Hendri berkisah, ketika akan memulai sebuah bisnis, ia memilih bisnis apa yang cocok untuk digeluti. Artinya bisnis itu harus mempunyai potensi untuk berkembang dan berkelanjutan. “Dan bukan bisnis musiman,” ungkapnya. Meski dengan modal yang terbilang kecil, namun mempunyai peluang untuk berkembang dengan baik, “Selain tidak gampang ditiru dan bisnis tersebut sanggup berjalan dalam sebuah sistem,” ujarnya.
Karena itu mereka menentukan belibis sebagai materi baku. Namun meracik belibis bukan perkara mudah, sangat sedikit literatur yang menyediakan cara mengolah bebek. “Karena itu, kami membandingkannya dengan melihatnya cara mengolah masakan dari materi baku ayam,” ungkap Hendri. Hampir 300 halaman sejumlah sajian yang ia kliping seputar cara memasak ayam disiapkan untuk dicoba satu demi satu. “Hampir setiap hari kita membeli satu ekor belibis untuk kita racik sesuai buku resep dari kliping yang kita kumpulkan,” ujar Hendri.
Bahkan di awal percobaan menemukan racikan belibis yang ideal, kegagalan menjadi hal biasa yang mereka alami. “Kita tidak patah semangat, meski kucing saja tidak mau memakannya,” ucapnya geli mengingat usahanya dalam menemukan resep terbaik. Percobaan yang tak henti dilakukan ditegaskan pula oleh Paulus Maria, yang tak lain ialah kakak ipar Hendri. “Dengan terus mencoba seiring pembelajaran yang kita peroleh, jadinya kita menemukan sebuah cara dan resep mengelola belibis yang akan menghasilkan cita rasa yang sangat baik,” ujar Paulus.
Menurut Paulus, puluhan percobaan yang telah dilakukan juga meminta sejumlah saudara, kerabat, bahkan tetangga untuk memberi evaluasi atas produk yang mereka racik sendiri dengan mencicipi, maka terciptalah sebuah resep belibis kaleyo. “Bahkan kami sempat membandingkan dengan salah satu produk masakan ayam terkemuka asal Solo untuk mencari perbandingan dengan resep yang mereka ciptakan,” ungkap Paulus, kita lakukan dengan terus memperbaiki sampai resep yang kita ciptakan diterima oleh para pencicip yang membantu terciptanya resep belibis kaleyo. Saat ini restoran belibis kaleyo sudah mempunyai 8 cabang yang tersebar di Jakarta. “Kami senantiasa menjaga cita rasa belibis kaleyo, sehingga dimanapun pengunjung mendatangi belibis kaleyo maka cita rasa yang dibutuhkan akan sama,” terang Paulus.
Sebagai restoran seorang jago bebek, Bebek Kaleyo mempunyai tiga sajian unggulan: belibis goreng, belibis bakar dan belibis cabai ijo. Bebek goreng disajikan dengan kremesan. “Kelezatan daging belibis makin terasa nikmat dengan cocolan sambal dan taburan kremesan, dan dengan harga yang terbilang sangat terjangkau,” terang Paulus. Bebek kaleyo per potong seharga Rp 16 ribu, namun bila ingin merasakan per ekor (terdiri dua dada dan dua paha) seharga Rp 62 ribu. “Namun kalau Anda menentukan memakai belibis muda, harganya Rp 18 ribu untuk setengah ekor,” terang Paulus. Paulus pun berharap, dimasa mendatang belibis kaleyo akan terus sanggup berkembang. “Kami terus meningkatkan kualitas pelayanan, termasuk dalam mengelola sumber daya manusia,” ungkapnya. Saat ini, restorannya telah mempekerjakan ratusan orang dalam mendukung perkembangan perusahaan. Bebek kaleyo buka dari Senin sampai Sabtu pukul 11.00- 23.00 WIB.
Sumber : tipssuksesberwirausaha.blogspot.com
2 komentar:
DEWAPK^^ agen judi terpercaya, ayo segera bergabungan dengan kami
dicoba keberuntungan kalian bersama kami dengan memenangkan uang jutaan rupiah
ditunggu apa lagi segera buka link kami ya :) :)
DEWAPK^^ agen judi terpercaya, ayo segera bergabungan dengan kami
dicoba keberuntungan kalian bersama kami dengan memenangkan uang jutaan rupiah
ditunggu apa lagi segera buka link kami ya :) :)
Posting Komentar
Terimakasih atas kunjungan kalian semua.
Silahkan tinggalkan komentar anda dengan baik dan sopan.
Silahkan berikan saran dan kritik untuk membangun blog ini jauh lebih baik.
terimakasih