Parramatta yang terdiri dari 27 lantai, Viking by Crownbernilai Rp 5 triliun yang terletak 5 kilometer dari sentra kota Sydneydan Top Ryde City Living yang terdiri dari 5 tower.

Crown Group berencana meluncurkan proyek pembangunan terbarunya di North Sydney yang berjulukan Skye by Crown, tahun 2013 ini. Crown berencana membangun sebuah properti yang terletak di sentra kota Sydney. Bagi Iwan Sunito kesuksesan Crown Group diperoleh melalui pengabdian Crown Group untuk menghasilkan apartemen dengan kualitas tinggi, harga yang terjangkau dan lokasi yang strategis. "Ini merupakan waktu yang sangat menggembirakan bagi kami;  Crown Group berkembang dengan berpengaruh dan berkelanjutan dengan berdasar pada kaidah kaidah yang solid. Kami telah berulang kali mengambarkan kemampuan kami dalam mengatakan perumahan berkualitas tinggi dengan harga yang terjangkau," kata Iwan, pria kelahiran Surabaya dan besar di Pangkalan Bun, Ibu Kota Kabupaten Kota Waringin Barat, Kalimantan Tengah. "Dalam semua proyek yang digarap Crown, kami selalu berusaha untuk menembus batasan batasan yang ada dan menciptakan suatu taraf gres dalam desain," kata Iwan.

Ia sering berkunjung ke Indonesia dan secara aktif terlibat dalam beberapa acara amal dan organisasi sosial. Pada kejadian tsunami di Asia tahun 2006, Iwan Sunito menjabat sebagai pimpinan 'Indonesia's Tsunami Corporate'. Iwan Sunito dikala ini menjabat sebagai pimpinan acara mentoring B2B (Business to Business) bagi para profesional muda. Ia juga aktif terlibat dalam acara penggalangan dana untuk organisasi ibarat Sydney Children Hospital, John Fawcett Eye Foundation di Bali dan juga beberapa panti asuhan di Indonesia. Ia dikala ini tinggal di kawasan Sydney bab timur bersama dengan istri dan ketiga anaknya. 

Sumber : tribunnews.com

Minggu, 30 Desember 2018

Inilah Nursalim Meraih Sukses Berbudidaya Semangka

Saya ini gagal kuliah dulu alasannya ialah orang renta saya miskin. Karena saya tahu orang renta saya tidak akan bisa membiayai kuliah, saya justru nekat menyelewengkan uang kuliah dan uang indekos yang diberikan ibu saya," kata dia.Bapak tiga anak ini menceritakan dikala kuliah di FMIPA Unila tahun 1989, ia murung jikalau pulang kampung. Sebab, niscaya akan menyusahkan orang tuanya, yakni ibunya mencari utangan uang panas untuk membayar kuliah."Begitu sanggup uang kuliah dan uang indekos dari ibu yang hasil pinjaman, saya sanggup pandangan gres nekat. Akhirnya, saya cuti kuliah dan uang itu saya pakai untuk modal menanam semangka di kampung. Alhamdulillah, ternyata semangkanya jadi dan sanggup untung cukup besar. Itulah yang menciptakan saya cuti kuliahnya kebablasan, hahaha...,"

Modal pengalaman menanam semangka pertama yang sukses itu mendorong ia tak melirik bidang lain. Bangku kuliah ia “selesaikan” hanya dengan dua tahun. Sejak itu, ia menyerupai bersumpah untuk memusuhi kemiskinan dan ingin membalas akal orang tuanya yang telah ia “tipu”. "Saya merasa berutang kepada orang tua. Untungnya, orang renta saya besar hati ketika saya berhasil berdikari dengan bertani semangka ini. Dan, walaupun terlambat, akibatnya saya jadi sarjana juga," kata lulusan Stisipol Darma Wacana Metro itu.

Meskipun demikian, perjalanan bertani dan berdagang komoditas hortikulturanya tidak semulus menyerupai yang dibayangkan. Ia sempat gulung tikar hingga menyisakan satu unit sepeda ontel sebagai harta terakhirnya. Itu terjadi dikala ia sudah menikahi Wasri dan diamanahi satu anak dan tinggal bersama mertua.Namun, sepertinya jiwa berani Nursalim memang teruji. Sepeda satu-satunya itu ia jual untuk modal menanam jagung. Modal terakhir itu pun jeblok sehingga “lunas”-lah semua yang pernah ia miliki.Kebangkitan kembali Nursalim ialah ketika ada teman kuliah yang memberi iman berbisnis semangka lagi. Dengan ketekunan dan ketelatenan, perjuangan anak ketiga dari empat bersaudara pasangan Muchlasin dan Waginem itu mulai tumbuh. Selain menanam semangka dengan cara menyewa lahan sela animo tumbuhan padi, ia berhasil memupuk keuntungan.

Nursalim selalu ingin memperbaiki kualitas semangka yang ia tanam. Berbagai teknologi terbaru ia buru hingga ke sumber-sumber yang semula tidak pernah ia bayangkan. "Saya berguru teknologi tanam semangka nonbiji dengan sistem pengairan memakai selang ini dari Malaysia. Juga mengamati perkembangan dan pertumbuhan tumbuhan secara saksama dipadu dengan tata cara yang standar. Artinya, saya berguru dari buku, guru ilmiah, dan juga dari pengalaman di lapangan dan terjun langsung," kata dia.

Soal pasar, politisi PKS ini sudah mengenali semenjak mulai berbisnis semangka. Sambil menjual hasil panen dari lahan yang ia kelola, ia juga membeli semangka petani lain, menimbang sendiri, memuatnya ke truk, mengawal ke Jakarta, kemudian menggelar lapak untuk dijual eceran. Jika sedang jeblok, kata dia, jualan di Jakarta bisa hingga satu bulan. Itu pun rugi. "Pesan ibu saya, jadi orang itu harus prigel. Prigel itu artinya bekerja rajin, tidak kenal lelah, dan kreatif. Katanya, orang prigel itu bisa mengalahkan orang pinter, haha..."Kini, ia sudah melewati periode-periode berat dalam berbisnis di bidang agro. Usaha hortikultura, terutama semangka, cukup untuk membiayai hidup keluarga dan aktivitas lainnya di luar.

Setidaknya, setiap bulan ia panen atau tidak panen semangka seluas 30 hektare. "Saya katakan panen atau tidak panen, alasannya ialah tidak setiap menanam niscaya sukses. Ya, namanya usaha, kadang berhasil kadang gagal. Tetapi catatan saya, menanam semangka ini, contohnya tiga kali gagal, satu kali panen dengan harga bagus, masih sanggup untung," kata dia.Untuk mendukung perjuangan yang sarat modal dan sarana, Nursalim mendirikan UD Salim Mandiri. Perusahaan dagang ini bergerak dalam penyediaan alat dan sarana pertanian, terutama yang berkaitan dengan kebutuhan tumbuhan semangka. Omzetnya? "Ya, ialah Rp5 M setahun.” Kalau aset? "Kalau yang itu, rahasia, hehehe..," kata dia.

Dari usahanya ini, Nursalim sekarang bisa mengawasi lahan semangka yang kebanyakan di wilayah Tulangbawang dengan tenang. Saat ke kantor DPRD, ia tampil klimis dengan Honda CRV hitam yang dihela seorang sopir. Saat “ngantor” ke ladang, ia tampil siap turun ke lumpur dengan Daihatsu Feroza-nya. Ia mengaku bisnis agro ini masih berpeluang besar. Ia mengaku sudah menularkan ilmu dan modalnya, juga memberdayakan sembilan kelompok tani semangka di daerahnya. "Terakhir, saya bersama sembilan kelompok tani itu gres menandatangani kontrak ekspor semangka ke Dubai, Uni Emirat Arab, dan ke Singapura. Kontraknya, 25 ton atau satu kontainer setiap pekan. Insya Allah sanggup kami penuhi," 

Soal harga, laki-laki murah senyum dengan cukuran cepak ini tak khawatir. Harga pasaran di lahan dikala ini, kata dia, sekitar Rp2.200 per kilogram. Produk setiap hektare dikala panen anggun mencapai 30 ton. Pedagang akan tiba ke lahan untuk dibawa ke pasar-pasar di Pulau Jawa, Palembang, Jambi, dan lokal Lampung. "Kalau sudah ekspor nanti, insya Allah kami sanggup harga yang lebih anggun dan tidak fluktuatif alasannya ialah sudah terikat kontrak," ujar Nursalim.

Sumber : lampungpost.com 

Inilah Singkong Hasil Milyaran

Saat ini, singkong, ibarat juga produk agro lainnya; sawit, karet dan tebu, sedang booming dan mendatangkan rejeki berlimpah ke petani dan agen. Naiknya harga minyak menciptakan produk substitusi di cari banyak kalangan, singkong sebagai salah satu materi baku bio fuel juga menjadi primadona dan intensif di budidayakan. Apalagi teknik budidaya singkong relative mudah, murah, tahan penyakit dan sanggup tumbuh di lahan yang kritis sekalipun….!

Serial goresan pena ini sharing kecil saya untuk temen-temen TDA menurut pengamatan sehari-hari di kawasan Lampung sebagi pusat penghasil singkong terbesar di Indonesia. Semoga sanggup memberi inspirasi, memberdayakan lahan-lahan kosong dan menaikkan pendapatan petani kita.

Nyoman Petani sederhana ini juga ber profesi sebagai guru SMA, dia merupakan transmigran dari Bali semenjak tahun 60-an. Saat ini mengelola ratusan hektar flora singkong dan ber kawan dengan petani-petani lain dalam kelompoknya. Sebagai seorang pemimpin kelompok tani, Pak Nyoman juga menjadi distributor yang menjembatani penjualan panen singkong dari petani-petani ke pabrik di sekitar wilayah lahan, baik untuk materi baku industri tepung tapioca maupun untuk ethanol. 

Pengalaman puluhan tahun sebagai petani singkong menciptakan dia punya jaringan yang sangat luas dikalangan petani, apalagi sesama komunitas transmigran bali yang masih sangat dekat kekerabatannya. Sebagai distributor sebuah pabrik besar P Nyoman di berikan target harian untuk sanggup memenuhi kebutuhan pabrik, angka 100 – 150 Ton singkong segar per hari bukanlah sasaran sulit untuk dicapai. Sekarang, mari kita coba hitung berapa omzet harian dan bulanan dia sebagai distributor dan kita estimasi pendapatan bulanannya. Juga penghasilan sebagai coordinator kelompok tani.

Dengan makin banyaknya pabrik berdiri, baik pabrik tepung tapioca maupun bio fuel, kebutuhan akan supply singkong meningkat, sedangkan perkembangan luas lahan relative lambat dan masih harus ber kompetisi dengan jenis flora lain; karet, tebu dan sawit yang juga sedang booming dan menguntungkan. Kondisi ini menjadikan harga singkong naik tajam dari rentang Rp. 200 – 300 /kg di tahun 2006 menjadi Rp 400 – 500/kg an di sepanjang 2007 dan musim di tahun 2008 di prediksikan akan semakin naik. 

Dengan perkiraan harga rata-rata Rp. 425/kg maka omset harian dia ialah Rp. 425 x 100,000 kg = Rp. 42,500,000 dan dengan perkiraan pabrik ber operasi 25 hari kerja per bulan maka omset P Nyoman mencapai Rp. 1,062,500,000 / bulan…Fantastis bukan..???

Pakem yang berlaku dalam proses jual beli singkong dari petani – distributor – pabrikan, biasanya distributor akan menerima keuntungan/fee sebesar Rp. 10 – 15 dari pabrik. Dengan sasaran 100 Ton/hari, 25 hari kerja dan perkiraan fee Rp. 10/kg maka keuntungan/fee dari keagenan sebesar Rp. 25 juta/bulan…sebuah angka yang sangat besar…barangkali setara dengan manager senior di bank-bank yang sudah mapan…!! Tentunya untuk mensupply 100 Ton/hari, P Nyoman dibantu oleh pekerja atau saudara-saudara nya yang lain, tapi tetap saja penghasilan yang diterima sangat wah…!!

Dari aktifitas bertanam singkong dan mengkoordinir kelompok tani, dia juga masih memperoleh laba lagi yang jumlahnya juga cukup besar. Sebagai citra biaya budidaya flora singkong per hektar rata-rata ialah Rp. 4.5 juta/Ha dengan rincian sebagai berikut :Sewa tanah Rp. 1,000,000/Ha Pengolahan Lahan Rp. 1,000,000 Pemupukan Rp. 1.600,000 Tenaga Kerja Rp. 900,000.

Dengan perawatan yang baik dan pemupukan yang tepat, sanggup menghasilkan singkong sebesar 30 Ton/Ha dengan rendemen 24% untuk waktu penanaman 10 – 12 bulan. Harga di pabrik-pabrik di Lampung ketika ini berkisar di angka Rp. 450/kg….maka untuk hasil panen 30 Ton/Ha akan menghasilkan 30,000 kg x 450 = Rp. 13,500,000, masih dipotong ongkos transport dan cabut Rp. 100 x 30,000 = Rp 3,000,000……..hasil higienis Rp. 10,5 juta dengan modal awal Rp. 4,5 juta ( itupun dengan perkiraan lahan sewaan, jikalau lahan sendiri hasil akan lebih besar lagi…!). Sebuah investasi yang sangat menarik bukan Keluarga P Nyoman mempunyai lahan 15 Ha, maka dari hasil bertanam singkong, keluarga petani ini memperoleh penghasilan Rp. (10,5 jt – 4,5 jt ) x 15 Ha = Rp. 90 juta/panen atau setahun. Jumlah yang cukup lumayan…belum lagi dari acara coordinator kelompok tani yang jumlah nya ratusan hektar, dia masih memperoleh fee komplemen Rp. 10 untuk setiap kilo hasil panen singkong. Perbincangan terakhir saya dengan Pak Nyoman ahad lalu, dia sudah ber ancang-ancang menggati kendaraan beroda empat Suzuki Katana tuanya dengan Nissan Terano terbaru, semoga lebih gampang masuk lahan katanya……sebuah aktifitas off road yang menguntungkan tentunya.

Anda tentu menerka kisah diatas hanyalah segelintir dari ribuan petani lain yang susah hidupnya….Namun jangan salah…! Di Lampung, cukup banyak petani / distributor singkong yang bahkan ber omzet dan penghasilan lebih besar dari P Nyoman........satu demi satu, Insya Allah akan saya ceritakan siapa saja petani-petani itu dan bagaimana mereka memperoleh penghasilan sebanyak itu di edisi berikutnya.

Jika anda tertarik menginvestasikan uang nganggur anda, mainlah ke Lampung, masih sangat banyak lahan terbengkalai eks HGU perkebunan-perkebunan besar yang ditelantarkan dan kemudian dikuasai kembali oleh masyarakat (mungkin dulu juga mengambil paksa dari masyarakat. Anda sanggup menyewa tanah dari masyrakat budbahasa dan mencari petani kawan yang sanggup di percaya galakkan agro industri kita sehingga semua petani sanggup kaya, berpenghasilan cukup dan melampaui petani-petani di Thailand.

Sumber : visimandiri.blogspot.com

Sabtu, 29 Desember 2018

Inilah Anggono Sukses Membudidaya Ikan Mas

Adalah Anggono seorang yang telah sukses membudidayakan ikan mas di tempat Sukabumi Jawa Barat. Berawal membantu saudaranya mengelola 18 bak selama 6 tahun membuatnya paham dan mengerti teknik budidaya ikan mas. Kemudian pada tahun 1994 kepemilikan bak beralih kepadanya sesudah tukar guling kepemilikan tempat dengan rumahnya di Surabaya dan menerima pelengkap modal dalam bentuk uang Rp. 12 juta yang kemudian sebagian besar uang tersebut di  belikan bibit ikan konsumsi menyerupai mas, nila, gurame dan bawal. Meski banyak sekali jenis ikan telah di pelihara namun Anggono menentukan membudidayakan ikan jenis mas alasannya ialah permintaannya lebih tinggi dan harganya lebih terjangkau selain itu rasanya lebih cocok dengan pengecap konsumen mana pun.

Budidaya ikan di Kolam air deras Pada waktu itu ia lebih cenderung memelihara ikan dalam bak air deras sementara sebagian orang menggunakan akomodasi bak jaring apung (KJA) dan bak tanah. Belasan bak yang ia kelola berdekatan dengan sungai Cipelang. Arus anutan dari sungai mengalir cukup deras dari satu bak ke bak lainnya, sudah niscaya anutan air saling silih berganti setiap detik sehingga kebutuhan oksigen akan selalu tercukupi.

Menurutnya dengan sistem pemeliharaan di bak air deras pertumbuhan ikan mas lebih anggun alasannya ialah pergerakan ikan lebih aktif sehingga pakannya pun lebih banyak tentunya pertumbuhan lebih cepat. Budidaya ikan mas bukan hanya sanggup dilakukan di tempat masbodoh dengan suhu rata-rata 22-25 derajat celcius, namun ikan mas pun cocok di tempat daratan rendah hingga suhu 30 derajat celcius.

Jumlah Populasi ikan per bak Agar pertumbuhan ikan dalam bak lebih optimal ia memasukan ikan 1000 ekor dengan bak berukuran 12 x 3 meter dengan kedalaman 1,25 meter, ia mengisi bibit terbaik umur 40 hari atau seukuran dua jari orang dewasa. Bibit ikan di beli dari para petani sekitar kampung Bantar Panjang di Sukabumi dengan satuan kilo yang berisi 80 hingga 150 ekor.

Pakan dan peralatan  Ia memerlukan waktuk sekitar 4 hingga 5 bulan dalam pembesaran ikan mas hingga siap panen dengan ukuran 200/ 300 gram per ekor atau 3-5 ekor/ kg. Selama pembesaran ia memperlihatkan pakan berupa pelet buatan pabrik, bahkan gonta-ganti pakan buatan pabrik pernah ia lakukan pasalnya tingginya harga pakan kerap tak sebanding dengan daging yang dihasilkan. Namun guna mencari pakan yang efisien Anggono mengakui pakan yang agak mahal memang anggun alasannya ialah rasio konversi pakan (FCR) sanggup mencapai 1,2-1,5 artinya dengan 1,2-1,5 kg pakan sanggup menghasilkan bobot tubuh seberat 1 kg.

Ada hal yang unik dan menarik dalam pemberikan pakan, Anggono tak menentukan pertolongan pakan menyerupai memperlihatkan pakan dari persentase bobot ikan. " Saya berikan empan semaunya ikan makan," ungkapnya sambil memperlihatkan makan pada bejana yang di gantung. Meskipun demikian setidaknya dalam sehari, ia memperlihatkan pakan 2-3 kali manakala isi pakan di bejana habis, selain bejana pakan ala Anggono yang unik ini peralatan lain yang dipakai diantaranya saringan, drum-drum penampungan, timbangan, plastik, oksigen, tali dan karet gelang.

Harga ikan mas Kad Anggono lebih tinggi Memang harga jual ikan mas bak air deras milik Anggono lebih mahal dari ikan mas pembudidaya lain pada umumnya. Di karenakan contoh budidaya yang berbeda dan pertolongan pakan yang berbeda pula." pertolongan pakan di bak air deras kudu kenceng, alasannya ialah ikan perlu empan lebih banyak sehingga pertumbuhan cepat, " tegasnya.

Mahalnya harga sekilo ikan mas yang di jual Anggono tetap saja diminati rumah makan menyerupai Lembur kuring, Saung Kuring dan rumah makan Sunda yang tersebar di sekitar Sukabumi, Cianjur, Bogor, Jakarta dan Tanggerang. Menurutnya tak ada trik marketing khusus yang dilakukan untuk memasarkan hasil panen ikan mas tersebut.

Sumber : Tabloid Peluang

Jumat, 28 Desember 2018

Inilah Sukses Peternak Sapi Perah Pembuat Biogas

Pak Oman, sebagaimana para peternak yang kita kenal, berpembawaan sederhana. Walau sebenarnya perjuangan pak Oman sanggup dikategorikan berhasil dikelasnya,Tak dipungkiri, pak Oman sering mendapat tamu yang ingin menimba pengalamannya, antara lain: penerima kewirausahaan dari Bank BUMN, para peternak pemula yang mau belajar, juga para penerima pelatihan, ibarat rombongan kami, yang berasal dari banyak sekali BPD di Indonesia.

Pak Oman memulai perjuangan semenjak tahun 1951 dengan berdagang sayur mayur di Pasar Senen Jakarta. Saat Pasar Senen mengalami perombakan, pak Oman pindah berdagang sayur di Pasar Induk Kramat Jati. Nasib pak Oman mulai membaik, semenjak tahun 1987, dikala Koperasi Peternak Sapi Perah Bandung Utara (Koperasi PSPBU) memperlihatkan pembelian sapi perah dari New Zealand melalui kredit selama 7 tahun. Pak Oman mengajukan pembelian sapi 4 (empat) ekor senilai Rp.4.400.000,- yang cara pembayarannya melalui setoran susu sapi setiap harinya ke Koperasi PSPBU. Ternyata pak Oman sanggup melunasi pinjaman dalam tempo lebih cepat yaitu 5 (lima) tahun.

Saat ini pak Oman memiliki 11 ekor sapi dan 4 (empat) ekor anak sapi. Produksi susu per ekor 18-20 liter per hari, sehingga dari 6 (enam) ekor sapi produktif rata-rata mendapat 108 liter/hari. Harga susu dibeli oleh koperasi seharga Rp.3.300,- – Rp.3.500,- per liter, tergantung dari kualitasnya. Sebagai anggota koperasi, pak Oman dikenakan iuran wajib Rp. 25.000,- per bulan. Namun pak Oman mendapat kunjungan dokter binatang (ada 4 orang di Kabupaten Lembang, yang berafiliasi dengan KPSPBU) secara gratis jikalau ada keluhan sapi nya kurang sehat. Juga pelayanan dari mantri kesehatan, di tempat Lembang ada 15 mantri kesehatan, yang bekerja sama dengan koperasi, secara terpola mengunjungi peternakan sapi. Sapi yang masih produktif menghasilkan susu, jikalau dijual sanggup laris Rp. 14 juta per ekor. Sedangkan sapi yang telah beberapa kali bunting (umumnya hingga 7-9 kali), dianggap tidak produktf, jikalau dijual berharga Rp. 7-8 juta per ekor. Sapi yang tidak produktif ini, masih sanggup di ambil dagingnya.

Dari hasil beternak sapi perah, dari delapan anaknya, telah ada 4 (empat) orang yang berhasil lulus Sarjana. Pemberian makan kepada sapi, diberikan tiga kali sehari, pagi dan sore mendapat masakan dedaunan (rumput gajah, rumput Taiwan dll), sedang siang hari mendapat konsentrat yang dibeli dari koperasi seharga Rp.75.000,- per karung. Agar sapi sanggup menghasilkan susu yang berkualitas tinggi, perawatan kandang, proteksi contoh makan harus benar-benar diperhatikan, diadaptasi dengan berat masing-masing sapi.

Hasil kotoran sapi dikumpulkan, dimasukkan dalam septic tank, yang ditutup oleh plastik, biar gas naik keatas, yang nantinya disalurkan melalui pipa, dan menjadi biogas. Gas yang berasal dari biogas ini (hasil pembinaan dari Departemen Pertambangan), dialirkan melalui pipa, yang kemudian disambungkan dengan pipa plastik ke kompor. Kompor yang memakai biogas, dibentuk khusus, gas nya tidak berbau, perbedaan dengan gas LPG yaitu jikalau biogas menyalakan kompor harus dengan memakai korek api.

Sumber : edratna.wordpress.com

Kamis, 27 Desember 2018

Inilah Gurih Keuntungan Perjuangan Dari Tutut Sawah Rebus

Jika Anda kebetulan melintas di Jalan Abdullah Bin Nuh, Taman Yasmin Bogor, Jawa Barat, sempatkan sejenak mampir dan membeli keong rebus yang dijual di sepanjang jalan itu.  Keong rebus yang dijual itu ialah keong sawah yang rasanya hampir ibarat dengan kerang laut. Masakan ini pas disantap bersama nasi putih hangat. Di masyarakat Sunda, keong sawah ini biasa disebut dengan tutut.

Terdapat sekitar 50 pedagang tutut rebus yang mangkal di sepanjang Jalan Abdullah Bin Nuh, Bogor. Selain menggunakan gerobak, banyak juga pedagang yang menggunakan kendaraan beroda empat untuk menjajakan dagangannya Setiap pedagang menyediakan dingklik atau ganjal tikar bagi pembeli yang ingin makan di tempat. Namun, tidak sedikit pula pelanggan yang minta dibungkus untuk dibawa pulang.

Salah satu pedagang tutut rebus di kawasan ini ialah Ade. Untuk memperkaya rasa, Ade menambahkan banyak sekali variasi bumbu, ibarat original, rendang, asam manis, saus tiram, bumbu pedas, dan rasa kari. Untuk tutut rebus rasa original dibanderol Rp 3.000 per porsi. Sedang keong rasa saus tiram dihargai Rp 5.000 per porsi. Dari berjualan tutut ini, Ade mengaku sanggup menjual 30 kilogram (kg) hingga 50 kg tutur rebus per hari. “Laba higienis saya sekitar Rp 200.000 hingga Rp 300.000 per hari,” katanya.

Pedagang lainnya ialah Abdul Muhyi yang mengusung merek dagang Tutut Mang Oyeng. Dengan tiga gerobak dagang, ia sanggup menjual tutut rebus sebanyak100 hingga 300 porsi per hari. " Pendapatan saya berkisar Rp 200.000, Rp 300.000, hingga Rp 400.000 per hari,” katanya.

Rezeki berjualan tutut rebus juga diperoleh Giyanto. Bedanya, ia menjajakan barang dagangannya di mobil. Dalam sehari ia sanggup menjual 20 kilogram tutut rebus, dengan pendapatan berkisar Rp 200.000 hingga Rp 300.000 per hari. "Tutut ini banyak yang mencari alasannya ialah anggun buat kesehatan," ucapnya.

Bahan tutut biasanya dibeli dari pembudidaya keong sawah di Cianjur. Selain itu, ada juga yang membeli dari petani di Bogor. Giyanto sendiri membeli dari Pasar Anyar Bogor. Namun belakangan, para pemburu tutut di pasar semakin banyak. “Kalau mau beli di pasar, sudah harus menunggu dari jam dua pagi,” katanya. 

Sumber : ciputraentrepreneurship.com

Inilah Gurih Keuntungan Perjuangan Dari Tutut Sawah Rebus

Jika Anda kebetulan melintas di Jalan Abdullah Bin Nuh, Taman Yasmin Bogor, Jawa Barat, sempatkan sejenak mampir dan membeli keong rebus yang dijual di sepanjang jalan itu.  Keong rebus yang dijual itu ialah keong sawah yang rasanya hampir ibarat dengan kerang laut. Masakan ini pas disantap bersama nasi putih hangat. Di masyarakat Sunda, keong sawah ini biasa disebut dengan tutut.

Terdapat sekitar 50 pedagang tutut rebus yang mangkal di sepanjang Jalan Abdullah Bin Nuh, Bogor. Selain menggunakan gerobak, banyak juga pedagang yang menggunakan kendaraan beroda empat untuk menjajakan dagangannya Setiap pedagang menyediakan dingklik atau ganjal tikar bagi pembeli yang ingin makan di tempat. Namun, tidak sedikit pula pelanggan yang minta dibungkus untuk dibawa pulang.

Salah satu pedagang tutut rebus di kawasan ini ialah Ade. Untuk memperkaya rasa, Ade menambahkan banyak sekali variasi bumbu, ibarat original, rendang, asam manis, saus tiram, bumbu pedas, dan rasa kari. Untuk tutut rebus rasa original dibanderol Rp 3.000 per porsi. Sedang keong rasa saus tiram dihargai Rp 5.000 per porsi. Dari berjualan tutut ini, Ade mengaku sanggup menjual 30 kilogram (kg) hingga 50 kg tutur rebus per hari. “Laba higienis saya sekitar Rp 200.000 hingga Rp 300.000 per hari,” katanya.

Pedagang lainnya ialah Abdul Muhyi yang mengusung merek dagang Tutut Mang Oyeng. Dengan tiga gerobak dagang, ia sanggup menjual tutut rebus sebanyak100 hingga 300 porsi per hari. " Pendapatan saya berkisar Rp 200.000, Rp 300.000, hingga Rp 400.000 per hari,” katanya.

Rezeki berjualan tutut rebus juga diperoleh Giyanto. Bedanya, ia menjajakan barang dagangannya di mobil. Dalam sehari ia sanggup menjual 20 kilogram tutut rebus, dengan pendapatan berkisar Rp 200.000 hingga Rp 300.000 per hari. "Tutut ini banyak yang mencari alasannya ialah anggun buat kesehatan," ucapnya.

Bahan tutut biasanya dibeli dari pembudidaya keong sawah di Cianjur. Selain itu, ada juga yang membeli dari petani di Bogor. Giyanto sendiri membeli dari Pasar Anyar Bogor. Namun belakangan, para pemburu tutut di pasar semakin banyak. “Kalau mau beli di pasar, sudah harus menunggu dari jam dua pagi,” katanya. 

Sumber : ciputraentrepreneurship.com

Rabu, 26 Desember 2018

Inilah Ernawati Di Balik Sukses Pemancingan 1000

Tak punya latar belakang ilmu bisnis apalagi bidang perikanan, Hj. Ermawati justru sukses mengelola area Pemancingan 100 dan 1000 yang didirikan suaminya, H. Nurmiyanto. Tiap isu terkini liburan tiba, area pemancingan yang berlokasi di Desa Janti, Polanharjo, Klaten, itu banyak dipilih orang untuk menghabiskan waktu bersama keluarga. Bagaimana kiat sukses Erna mengelola bisnis dan puluhan karyawannya?

Berapa banyak ikan, beras, dan sayuran harus disediakan tiap isu terkini liburan? 
Bisa hingga 2 ton ikan sehari. Biasanya, sih, hari biasa cuma 6 kuintal. Berasnya sanggup hingga 3 ton dari kualitas terbaik. Mentimun dan cabe hingga 1 kuintal lebih. Saya juga heran kenapa pengunjung sanggup banyak tiba ke Pemancingan 1000 ini.

Kenapa tertarik berbisnis pemancingan? 
Saya enggak sangka akan berbisnis menyerupai ini. Saya kenal dunia pemancingan alasannya ialah pernah bekerja di rumah Pemancingan No. 10 milik tetangga. Saya kerja di sana selulus dari Sekolah Menengan Atas Polanharjo tahun 1994. Baru kerja setahun, putranya yang punya pemancingan itu melamar saya. Jadi, status saya dari pegawai berkembang menjadi menantu. 

Setelah itu, makin bersahabat dengan dunia perikanan, ya? 
Oh, belum. Orangtua saya, Pak Suraji dan Ibu Sri Murni, kan, petani transmigran asal Jawa ke Bandar Lampung. Berhubung jarak sekolah jauh dari rumah, saya dipindah ke Klaten. Saya memang lahir di Klaten, 29 April 1976.

Lalu sehabis menikah? 
Oleh mertua, suami dimodali toko kelontong kecil di pasar. Lalu toko itu dijual, laris Rp 25 juta. Uangnya untuk modal bikin lokasi pemancingan. Kebetulan mertua punya lahan persawahan, luasnya 3 ribu meter pesegi. Mula-mula bikin pemancingan kecil saja. Lama-lama sanggup proteksi uang kemudian digunakan untuk membesarkan perjuangan sedikit demi sedikit. 

Kolam pemancingan itu kami namakan Pemancingan 100. Lama-lama perjuangan ini jadi besar. Semua lahannya kini sudah terisi kolam. Pengunjungnya juga makin banyak. Lama-lama saya sanggup beli tanah untuk Pemancingan 1000 ini. Luasnya sekitar 6.500 meter pesegi. Awalnya ditertawakan orang ketika kami beli lahan bekas daerah buang sampah ini. Tapi kami, kan, punya planning sendiri.

Hobi memasak ikan?   
Saya hobi masak apa saja. Hanya saja dulu ketika masih bantu-bantu mertua di pemancingan ada pengunjung yang minta dimasakkan ikan. Kalau jadinya sering masak ikan, itu berawal dari faktor ketidaksengajaan. Dulu Pemancingan 10 tidak dikonsep sebagai daerah bersantap. Sekadar daerah mancing  saja. Sehabis memancing hasilnya dibawa pulang pengunjung. 

Selanjutnya, ada yang minta dimasakkan ikan hasil pancingannya alasannya ialah ingin makan di pinggir kolam. Nah, kebetulan saya suka masak. Sejak itulah banyak pemancing ikut-ikutan minta dimasakkan. Mungkin juga cocok rasa olahan ikannya, ya. Akhirnya keterusan dan makin banyak mengundang tamu.

Hal menyerupai itu juga ada di area pemancingan lain? 
Awalnya tidak. Di Klaten kami hampir 10 tahun bisnis kolam pemancingan, ya, sepi. Padahal sudah dibantu Balai Pembenihan Ikan. Mereka sempat menyarankan ikannya diolah sehingga menarik pengunjung untuk tiba lagi. Tapi, kok, belum pada tertarik. Nah, gres di Pemancingan 10 yang kemudian memulai. Setiap hari Minggu hingga tak muat tempatnya. Lama-lama bermunculan kolam pemancingan serupa. Ya, arena memancing, ya, arena makan juga. Dulu nomor usahanya berurutan. Sekarang tidak lagi.

Kenapa pakai nomor 1000? 
Habis pakai nama Pemancingan 10, jadi ramai. Bikin nomor 100 juga berjalan baik. Nah, semoga semakin besar usahanya saya pakai nomor 1000. Selain lokasi pemancingan dan bersantap, kami juga menyediakan daerah bermain air buat anak. Agar ketika orangtuanya mancing anaknya sanggup bermain bersama ibunya. Ternyata benar, Pemancingan 1000 yang letaknya agak jauh dari jalan raya banyak didatangi pengunjung. 

Sejak perjuangan membesar, bagaimana pembagian kiprah dengan suami? 
Saya full mengelola perjuangan ini. Suami yang menyiapkan semua keperluan materi baku, dari membina pembibitan ikan, menanam beras, hingga sayuran. Seperti tomat, daun kemangi, padi, mentimun, cabai, semua ditanam sendiri di lahan kami secara organik. Semua itu untuk persiapan event  besar. Misalnya menyambut Lebaran, Natal, tahun baru, dan liburan sekolah. Di luar itu, sebagian dicukupi pemasok.

Bekerjanya dari Minggu ke Minggu, dong? 
Iya. Pas hari libur, sih, sanggup hingga tidak istirahat. Tapi jikalau hari biasa, jam 18.00 pemancingan sudah saya tutup, meski ada tamu yang datang. Tapi pas liburan, meski sudah jam 18.00, jikalau materi baku masih ada, ya, saya terima saja tamu yang datang. Kasihan, kan, sudah jauh-jauh datang.

Jadi, kapan istirahatnya? 
Kalau tidak ada isu terkini liburan. Biasanya saya pakai jalan-jalan ke mal atau Toko Buku Gramedia mengantar anak-anak. Mereka, Putri Ike Nurmawati, kini kelas 1 SMA, dan Putra Nur Mahendra, masih kelas 5 SD. Saya langsung paling suka belanja buku masakan. Dan untuk urusan liburan ini, paling tidak tiap tahun saya ambil 12 hari cuti buat umrah bersama suami.

Oh ya, apa kuncinya sanggup mengelola bisnis dengan 60 karyawan? 
Saya anggap mereka keluarga. Saya tahu persis siapa saja yang potensial di bidangnya, kemudian saya tempatkan sesuai kapasitasnya. Dengan perlakuan yang baik, karyawan akan tumbuh kesadaran sendiri. Misalnya, tiap kali isu terkini liburan dan tamu membludak, karyawan sanggup tiba ke pemancingan jam 03.00 dini hari tanpa saya suruh. 

Setelah punya dua arena pemancingan dan sawah yang luas, apalagi obsesi ke depan? 
Suami sudah beli tanah lagi di pinggir jalan. Rencananya akan kami manfaatkan buat gedung pertemuan. Kebetulan di Desa Janti belum ada gedung pertemuan yang memadai fasilitasnya.

Sumber : eciputra.com

Selasa, 25 Desember 2018

Inilah Firdaus Ahmad Pengusaha Sukses Di London

Di tengah trafic kota London Firdaus Ahmad menyetir Mercedes 120 CDI dengan tenang. Mobil yang mampu mengangkut sepuluh orang itu yakni kendaraan “dinas” pria 54 tahun ini dari rumah ke restorannya.

Nusa Dua Restaurant bangkit di sudut Dean Street 11, Soho, di jantung ibu kota Inggris itu. Bangunan tiga lantai ini satu-satunya restoran Indonesia di daerah belanja dan tempat nongkrong belum dewasa muda itu. “Sejak Presiden Barack Obama tiba ke Indonesia, sajian favorit di sini nasi goreng,” kata Daus.

Selain itu, ada banyak masakan khas Indonesia di daftar menu: ayam kremes, sayur asem, sambal terasi, tahu isi, soto ayam, tempe, dan kerupuk udang. Saya makan di sana saat restoran masih tutup menjelang sore. Tapi, di depan pintu, pelanggan dari pelbagai ras yang akan makan malam sudah antre mengular.

Resto ini yakni buah kerja keras Daus selama 20 tahun. Ia tiba di London pada final 1981 dengan tiket pesawat yang dikirim saudaranya, sopir di Kedutaan Besar Indonesia di London. Daus nekat berangkat ke Inggris sebab penghasilan sebagai kondektur angkutan kota Kampung Melayu-Bekasi tak menentu.

Mendarat di Bandar Udara Heathrow yang sibuk, lulusan Sekolah Menengan Atas 1 Indramayu ini termenung dua jam. Ia tak tahu jalan keluar. Ia amati setiap penumpang. Asumsinya, orang yang kusut niscaya gres mendarat sehabis penerbangan yang jauh. Ia ikuti mereka menyeret koper. “Saat itu aku gres tahu arti ‘exit’ itu keluar,” katanya, terbahak.

Daus kemudian bekerja di restoran Indonesia sebagai pencuci piring. Tapi resto ini tak berumur lama. Pemiliknya tertangkap lembap mengakali pajak. Pemerintah mengambil alih dan menjualnya. Pembelinya yakni tukang masak asal Malaysia. Resto itu sekarang jadi rumah makan Asia yang tukang masaknya yakni pemilik lama, bekas majikan Daus.

Seorang pengusaha Singapura kemudian mendirikan Nusa Dua Restaurant. Daus diajak bergabung dan naik pangkat jadi chef. Tapi perkongsian ini hanya bertahan tiga tahun. Pengusaha itu tak mampu membayar cicilan modal. Royal Bank of Scotland (RBS) menyitanya. Daus kelimpungan tak punya pekerjaan.

Pada 1991 ia sudah menikahi Usya Suharjono, wanita cantik yang tengah kuliah kesekretariatan di London. Ayah Usya yakni wartawan radio BBC seksi Indonesia. Ia mengikuti orang tuanya ke London sehabis lulus Sekolah Menengan Atas 2 Jakarta Pusat pada 1983. Daus punya ide mengambil alih Nusa Dua.

Usya maju sebagai negosiator dengan bank sebab ia fasih berbahasa Inggris. Daus sampai sekarang masih gagap. Kepada tiga anaknya, ia berbicara dalam bahasa Indonesia, tapi dijawab dalam bahasa Inggris. Usya membujuk bahwa resto itu merugikan RBS sebab tak mendatangkan untung, sementara pajak tetap harus dibayar.

Daus meyakinkan mereka akan mengelola rumah makan dengan jaminan membayar cicilan 1.000 pound tiap bulan sempurna waktu. ”Jika tahun pertama pembayaran tak jelas, bank silakan ambil alih lagi,” katanya. Deal. RBS ternyata setuju.

Sejak itu, Daus yang pegang kendali. Ia belanja, ia memasak, ia pula yang melayani pembeli. Karena masakan racikannya enak, pelanggan usang kembali, dan pembeli gres berdatangan. Restorannya mulai untung dengan omzet 10 ribu pon (Rp 140 juta) setiap pekan. Dalam waktu enam tahun, utang 100 ribu pound lunas.

Tabungannya mulai kembung. Daus membeli sebuah rumah seluas 300 meter persegi seharga Rp 5,2 miliar di sudut jalan bersahabat sekolah anaknya. Rumah sembilan kamar itu sekarang disewakan kepada pelancong asal Indonesia dengan tarif 19,5 pound semalam. Meski tak ada papan nama, orang tahu rumah bata merah di sudut jalan kompleks elite Colindale itu ”Wisma Indonesia”.

Daus-Usya tinggal tak jauh dari situ. Tiga kendaraan beroda empat nangkring di garasi. Semuanya Mercedes yang harga satu unitnya rata-rata Rp 1,4 miliar. Daus kerap bolak-balik London-Bekasi untuk menengok keluarga besarnya di Jatiasih.

Sumber : inspirasisuksesmulia.blogspot.com

Inilah Firdaus Ahmad Pengusaha Sukses Di London

Di tengah trafic kota London Firdaus Ahmad menyetir Mercedes 120 CDI dengan tenang. Mobil yang mampu mengangkut sepuluh orang itu yakni kendaraan “dinas” pria 54 tahun ini dari rumah ke restorannya.

Nusa Dua Restaurant bangkit di sudut Dean Street 11, Soho, di jantung ibu kota Inggris itu. Bangunan tiga lantai ini satu-satunya restoran Indonesia di daerah belanja dan tempat nongkrong belum dewasa muda itu. “Sejak Presiden Barack Obama tiba ke Indonesia, sajian favorit di sini nasi goreng,” kata Daus.

Selain itu, ada banyak masakan khas Indonesia di daftar menu: ayam kremes, sayur asem, sambal terasi, tahu isi, soto ayam, tempe, dan kerupuk udang. Saya makan di sana saat restoran masih tutup menjelang sore. Tapi, di depan pintu, pelanggan dari pelbagai ras yang akan makan malam sudah antre mengular.

Resto ini yakni buah kerja keras Daus selama 20 tahun. Ia tiba di London pada final 1981 dengan tiket pesawat yang dikirim saudaranya, sopir di Kedutaan Besar Indonesia di London. Daus nekat berangkat ke Inggris sebab penghasilan sebagai kondektur angkutan kota Kampung Melayu-Bekasi tak menentu.

Mendarat di Bandar Udara Heathrow yang sibuk, lulusan Sekolah Menengan Atas 1 Indramayu ini termenung dua jam. Ia tak tahu jalan keluar. Ia amati setiap penumpang. Asumsinya, orang yang kusut niscaya gres mendarat sehabis penerbangan yang jauh. Ia ikuti mereka menyeret koper. “Saat itu aku gres tahu arti ‘exit’ itu keluar,” katanya, terbahak.

Daus kemudian bekerja di restoran Indonesia sebagai pencuci piring. Tapi resto ini tak berumur lama. Pemiliknya tertangkap lembap mengakali pajak. Pemerintah mengambil alih dan menjualnya. Pembelinya yakni tukang masak asal Malaysia. Resto itu sekarang jadi rumah makan Asia yang tukang masaknya yakni pemilik lama, bekas majikan Daus.

Seorang pengusaha Singapura kemudian mendirikan Nusa Dua Restaurant. Daus diajak bergabung dan naik pangkat jadi chef. Tapi perkongsian ini hanya bertahan tiga tahun. Pengusaha itu tak mampu membayar cicilan modal. Royal Bank of Scotland (RBS) menyitanya. Daus kelimpungan tak punya pekerjaan.

Pada 1991 ia sudah menikahi Usya Suharjono, wanita cantik yang tengah kuliah kesekretariatan di London. Ayah Usya yakni wartawan radio BBC seksi Indonesia. Ia mengikuti orang tuanya ke London sehabis lulus Sekolah Menengan Atas 2 Jakarta Pusat pada 1983. Daus punya ide mengambil alih Nusa Dua.

Usya maju sebagai negosiator dengan bank sebab ia fasih berbahasa Inggris. Daus sampai sekarang masih gagap. Kepada tiga anaknya, ia berbicara dalam bahasa Indonesia, tapi dijawab dalam bahasa Inggris. Usya membujuk bahwa resto itu merugikan RBS sebab tak mendatangkan untung, sementara pajak tetap harus dibayar.

Daus meyakinkan mereka akan mengelola rumah makan dengan jaminan membayar cicilan 1.000 pound tiap bulan sempurna waktu. ”Jika tahun pertama pembayaran tak jelas, bank silakan ambil alih lagi,” katanya. Deal. RBS ternyata setuju.

Sejak itu, Daus yang pegang kendali. Ia belanja, ia memasak, ia pula yang melayani pembeli. Karena masakan racikannya enak, pelanggan usang kembali, dan pembeli gres berdatangan. Restorannya mulai untung dengan omzet 10 ribu pon (Rp 140 juta) setiap pekan. Dalam waktu enam tahun, utang 100 ribu pound lunas.

Tabungannya mulai kembung. Daus membeli sebuah rumah seluas 300 meter persegi seharga Rp 5,2 miliar di sudut jalan bersahabat sekolah anaknya. Rumah sembilan kamar itu sekarang disewakan kepada pelancong asal Indonesia dengan tarif 19,5 pound semalam. Meski tak ada papan nama, orang tahu rumah bata merah di sudut jalan kompleks elite Colindale itu ”Wisma Indonesia”.

Daus-Usya tinggal tak jauh dari situ. Tiga kendaraan beroda empat nangkring di garasi. Semuanya Mercedes yang harga satu unitnya rata-rata Rp 1,4 miliar. Daus kerap bolak-balik London-Bekasi untuk menengok keluarga besarnya di Jatiasih.

Sumber : inspirasisuksesmulia.blogspot.com

Inilah Tati Hartati Menjahit Dengan Omset Milyaran

Berikut yaitu cerita pendiri produk pakaian jadi “Dannis” specialis pakaian muslim. Dengan modal awal Rp.1juta dan keuletan berusaha sekarang beromset Rp 2 milyar. Salah satu cerita sukses yang bisa menjadi inspirasi bagi kita semua.

Sebuah inspirasi bisa muncul dari mana saja, termasuk dari keluarga sendiri. Tati Hartati pun bisa menjadi seorang pengusaha pakaian muslim yang sukses berkat terinspirasi kemandirian ibu kandungnya.

Sewaktu kecil dulu, pemilik “Rumah Dannis” ini hidup dalam keprihatinan. Untuk membeli pakaian saja tidak mampu. Bila ingin baju baru, sang ibu rajin menyebarkan baju untuk Tati dan juga saudara-saudaranya.

Alhasil, Tati terbiasa mengenakan pakaian hasil jahitan sang ibu. Begitu pula ketika Hari Raya Idulfitri tiba. Ketekunan dan ketelatenan sang ibu inilah yang menjadi sumber ide bagi Tati untuk memberanikan diri menjahit pakaiannya sendiri ketika duduk di kelas empat sekolah dasar (SD).

Sejak itu pula Wati berguru mandiri. Setidaknya, ia tak lagi meminta uang jajan kepada orangtuanya karena ia bisa mencari uang sendiri dari jualan pakaian boneka dan daerah pensil. Apalagi hasil keterampilan tangan Tati semakin populer di kalangan teman-temannya. “Di sekolah jadi banyak yang tahu, dan pesanan terus bertambah,” kenang Tati.

Setelah lulus sekolah kejuruan itu, bukannya bekerja, Tati malah masuk ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Tidak tanggung-tanggung, ia bisa kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB) sampai berhasil meraih gelar insinyur kimia.

Setelah lulus kuliah, Tati pun harus bekerja di kantoran. Maklum, ketika itu sang ayah memasuki masa pensiun dari sebuah tubuh perjuangan milik negara (BUMN). Tanggung jawab keluarga seolah berpindah ke bahu Tati. “Ibu saya tidak bekerja dan ayah pensiun. Jadi, untuk biaya kuliah adik, saya harus mencari uang,” kata Tati.

Setelah menikah pada 1998, ternyata sang suami tidak mengizinkannya bekerja di kantoran. Larangan inilah yang menjadi dorongan berpengaruh bagi Tati untuk berjualan pakaian buatan sendiri. Dengan modal Rp 1 juta dari suami, Tati mulai mengambarkan keahliannya dalam menggambar dan mendesain pakaian. Itu semua ia lakukan di sela-sela aktivitas mengurus rumah dan anak.

Meski disambi mengurus rumah tangga, saban bulan, Tati bisa membikin 50 potong pakaian anak. Semuanya ia desain, jahit, dan bordir sendiri. “Jiwa saya selalu ingin menghasilkan sesuatu,” ujar Tati.
Dan ternyata, baju anak hasil kreasinya diterima pasar. Tati pun kian semangat. Dia juga mulai berani memasang merek Dannis pada baju bikinannya.

Lantas, tumbuh pula iktikad dirinya untuk mengembangkan usaha. Tati mulai memproduksi pakaian muslim dewasa, mukena, sampai jilbab.

Sayang, kali ini tidak laku. Toko-toko pakaian di Surabaya tidak mau menjual produknya. Ternyata, pakaian muslim buatan Tati bukan segmen dari toko-toko pakaian itu. Dia lantas berpikir, produk Dannis harus terang sasaran dan segmentasinya. “Akhirnya saya fokuskan produk ini untuk kalangan menengah ke atas,” tutur Tati.
Untuk bisa menciptakan model baju dengan mode mutakhir, Tati rajin menonton program mode di televisi, membuka majalah wanita, sampai jalan-jalan ke aneka macam kota. “Kalau lihat ada ekspo fashion di televisi, saya selalu membayangkan berada di program tersebut dan melihat semua desain untuk menyelami,” ujar Tati.

Omset Rp 2 miliar, Di dunia mode, Tati mencicipi sebuah ide itu menguras pikiran dan tenaga; sampai terkadang Tati merasa jenuh. Tapi, alasannya yaitu bisnis ini menguntungkan, ia pun tetap bahagia menjalaninya.

Kemampuannya berimajinasi soal model menciptakan busana Dannis selalu segar. Karena itu, tak perlu heran jika bisnis Tati juga terus berkembang. Sekarang ini Tati bisa memproduksi 35.000 potong baju dengan omzet mencapai Rp 2 miliar per bulan. Harga termahal dari baju muslim bermerek Dannis ini Rp 250.000.

Tati sekarang memperkerjakan 1.000 orang karyawan dengan melibatkan 500 biro yang tersebar di kota-kota besar. Dia menerapkan konsep kemitraan. “Jadi, saya tidak perlu menciptakan gerai, sehingga lebih efektif dan efisien,” imbuh Tati.

Kendati sudah malang melintang di dunia busana, pakaian muslim buatan Tati tak lepas dari kritikan, termasuk dari konsumen. “Saya anggap kritikan itu sebagai pemacu untuk menampilkan produk yang lebih baik lagi,” ujar Tati.

Sumber : diradja.wordpress.com

Inilah Tati Hartati Menjahit Dengan Omset Milyaran

Berikut yaitu cerita pendiri produk pakaian jadi “Dannis” specialis pakaian muslim. Dengan modal awal Rp.1juta dan keuletan berusaha sekarang beromset Rp 2 milyar. Salah satu cerita sukses yang bisa menjadi inspirasi bagi kita semua.

Sebuah inspirasi bisa muncul dari mana saja, termasuk dari keluarga sendiri. Tati Hartati pun bisa menjadi seorang pengusaha pakaian muslim yang sukses berkat terinspirasi kemandirian ibu kandungnya.

Sewaktu kecil dulu, pemilik “Rumah Dannis” ini hidup dalam keprihatinan. Untuk membeli pakaian saja tidak mampu. Bila ingin baju baru, sang ibu rajin menyebarkan baju untuk Tati dan juga saudara-saudaranya.

Alhasil, Tati terbiasa mengenakan pakaian hasil jahitan sang ibu. Begitu pula ketika Hari Raya Idulfitri tiba. Ketekunan dan ketelatenan sang ibu inilah yang menjadi sumber ide bagi Tati untuk memberanikan diri menjahit pakaiannya sendiri ketika duduk di kelas empat sekolah dasar (SD).

Sejak itu pula Wati berguru mandiri. Setidaknya, ia tak lagi meminta uang jajan kepada orangtuanya karena ia bisa mencari uang sendiri dari jualan pakaian boneka dan daerah pensil. Apalagi hasil keterampilan tangan Tati semakin populer di kalangan teman-temannya. “Di sekolah jadi banyak yang tahu, dan pesanan terus bertambah,” kenang Tati.

Setelah lulus sekolah kejuruan itu, bukannya bekerja, Tati malah masuk ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Tidak tanggung-tanggung, ia bisa kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB) sampai berhasil meraih gelar insinyur kimia.

Setelah lulus kuliah, Tati pun harus bekerja di kantoran. Maklum, ketika itu sang ayah memasuki masa pensiun dari sebuah tubuh perjuangan milik negara (BUMN). Tanggung jawab keluarga seolah berpindah ke bahu Tati. “Ibu saya tidak bekerja dan ayah pensiun. Jadi, untuk biaya kuliah adik, saya harus mencari uang,” kata Tati.

Setelah menikah pada 1998, ternyata sang suami tidak mengizinkannya bekerja di kantoran. Larangan inilah yang menjadi dorongan berpengaruh bagi Tati untuk berjualan pakaian buatan sendiri. Dengan modal Rp 1 juta dari suami, Tati mulai mengambarkan keahliannya dalam menggambar dan mendesain pakaian. Itu semua ia lakukan di sela-sela aktivitas mengurus rumah dan anak.

Meski disambi mengurus rumah tangga, saban bulan, Tati bisa membikin 50 potong pakaian anak. Semuanya ia desain, jahit, dan bordir sendiri. “Jiwa saya selalu ingin menghasilkan sesuatu,” ujar Tati.
Dan ternyata, baju anak hasil kreasinya diterima pasar. Tati pun kian semangat. Dia juga mulai berani memasang merek Dannis pada baju bikinannya.

Lantas, tumbuh pula iktikad dirinya untuk mengembangkan usaha. Tati mulai memproduksi pakaian muslim dewasa, mukena, sampai jilbab.

Sayang, kali ini tidak laku. Toko-toko pakaian di Surabaya tidak mau menjual produknya. Ternyata, pakaian muslim buatan Tati bukan segmen dari toko-toko pakaian itu. Dia lantas berpikir, produk Dannis harus terang sasaran dan segmentasinya. “Akhirnya saya fokuskan produk ini untuk kalangan menengah ke atas,” tutur Tati.
Untuk bisa menciptakan model baju dengan mode mutakhir, Tati rajin menonton program mode di televisi, membuka majalah wanita, sampai jalan-jalan ke aneka macam kota. “Kalau lihat ada ekspo fashion di televisi, saya selalu membayangkan berada di program tersebut dan melihat semua desain untuk menyelami,” ujar Tati.

Omset Rp 2 miliar, Di dunia mode, Tati mencicipi sebuah ide itu menguras pikiran dan tenaga; sampai terkadang Tati merasa jenuh. Tapi, alasannya yaitu bisnis ini menguntungkan, ia pun tetap bahagia menjalaninya.

Kemampuannya berimajinasi soal model menciptakan busana Dannis selalu segar. Karena itu, tak perlu heran jika bisnis Tati juga terus berkembang. Sekarang ini Tati bisa memproduksi 35.000 potong baju dengan omzet mencapai Rp 2 miliar per bulan. Harga termahal dari baju muslim bermerek Dannis ini Rp 250.000.

Tati sekarang memperkerjakan 1.000 orang karyawan dengan melibatkan 500 biro yang tersebar di kota-kota besar. Dia menerapkan konsep kemitraan. “Jadi, saya tidak perlu menciptakan gerai, sehingga lebih efektif dan efisien,” imbuh Tati.

Kendati sudah malang melintang di dunia busana, pakaian muslim buatan Tati tak lepas dari kritikan, termasuk dari konsumen. “Saya anggap kritikan itu sebagai pemacu untuk menampilkan produk yang lebih baik lagi,” ujar Tati.

Sumber : diradja.wordpress.com

Senin, 24 Desember 2018

Inilah Suksesnya Bisnis Kreasi Ampas Kopi Ala Sasang Priyo Sanyoto

Berbeda dari kedai kopi lainnya, Refresho coffee shop tidak hanya menyajikan berbagai hidangan minuman kopi bagi para konsumennya, namun juga melengkapi interior bangunannya dengan bermacam-macam jenis perabot rumah tangga yang terbuat dari limbah atau ampas kopi.

Dirintis pada bulan April 2010 silam, awalnya Sasang Priyo Sanyoto (sang owner) menekuni bisnis kerajinan yang semuanya diproduksi dari limbah atau ampas kopi. Namun seiring dengan meningkatnya seruan konsumen, kini ini Sasang tidak hanya memproduksi berbagai kerajinan dari limbah kopi saja. Tetapi Ia juga mulai membuka bisnis kedai kopi dengan bermacam-macam hidangan andalan yang banyak digemari para pelanggan.

Mengambil ide bisnis dari tradisi “nyenthe” kebiasaan masyarakat Jawa Timur yang sering mengoleskan endapan kopi pada sebatang rokok untuk mendapat sensasi rasa baru. Sasang mencoba melaksanakan sedikit inovasi, dengan mengaplikasikan tradisi nyenthe pada barang perabot rumah tangga yang ada di sekitarnya. Sebut saja menyerupai piring, gelas, kap lampu, dan lain sebagainya. Tak disangka-sangka penemuan tersebut diminati banyak konsumen, sehingga Sasang mulai tertarik memasarkan kreasi kerajinan limbah kopi dengan mengangkat Centhe Merchandise sebagai merk produk yang Ia usung.

Melihat respon pasar yang cukup bagus, bapak satu anak ini memberanikan diri untuk melebarkan sayap bisnisnya dengan membuka perjuangan kedai kopi. Mengambil nama Refresho yang merupakan campuran kata “refresh” dan “Indonesia”, Sasang ingin mengakibatkan kedai kopinya sebagai media refreshing bagi seluruh masyarakat Indonesia. Bermodalkan uang sebesar Rp 30 juta, Sasang membangun kedai kopi Refresho dengan konsep sederhana namun bersahabat, diadaptasi dengan jargon andalannya ialah “lebih kecil, lebih sederhana, dan lebih bersahabat”. Dimana kedai kopi tersebut sengaja memakai konsep sederhana semoga dapat dijangkau semua kalangan konsumen, serta senantiasa memperlihatkan pelayanan hangat dan akrab bagi setiap pelanggaan yang tiba ke kedai kopinya.

Kisah Sukses Sasang Priyo Sanyoto dengan Bisnis Kreasi Ampas KopiMemiliki hidangan andalan menyerupai contohnya continental coffe, gingseng coffe, ginger coffe, kopi godhog, fruit coffee (kopi rasa buah), serta coffee late dengan hiasan latte art yang menawan. Kedai kopi Refresho yang berlokasi di Sidoarjo ini dikunjungi sedikitnya 200 orang tamu setiap harinya. Tidak heran bila omset sekitar Rp 600.000,00 hingga Rp 1.000.000,00 per hari dapat dikantongi pengusaha sukses ini, bahkan angka tersebut dapat melonjak hingga dua kali lipatnya saat memasuki hari libur atau selesai pekan (sabtu dan minggu).

Berkat kreativitas Sasang Priyo Sanyoto dalam menggabungkan kreasi kerajinan limbah atau ampas kopi dengan konsep bisnis kedai kopi yang Ia bangun, kini omset puluhan juta rupiah dapat masuk ke kantong Sasang setiap bulannya. Tidak hanya itu saja, kini ini bisnis kedai kopi Refresho telah bermetamorfosis bisnis kemitraan dan telah tersebar hingga Daerah Tulungagung, Padang, serta Makassar.

Semoga cerita sukses Refresho berawal dari ampas kopi ini dapat memperlihatkan manfaat bagi para pembaca dan menginspirasi seluruh masyarakat Indonesia untuk terus berkreasi dan berinovasi membuat peluang-peluang bisnis yang menjanjikan laba cukup besar. Maju terus UKM Indonesia dan salam sukses.

Sumber : bisnisukm.com

Inilah Suksesnya Bisnis Kreasi Ampas Kopi Ala Sasang Priyo Sanyoto

Berbeda dari kedai kopi lainnya, Refresho coffee shop tidak hanya menyajikan berbagai hidangan minuman kopi bagi para konsumennya, namun juga melengkapi interior bangunannya dengan bermacam-macam jenis perabot rumah tangga yang terbuat dari limbah atau ampas kopi.

Dirintis pada bulan April 2010 silam, awalnya Sasang Priyo Sanyoto (sang owner) menekuni bisnis kerajinan yang semuanya diproduksi dari limbah atau ampas kopi. Namun seiring dengan meningkatnya seruan konsumen, kini ini Sasang tidak hanya memproduksi berbagai kerajinan dari limbah kopi saja. Tetapi Ia juga mulai membuka bisnis kedai kopi dengan bermacam-macam hidangan andalan yang banyak digemari para pelanggan.

Mengambil ide bisnis dari tradisi “nyenthe” kebiasaan masyarakat Jawa Timur yang sering mengoleskan endapan kopi pada sebatang rokok untuk mendapat sensasi rasa baru. Sasang mencoba melaksanakan sedikit inovasi, dengan mengaplikasikan tradisi nyenthe pada barang perabot rumah tangga yang ada di sekitarnya. Sebut saja menyerupai piring, gelas, kap lampu, dan lain sebagainya. Tak disangka-sangka penemuan tersebut diminati banyak konsumen, sehingga Sasang mulai tertarik memasarkan kreasi kerajinan limbah kopi dengan mengangkat Centhe Merchandise sebagai merk produk yang Ia usung.

Melihat respon pasar yang cukup bagus, bapak satu anak ini memberanikan diri untuk melebarkan sayap bisnisnya dengan membuka perjuangan kedai kopi. Mengambil nama Refresho yang merupakan campuran kata “refresh” dan “Indonesia”, Sasang ingin mengakibatkan kedai kopinya sebagai media refreshing bagi seluruh masyarakat Indonesia. Bermodalkan uang sebesar Rp 30 juta, Sasang membangun kedai kopi Refresho dengan konsep sederhana namun bersahabat, diadaptasi dengan jargon andalannya ialah “lebih kecil, lebih sederhana, dan lebih bersahabat”. Dimana kedai kopi tersebut sengaja memakai konsep sederhana semoga dapat dijangkau semua kalangan konsumen, serta senantiasa memperlihatkan pelayanan hangat dan akrab bagi setiap pelanggaan yang tiba ke kedai kopinya.

Kisah Sukses Sasang Priyo Sanyoto dengan Bisnis Kreasi Ampas KopiMemiliki hidangan andalan menyerupai contohnya continental coffe, gingseng coffe, ginger coffe, kopi godhog, fruit coffee (kopi rasa buah), serta coffee late dengan hiasan latte art yang menawan. Kedai kopi Refresho yang berlokasi di Sidoarjo ini dikunjungi sedikitnya 200 orang tamu setiap harinya. Tidak heran bila omset sekitar Rp 600.000,00 hingga Rp 1.000.000,00 per hari dapat dikantongi pengusaha sukses ini, bahkan angka tersebut dapat melonjak hingga dua kali lipatnya saat memasuki hari libur atau selesai pekan (sabtu dan minggu).

Berkat kreativitas Sasang Priyo Sanyoto dalam menggabungkan kreasi kerajinan limbah atau ampas kopi dengan konsep bisnis kedai kopi yang Ia bangun, kini omset puluhan juta rupiah dapat masuk ke kantong Sasang setiap bulannya. Tidak hanya itu saja, kini ini bisnis kedai kopi Refresho telah bermetamorfosis bisnis kemitraan dan telah tersebar hingga Daerah Tulungagung, Padang, serta Makassar.

Semoga cerita sukses Refresho berawal dari ampas kopi ini dapat memperlihatkan manfaat bagi para pembaca dan menginspirasi seluruh masyarakat Indonesia untuk terus berkreasi dan berinovasi membuat peluang-peluang bisnis yang menjanjikan laba cukup besar. Maju terus UKM Indonesia dan salam sukses.

Sumber : bisnisukm.com

Minggu, 23 Desember 2018

Inilah Arifin Panigoro Sang Pemilik Medco Energi

Keuntungan dari akuisisi Novus, perusahaan minyak Australia sekitar Rp 192 triliun pembelian Stanvac Rp 54 Triliun.

Arifin Panigoro, lahir di London 14 Maret 1945, merobek ahli impian atau kain tenun kapas rapi hanya dengan tangan kosong sambil membantu ayah menjual di toko Jalan Braga Bandung. Rasa Keyakinan (PD) dalam bisnis yang bekerjasama dengan acara olahraga basket, karate, dan terjun payung yaitu hobi. Prinsip-prinsip yang sangat sederhana dalam meningkatkan Medco antara lain:

Lainnya Pantang mengambil rezeki, Ketika penawaran untuk sebuah perusahaan kawan lokal asing, sudah masuk anjuran pertama dari perusahaan lain, bahu-membahu ingin Rewind, tapi memperlihatkan sudah masuk dan dinyatakan Perusahaan gila menang alasannya yaitu itu sosok yang lebih dekat AP. Karena tidak sepegetahuan jelek dan tidak ada pihak asing, jadinya AP bersama dengan penawar pertama dan laba 100% untuk bidder pertama sebelumnya. Mitra tersebut terkejut, kan?. Yess ….. menjawab.

 Semangat nomor satu, Membangun iktikad dengan kejujuran: Jujur yaitu abadi, yang berarti dari pepatah Belanda “Eerlijk duurt’t langst Prinsip yang harus menjalankan bisnis.
Merintis Baru Binis, 

a. Stanvac Nilai Aset yang dimiliki (Mobil Oil dan Exxon Mobil) pada sebuah ladang minyak di Sumatera Selatan bumi sebesar US $ 60 juta, mala dibeli seharga US $ 85 juta untuk menutup perhitungan titik (BEP) kalau minyak muncrat 10 juta barel, yaitu konten dibuktikan dengan 200 juta barel. Untungnya?. Menurut hitungan saya US $ 6 miliar atau Rp 54 triliun, yaitu: harga jual minyak mentah (US $ 60 barel) – Pengeboran Biaya (US $ 30 per barel) X 200 juta. Pertukaran Rp / US $ / Rp 9.000.

b. Eksecutif perusahaan yang sebelumnya menjadi Medco kontraktor terkejut dan tidak sanggup percaya setengah Medco mengikuti memenangkan tender dan pembelian (mengakuisisi) seluruh saham Novus, Australia berbasis perusahaan minyak yang mempunyai 26 blok di kawasan operasi tujuh negara: Indonesia (Kakap dan Brantas blok), Ausralia, USA Serikat, Oman, Uni Emirat Arab, Pakistan dan Filipina. Minyak Cadangan terbukti (yang dianggap penelitian pasti) sebelum 139 juta meningkat menjadi 209.900.000 barel. Jumlah cadangan terbukti dan yang tiba-tiba melonjak menjadi 851.700.000 barel. Apa manfaatnya?.
Hampir Rp 192 triliun. WOWWWWWW.

 Banyak kawan-kawan, Juta kawan masih kurang, musuh kebanyakan. Mencari sobat lebih sulit daripada menciptakan musuh, sehingga prinsip kehidupan.

Net Working dan Trust, Setelah jatuhnya Presiden Soeharto, AP aktif di Partai Demokrat Perjuangan (PDIP), AP niscaya sangat dekat dengan Presiden Megawati, di depan Medco manajer saya menyampaikan “itu, s waktu kita sekarang”, yang nyana, mereka segera menolaknya dengan keras. Tidak ada korupsi Dude … sehingga untuk berbicara manajer Nya mengatakan. Nah lho!

Mengerahkan Duty, Masalah Wajah, Tidak ingin ngemplang. Medco harus menghadapi duduk kasus utang untuk membiayai akuisisi Mangistaumunaigaz ladang minyak di Kazakhstan, fraksi Negara Rusia. Hal ini terjadi alasannya yaitu krisis dan harga minyak jatuh di bawah US $ 10 per barel. Dalam utang restrukturasasi proses, ada masalah yang jarang terjadi saat membahas utang dengan Credit Suisse First Boston (CSFB) dipimpin David Matlin, Direktur Distress Pasar Utang. Negosiasi yang seharusnya selesai empat hari di atas meja dapur malam itu. “Jika Anda perlu cek dari US $ 270 juta, saya akan memberikannya kepada Anda sekarang, “kata David Matlin.

Kesuksesan data pengusaha sukses ini membeli kembali saham dari tangan orang-orang lain di 2006 dibahas secara rinci oleh Harvard Business School dan menyimpulkan bahwa itu bukan hanya alasannya yaitu kegigihan keluarga Arifin Panigoro, tetapi alasannya yaitu iktikad di kalangan investor terhadap kelas dunia perusahaan swasta dari Indonesia yang tiba keluar dari krisis.

Februari 2008, AP berbicara di depan mahasiswa di Harvard Business School wacana studi masalah “Entrepreneuship dan Bisnis Keluarga”. Diskusi masalah keberhasilan suatu perusahaan sering terjadi di Harvard, tetapi hanya kali ini disampaikan pribadi oleh pemilik dan mungkin dari Indonesia gres AP ibarat itu di sini.

Sebagai rasa tanggung jawab sosial dan bisnis kecurangan derma prinsip Direktur kecil Grameen Bank Muhammad Yunus, Bangladesh, Medco kerjasama dengan Pemerintah Merauke, yang disebut “Merauke Integrated Food and Energy Estate (MIFEE) dengan tujuan membawa potensi Merauke untuk menjadi lumbung dan enegy terintegrasi. Potensi komoditas sanggup tumbuh terdiri dari: padi, jagung, kedelai, sorgum gula, tebu dan tanaman lainnya. Proyek ini melibatkan masyarakat lokal dengan mengakui hak watak dan menciptakan masyarakat sebagai pemegang saham.

Sumber : eciputra.com

Sabtu, 22 Desember 2018

Inilah Sukses Pengusaha Indonesia – Hermawan Kartajaya

Hermawan Kartajaya dilahirkan di Surabaya, 18 November 1947 dari keluarga Tionghoa miskin. Hermawan keluarga tinggal di Chinatown di ibukota provinsi Jawa Timur, tepatnya di Kapasan Gang IV. Ayahnya bekerja sebagai negara satu kasir. Namun, hidup pas-pasan, Herman mengenang ayahnya sebagai orang yang jujur, bahkan terlalu jujur. Kesulitan tidak membujuk beliau untuk mengambil yang tidak benar.

Selain menanamkan kejujuran, ayah juga melarang anak-anaknya ke sekolah Tionghoa. Tujuan untuk semua bawah umur mereka mempunyai rasa nasionalisme yang tinggi bahkan jikalau mereka lahir sebagai warga keturunan.
Meskipun ekonomi tumbuh di tengah-tengah keluarga yang sulit, Herman bangkrut. Beruntung, meskipun berasal dari keluarga tidak bisa, Herman dikenal sebagai anak yang pintar. Kelebihan Dia dipakai untuk membantu orang tuanya mencari nafkah. Sejak remaja, ia sering memberi les privat. “Sebagai anak seorang pegawai negeri miskin, saya harus mempunyai penghasilan tambahan, sehabis semua, saya sudah cinta profesi sebagai guru,” ungkapnya menyerupai dikutip dari situs its.ac.id.

Jika Anda ingin membangun sebuah merk yang kuat, perusahaan dilarang hanya mengandalkan iklan. Perusahaan harus melaksanakan sesuatu yang mencolok dalam benak konsumen, tidak hanya menjual tetapi mempunyai implikasi jangka panjang.

Setelah lulus SMA, Herman mengumpulkan rupiah untuk dolar untuk membiayai studi keras bekerja di (10 November Surabaya Institut Teknologi) ITS Jurusan Teknik Elektro. Kemudian, Herman yang sezaman teman kuliah Menteri Muhammad Nuh, merasa kurang nyaman. Program ini diajarkan melalui hanya alasannya ia mengaku tidak punya talenta di bidang rekayasa. Oleh alasannya itu, ia pasrah saja dikala saya harus drop out dari ITS.

Gagal gelar, dipersenjatai dengan penguasaan matematika dan fisika yang luar biasa, Herman menyalurkan kemampuan untuk menjadi guru di SMAK St Louis, Surabaya. Hermawan kehadiran di sekolah bergengsi ini ternyata bisa menciptakan siswa dikhususkan untuk subjek yang sering dianggap sulit. Hermawan Kartajaya juga muncul sebagai guru favorit.

Tentu saja itu bukan tanpa alasan. Menurut Herman, setiap waktu mengajar, ia selalu berusaha untuk menyederhanakan materi kompleks dengan memakai contoh-contoh konkret. Misalnya, dikala membahas kubus, ia mengirim anak didiknya mengambil benang dan menciptakan demonstrasi.

Fakta itu bergotong-royong menunjukan bahwa ia bisa tampil sebagai seorang guru yang bisa mengajar. Namun, pemerintah Orde Baru alasannya membutuhkan setiap guru Sekolah Menengan Atas harus menanggung gelar sarjana.
Dalam rangka untuk bertahan hidup sebagai guru, sementara masih mengajar, Herman melanjutkan pendidikan ke Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana. Semua mata pelajaran di sekolah tinggi dimakan olehnya. Kaprikornus pintar, dalam kenyataannya sering profesor meminta masukan darinya. Menurut orang yang mempunyai cerita sukses pengusaha indonesia ini, apa yang diajarkan di sekolah tinggi tinggi telah membaca semuanya, bahkan ketinggalan jaman. Tak heran, maka Herman sekolah tinggi sukses lengkap dan memenangkan gelar di bidang ekonomi dalam waktu yang relatif singkat.

Setelah bekerja di beberapa perusahaan, perusahaan besar merekrut teman sekelas Hermawan PT HM Sampoerna untuk mengelola PT Panggung. Penghasilannya sebagai kursus profesional jauh lebih menjanjikan daripada dikala saya yakni seorang guru SMA. Tapi sayangnya, beliau tidak bisa menahan kebosanan menderanya. Alasannya, alasannya jiwa sebagai pendidik. Herman selalu menyebut dirinya “seorang guru lahir”. Dilahirkan untuk menjadi seorang guru!

“Pengajaran iku yang memberi ilham kepada orang lain sehingga wong-wong iku iso mengubah dirinya sendiri, sehingga uripe lebih indah,” kata pakar pemasaran dalam gaya khas gado-gadonya: adonan Jawa Indonesia, bahasa Inggris dan Hokkien.

Setelah beberapa tahun pelayanan di HM Sampoerna, pada tahun 1990, cerita sukses pengusaha indonesia ini tetapkan untuk keluar dari salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia dan mulai mencari tantangan baru. Selain itu, pengalamannya sebagai seorang guru selama dua dekade, menciptakan rumah untuk bekerja kepada karyawan. Maka dibuatlah sebuah perusahaan konsultan dengan MarkPlus nama di kampung halamannya, Surabaya. Ini melaksanakan penelitian di bidang pemasaran dan menawarkan saran strategis bagi organisasi bisnis.

Sejak itu, ia rajin mengikuti kuliah singkat atau kursus berjudul pemasaran luar negeri. Tidak cukup puas, Herman kemudian melanjutkan pendidikannya di University of Strahclyde master, Glasgow dan mendapatkan MSc pada tahun 1995. Dia juga menghadiri acara pendidikan administrator di sekolah bisnis terkemuka di Amerika Serikat, dari Harvard, Wharton, Kellogg ke Universitas Michigan.

Pilihan melaksanakan bisnis tetapi masih bisa menyalurkan hasratnya sebagai guru tidak ketinggalan. Perusahaan mulai memperlihatkan hasil yang menggembirakan, dan namanya mulai dikenal sebagai media massa di Surabaya, Jawa Pos dan Surabaya pada khususnya yakni Pos sangat membantu mensosialisasikan ide-ide.
Pemikiran di bidang pemasaran dikenal sudah jauh ke depan, salah satu bahwa pemasaran akan menjadi elemen penting dalam administrasi modern. Dia juga selalu mengatakan, jikalau Anda ingin membangun sebuah merk yang kuat, perusahaan dilarang hanya mengandalkan iklan. Perusahaan harus melaksanakan sesuatu yang mencolok dalam benak konsumen, tidak hanya menjual tetapi mempunyai implikasi jangka panjang.

Pada tampilan awal di mana konsultan profesional belum diketahui bahkan di Surabaya di Indonesia pada umumnya, cerita sukses pengusaha indonesia ini sering menerima cemoohan alasannya mereka hanya menjual omongan, hanya bisa berbicara, tetapi belum tentu sanggup mengelola perusahaan.

Punya cara yang negatif, Herman mengatakan, “Salah satu pendapat tersebut. Saya mengajar, inspirasi. Karena menjual aneh saya, ya, tidak terlihat. Sama salah dengan gagasan bahwa pengusaha jahat, licik,” katanya. “Aku punya guru dan tidak pernah berubah Pemasaran yang menciptakan suatu produk (barang atau jasa) selalu diperlukan.. Kebutuhan pelanggan terus,” tambahnya.

Prinsip yang selalu dijaga oleh dirinya selama profesinya sebagai konsultan pemasaran. Para non-Muslim hanya perbankan syariah konsultan disewa Bank Indonesia menyampaikan itu sangat senang dengan keberhasilan yang telah dicapai. Menurut Herman, pekerjaan itu diklasifikasikan ke dalam tiga kategori: pekerjaan, profesi, menelepon. Jika panggilan fase itu (panggilan), maka orang akan menikmati kebahagiaan dalam karyanya. Bekerja dinikmati selama 24 jam, tidak lagi terikat jam kerja, atau pertimbangan lainnya. Hidupnya sekarang ditujukan untuk pemasaran, alasannya itulah panggilannya.

Kebahagiaan tumbuh laki-laki berkacamata dikala ia melihat dua bayinya, Michael dan Stephany sudah sanggup berdiri diatas kaki sendiri dan mengikuti jejaknya dalam dunia pemasaran. Topik pembicaraan dalam keluarga tidak jauh dari dilema pemasaran, positioning, diferensiasi, dan sebagainya. Namun, ia masih menyadari bahwa dua anaknya mempunyai dunianya masing-masing.

Saat ini, perusahaan yang didirikannya, MarkPlus, Inc. telah menyebar ke banyak sekali negara di Asia ke Amerika. Namanya berhasil dinobatkan sebagai salah satu dari 50 Gurus yang Memiliki Berbentuk Masa Depan Pemasaran oleh The Chartered Institute of Marketing yang bertempat di Inggris (CIM-UK). Dia bahkan ditunjuk Presiden WMA, World Marketing Association pada tahun 2002.

Kemajuan-Plus Mark yang luar biasa sepertinya tidak telah dibentuk puas, dari tahun ke tahun, ia bertekad untuk terus mengembangkan perusahaan untuk menjadi yang terbaik. “Tahun 2010 harus menjadi juara ASEAN Tahun 2.015 juara Asia.. Tahun 2.020 juara dunia,” kata bapak dua anak mengungkapkan target. Menetapkan visi dan harapan yang tinggi mungkin dimaksudkan Hermawan untuk memotivasi diri sendiri dan adrenalin, bahwa semua mimpi sanggup dicapai. Pada prinsipnya, yang penting yakni masa depan bukan masa lalu.

Dalam sibuk menasihati sejumlah perusahaan terkemuka di Indonesia, ia masih aktif menulis buku-buku ihwal dunia bisnis dan Indonesia serta pemasaran internasional termasuk Asia Reposisi: Dari Bubble Ekonomi Berkelanjutan, Pemasaran Rethinking: Pemasaran Perusahaan Berkelanjutan di Asia; Hermawan Kartajaya Pasar-ing, The 18 Guiding Principles of marketing di Venus, MarkPlus on Strategy, dan banyak lagi. Herman juga merupakan kolumnis tetap Majalah SWA, GATRA, dan Koran Bisnis Indonesia.

Selain menulis, ada tiga kegiatan lain yang sangat mendorong kreativitas: bepergian, bercanda, dan mandi. Ketika jalan-jalan, bercanda, mandi, selalu muncul ide-ide pemasaran untuk disampaikan kepada publik. Tidak heran beliau telah menulis sebuah buku ihwal marketing alasannya kreativitasnya terus mengalir dari tiga acara sederhana. Selain produktif melalui tulisan-tulisannya, ia sering digabungkan memimpin guru manajemen, Philip Kotler juga sering diundang sebagai pembicara di banyak sekali seminar dan lokakarya di rumah dan di luar negeri.

Sumber : pengusahasuksesindonesia.wordpress.com

Inilah Sukses Pengusaha Indonesia – Hermawan Kartajaya

Hermawan Kartajaya dilahirkan di Surabaya, 18 November 1947 dari keluarga Tionghoa miskin. Hermawan keluarga tinggal di Chinatown di ibukota provinsi Jawa Timur, tepatnya di Kapasan Gang IV. Ayahnya bekerja sebagai negara satu kasir. Namun, hidup pas-pasan, Herman mengenang ayahnya sebagai orang yang jujur, bahkan terlalu jujur. Kesulitan tidak membujuk beliau untuk mengambil yang tidak benar.

Selain menanamkan kejujuran, ayah juga melarang anak-anaknya ke sekolah Tionghoa. Tujuan untuk semua bawah umur mereka mempunyai rasa nasionalisme yang tinggi bahkan jikalau mereka lahir sebagai warga keturunan.
Meskipun ekonomi tumbuh di tengah-tengah keluarga yang sulit, Herman bangkrut. Beruntung, meskipun berasal dari keluarga tidak bisa, Herman dikenal sebagai anak yang pintar. Kelebihan Dia dipakai untuk membantu orang tuanya mencari nafkah. Sejak remaja, ia sering memberi les privat. “Sebagai anak seorang pegawai negeri miskin, saya harus mempunyai penghasilan tambahan, sehabis semua, saya sudah cinta profesi sebagai guru,” ungkapnya menyerupai dikutip dari situs its.ac.id.

Jika Anda ingin membangun sebuah merk yang kuat, perusahaan dilarang hanya mengandalkan iklan. Perusahaan harus melaksanakan sesuatu yang mencolok dalam benak konsumen, tidak hanya menjual tetapi mempunyai implikasi jangka panjang.

Setelah lulus SMA, Herman mengumpulkan rupiah untuk dolar untuk membiayai studi keras bekerja di (10 November Surabaya Institut Teknologi) ITS Jurusan Teknik Elektro. Kemudian, Herman yang sezaman teman kuliah Menteri Muhammad Nuh, merasa kurang nyaman. Program ini diajarkan melalui hanya alasannya ia mengaku tidak punya talenta di bidang rekayasa. Oleh alasannya itu, ia pasrah saja dikala saya harus drop out dari ITS.

Gagal gelar, dipersenjatai dengan penguasaan matematika dan fisika yang luar biasa, Herman menyalurkan kemampuan untuk menjadi guru di SMAK St Louis, Surabaya. Hermawan kehadiran di sekolah bergengsi ini ternyata bisa menciptakan siswa dikhususkan untuk subjek yang sering dianggap sulit. Hermawan Kartajaya juga muncul sebagai guru favorit.

Tentu saja itu bukan tanpa alasan. Menurut Herman, setiap waktu mengajar, ia selalu berusaha untuk menyederhanakan materi kompleks dengan memakai contoh-contoh konkret. Misalnya, dikala membahas kubus, ia mengirim anak didiknya mengambil benang dan menciptakan demonstrasi.

Fakta itu bergotong-royong menunjukan bahwa ia bisa tampil sebagai seorang guru yang bisa mengajar. Namun, pemerintah Orde Baru alasannya membutuhkan setiap guru Sekolah Menengan Atas harus menanggung gelar sarjana.
Dalam rangka untuk bertahan hidup sebagai guru, sementara masih mengajar, Herman melanjutkan pendidikan ke Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana. Semua mata pelajaran di sekolah tinggi dimakan olehnya. Kaprikornus pintar, dalam kenyataannya sering profesor meminta masukan darinya. Menurut orang yang mempunyai cerita sukses pengusaha indonesia ini, apa yang diajarkan di sekolah tinggi tinggi telah membaca semuanya, bahkan ketinggalan jaman. Tak heran, maka Herman sekolah tinggi sukses lengkap dan memenangkan gelar di bidang ekonomi dalam waktu yang relatif singkat.

Setelah bekerja di beberapa perusahaan, perusahaan besar merekrut teman sekelas Hermawan PT HM Sampoerna untuk mengelola PT Panggung. Penghasilannya sebagai kursus profesional jauh lebih menjanjikan daripada dikala saya yakni seorang guru SMA. Tapi sayangnya, beliau tidak bisa menahan kebosanan menderanya. Alasannya, alasannya jiwa sebagai pendidik. Herman selalu menyebut dirinya “seorang guru lahir”. Dilahirkan untuk menjadi seorang guru!

“Pengajaran iku yang memberi ilham kepada orang lain sehingga wong-wong iku iso mengubah dirinya sendiri, sehingga uripe lebih indah,” kata pakar pemasaran dalam gaya khas gado-gadonya: adonan Jawa Indonesia, bahasa Inggris dan Hokkien.

Setelah beberapa tahun pelayanan di HM Sampoerna, pada tahun 1990, cerita sukses pengusaha indonesia ini tetapkan untuk keluar dari salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia dan mulai mencari tantangan baru. Selain itu, pengalamannya sebagai seorang guru selama dua dekade, menciptakan rumah untuk bekerja kepada karyawan. Maka dibuatlah sebuah perusahaan konsultan dengan MarkPlus nama di kampung halamannya, Surabaya. Ini melaksanakan penelitian di bidang pemasaran dan menawarkan saran strategis bagi organisasi bisnis.

Sejak itu, ia rajin mengikuti kuliah singkat atau kursus berjudul pemasaran luar negeri. Tidak cukup puas, Herman kemudian melanjutkan pendidikannya di University of Strahclyde master, Glasgow dan mendapatkan MSc pada tahun 1995. Dia juga menghadiri acara pendidikan administrator di sekolah bisnis terkemuka di Amerika Serikat, dari Harvard, Wharton, Kellogg ke Universitas Michigan.

Pilihan melaksanakan bisnis tetapi masih bisa menyalurkan hasratnya sebagai guru tidak ketinggalan. Perusahaan mulai memperlihatkan hasil yang menggembirakan, dan namanya mulai dikenal sebagai media massa di Surabaya, Jawa Pos dan Surabaya pada khususnya yakni Pos sangat membantu mensosialisasikan ide-ide.
Pemikiran di bidang pemasaran dikenal sudah jauh ke depan, salah satu bahwa pemasaran akan menjadi elemen penting dalam administrasi modern. Dia juga selalu mengatakan, jikalau Anda ingin membangun sebuah merk yang kuat, perusahaan dilarang hanya mengandalkan iklan. Perusahaan harus melaksanakan sesuatu yang mencolok dalam benak konsumen, tidak hanya menjual tetapi mempunyai implikasi jangka panjang.

Pada tampilan awal di mana konsultan profesional belum diketahui bahkan di Surabaya di Indonesia pada umumnya, cerita sukses pengusaha indonesia ini sering menerima cemoohan alasannya mereka hanya menjual omongan, hanya bisa berbicara, tetapi belum tentu sanggup mengelola perusahaan.

Punya cara yang negatif, Herman mengatakan, “Salah satu pendapat tersebut. Saya mengajar, inspirasi. Karena menjual aneh saya, ya, tidak terlihat. Sama salah dengan gagasan bahwa pengusaha jahat, licik,” katanya. “Aku punya guru dan tidak pernah berubah Pemasaran yang menciptakan suatu produk (barang atau jasa) selalu diperlukan.. Kebutuhan pelanggan terus,” tambahnya.

Prinsip yang selalu dijaga oleh dirinya selama profesinya sebagai konsultan pemasaran. Para non-Muslim hanya perbankan syariah konsultan disewa Bank Indonesia menyampaikan itu sangat senang dengan keberhasilan yang telah dicapai. Menurut Herman, pekerjaan itu diklasifikasikan ke dalam tiga kategori: pekerjaan, profesi, menelepon. Jika panggilan fase itu (panggilan), maka orang akan menikmati kebahagiaan dalam karyanya. Bekerja dinikmati selama 24 jam, tidak lagi terikat jam kerja, atau pertimbangan lainnya. Hidupnya sekarang ditujukan untuk pemasaran, alasannya itulah panggilannya.

Kebahagiaan tumbuh laki-laki berkacamata dikala ia melihat dua bayinya, Michael dan Stephany sudah sanggup berdiri diatas kaki sendiri dan mengikuti jejaknya dalam dunia pemasaran. Topik pembicaraan dalam keluarga tidak jauh dari dilema pemasaran, positioning, diferensiasi, dan sebagainya. Namun, ia masih menyadari bahwa dua anaknya mempunyai dunianya masing-masing.

Saat ini, perusahaan yang didirikannya, MarkPlus, Inc. telah menyebar ke banyak sekali negara di Asia ke Amerika. Namanya berhasil dinobatkan sebagai salah satu dari 50 Gurus yang Memiliki Berbentuk Masa Depan Pemasaran oleh The Chartered Institute of Marketing yang bertempat di Inggris (CIM-UK). Dia bahkan ditunjuk Presiden WMA, World Marketing Association pada tahun 2002.

Kemajuan-Plus Mark yang luar biasa sepertinya tidak telah dibentuk puas, dari tahun ke tahun, ia bertekad untuk terus mengembangkan perusahaan untuk menjadi yang terbaik. “Tahun 2010 harus menjadi juara ASEAN Tahun 2.015 juara Asia.. Tahun 2.020 juara dunia,” kata bapak dua anak mengungkapkan target. Menetapkan visi dan harapan yang tinggi mungkin dimaksudkan Hermawan untuk memotivasi diri sendiri dan adrenalin, bahwa semua mimpi sanggup dicapai. Pada prinsipnya, yang penting yakni masa depan bukan masa lalu.

Dalam sibuk menasihati sejumlah perusahaan terkemuka di Indonesia, ia masih aktif menulis buku-buku ihwal dunia bisnis dan Indonesia serta pemasaran internasional termasuk Asia Reposisi: Dari Bubble Ekonomi Berkelanjutan, Pemasaran Rethinking: Pemasaran Perusahaan Berkelanjutan di Asia; Hermawan Kartajaya Pasar-ing, The 18 Guiding Principles of marketing di Venus, MarkPlus on Strategy, dan banyak lagi. Herman juga merupakan kolumnis tetap Majalah SWA, GATRA, dan Koran Bisnis Indonesia.

Selain menulis, ada tiga kegiatan lain yang sangat mendorong kreativitas: bepergian, bercanda, dan mandi. Ketika jalan-jalan, bercanda, mandi, selalu muncul ide-ide pemasaran untuk disampaikan kepada publik. Tidak heran beliau telah menulis sebuah buku ihwal marketing alasannya kreativitasnya terus mengalir dari tiga acara sederhana. Selain produktif melalui tulisan-tulisannya, ia sering digabungkan memimpin guru manajemen, Philip Kotler juga sering diundang sebagai pembicara di banyak sekali seminar dan lokakarya di rumah dan di luar negeri.

Sumber : pengusahasuksesindonesia.wordpress.com

Jumat, 21 Desember 2018

Inilah David Karp, Sampaumur Pendiri Situs Rp 10 Triliun Tumblr

KOMPAS.com — Muda, cerdas, kaya raya. Itulah David Karp (26), pendiri Tumblr. Senin (20/5/2013) lalu, perusahaan miliknya dibeli oleh Yahoo dengan harga fantastis 1,1 miliar dollar AS atau sekitar Rp 10 triliun. Nilai itu sepenuhnya akan dibayarkan dalam bentuk tunai oleh Yahoo.  Tumblr memang menarik. Sejak didirikan pada tahun 2007, Tumblr sudah menjadi rumah bagi 105 juta blog yang dimiliki oleh orang-orang dari segala penjuru dunia. 

David Karp lahir pada tanggal 6 Juli 1986 di Manhattan, New York. Di daerah itu pula, ia dibesarkan. Ketika berusia 11 tahun, David sudah mulai mencar ilmu ihwal HTML dan merancang website. Ketika kecil, bergotong-royong ia sempat bercita-cita untuk  bisa kuliah di Massachusetts Institute of Technology (MIT). Namun, dikala usianya masih 14 tahun, ia sudah mulai merasa bosan dengan sekolah. 

Ibu David, Barbara Ackerman, sanggup dibilang merupakan orang yang paling berperan dalam membuka jalan bagi kesuksesan anaknya itu. Dalam sebuah artikel di NYTimes.com yang ditulis oleh Jenna Wortham dan Nick Bilton, diceritakan ihwal perkenalan David dengan Fred Seibert, seorang produser TV ternama di AS. Saat itu tahun 2000. David berusia 14 tahun dan sudah duduk di dingklik SMA. Sementara Seibert masih bekerja sebagai creative director di MTV. 

Ibu David yang bekerja sebagai guru sains di Calhoun School, sekolah swasta di daerah Upper West Side, Manhattan, mengajar belum dewasa Seibert dan berteman baik dengan istrinya. Kepada istri Seibert, ibu David bercerita ihwal anaknya yang cerdas, yang tengah merasa bosan dengan sekolahnya. Mendengar itu, istri Seibert menyarankan ibu David untuk mempertemukan David dengan suaminya.

Singkat cerita, David pun menyambangi kantor Seibert di daerah Park Avanue. Kepada Seibert, ia menyampaikan ingin mencar ilmu soal engineering. Akhirnya, Seibert mendapatkan David untuk magang sebagai asistennya.  Suatu hari, David tiba ke kantor Seibert dan menyampaikan akan tiba ke sana setiap hari sebab ia sudah drop out dari SMA. Seibert tahu David gemar mengutak-atik komputer dan mengerti HTML. Akhirnya, ia meminta David membangun website untuk perusahaan barunya, Next New Networks, yang bergerak di bidang video production.

Seibert bercerita, David memberi tahu ia ihwal bagaimana orang-orang akan menonton video di masa depan. Saat itu, Apple gres akan merilis iPod video. Berkat wawasan dari David itu, Next New Networks sanggup menjadi salah satu produk video pertama di iTunes, sampai kesannya diakuisisi oleh Google melalui YouTube.

Hingga kini, kolaborasi antara Seibert dengan David masih terjalin. Seibert bahkan tercatat sebagai investor di Tumblr dan duduk di jajaran direksi perusahaan tersebut. 

"Drop out" Sekolah Menengan Atas David yaitu anak yang cerdas. Dia pendiam dan cenderung tertutup. Hal itu pun diakuinya sendiri. Dia lebih suka tiba lebih pagi ke kantor untuk bekerja dengan tenang.

"Saat di mana saya merasa paling produktif yaitu ketika saya karam dalam kode, karam dalam beberapa proyek, dan mengutak-atik desain," kata David dalam sebuah program Founders Conference yang berlangsung di New York. 

Ketika remaja, kebanyakan waktunya ia habiskan untuk bermain dengan komputernya di kamar.  Melihat David "lengket" dengan komputer, alih-alih menyuruh anaknya bermain di luar rumah dan menghirup udara segar, sang ibu malah menyarankan anaknya itu untuk drop out dan mengikuti "homeschooling". 

"Aku melihat ia di sekolah seharian dan menghabiskan waktunya semalaman di depan komputer," kata ibu David menyerupai dikutip dari NYTimes. "Sangat terperinci bahwa David membutuhkan ruang untuk menghidupkan passion-nya, yakni komputer," lanjut ibunya.

Pada usia 15 tahun, kesannya David drop out dari Bronx High School of Science. Selama 3 tahun berikutnya, ia menjalani homeschooling.

Sukses di usia muda Ketika usianya beranjak 18 tahun, David tetapkan untuk pribadi menapaki dunia kerja. Dia sempat pergi ke Tokyo, Jepang, untuk bekerja di sebuah startup (perusahaan rintisan) berjulukan UrbanBaby, yang menyediakan layanan online parenting bagi para orangtua. Ketika para cukup umur sepantarannya mencar ilmu di dingklik kuliah, David sudah menjabat sebagai Head of Product di UrbanBaby. 

Pada tahun 2006, CNET Networks mengakuisisi UrbanBaby. David kembali ke AS. Jabatan terakhirnya ketika itu yaitu chief technology officer (CTO) di UrbanBaby. Setelah akuisisi itu, pada tahun yang sama, David mengundurkan diri dan membangun sebuah perusahaan konsultan miliknya sendiri. Perusahaan itu berjulukan Davidville. Salah satu proyek yang ia kerjakan di Davidville yaitu layanan blog sederhana yang berubah menjadi Tumblr.

Sebelum Yahoo mengumumkan membeli Tumblr, layanan blogging tersebut sudah bernilai lebih dari 200 juta dollar AS. Namun, hal itu tidak menciptakan David hidup dalam kemewahan. Sehari-hari, David lebih suka mengendarai Vespa dari tempat tinggalnya di daerah Brooklyn menuju markas Tumblr di New York. David yang bertubuh tinggi ramping juga lebih suka tampil kasual dalam balutan jeans, T-shirt, dan sneakers. 
Sosok David yang gres berusia 26 tahun kian disorot ketika isu ihwal Yahoo yang tertarik membeli Tumblr mulai mengemuka. Kini, sehabis Yahoo membeli Tumblr, David pun resmi masuk ke dalam kelompok kecil entrepreneur muda kaya raya yang usianya di bawah 30 tahun, menemani pendiri Facebook, Mark Zuckerberg.

Sumber : tekno.kompas.com

Baca Juga

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
close
Banner iklan   disini