Selasa, 05 Maret 2019

Kisah Sukses : Bisnis Wilmar Group Sejarah Martua Sitorus

Biografi Pengusaha Martua Sitorus



Sejarah Martua Sitorus kelahir di Pematang Siantar, sebuah kota di Sumatera Utara, di tahun 1960. Pria yang mempunyai nama orisinil Thio Seng Hap, yang yakni pemilik perusahaan Wilmar International bersama Kuok Khoon Hong. Dalam biografi Martua Sitorus tidak ada detail lengkap mengenail asal mulanya.

Pengusaha yang bergerak di bisnis sawit, dan bisnis Wilmar Group menjadi perusahaan terbesar di usahanya sawit. Di tahun 1991, perusahaan tersebut resmi berdiri bermodal 7.100 hektar kebun sawit. Wilmar International juga mendirikan pabrik pengolahan hingga Sumatera Utara.

Tidak semua orang batak bekerja sebagai pengacara loh; mereka juga berilmu berbisnis. Ya salah satunya biografi Martu Sitorus, dan yang terbaik pemilik Wilmar International, meski pun namanya cukup awam di Indonesia. Dia berhasil masuk jajaran orang terkaya di Indonesia berkat sawitnya.

Bisnis Wilmar Group yang berbasis di Singapura mencakup 48 perusahaan berbeda. Perusahaan itu, salah satunya PT. Multimas Nabati Asahan memproduksi minyak goreng merek Sania.

Pada 2005, Wilmar International diperkirakan telah mempunyai total aset $.1,6 miliar, total pendapatan $.4,7 miliar dan keuntungan higienis $.58juta. Sejarah Wilamar International tidak lapas dari Mertua Sitorus, laki-laki orisinil Batak ini dulunya hanya minyak sawit kecil kecilan Indonesia- Singapura.

Makara Orang Terkaya Karena Sawit


Sejarah Murtua Sitorus, laki-laki 42 tahun, yang lulusan sarjana ekonomi HKBP Nommensen, Medan, Sumatera Utara. Sosok yang sangat bersemangat, Murtua sukses berbisnis sawit dan tumbuh hingga membeli 7.100 hektar kebun sawit di 1991.

Usaha sawit lah yang menciptakan dirinya jadi pengusaha besar di Sumatera Utara. Di 1991, setalah mendirikan pabrik sawit, Martua bersiap perluasan ke Malaysia dimana pasar kala itu masih bagus. Ia pun tak lekas puas, fokus mendirikan hilirisasi (produk turunan) yang lebih bernilai tinggi.

Tahun 1998, ia mendirikan pertama kalinya pabrik memproduksi specialty fats. Wilmar International tercatat di bursa saham Singapura. Perusahaannya tumbuh, sebelumnya berupa pengolahan minya sawit berkembang terspesifikasi di wilayah agrobisnis. 

Perusahaan mempunyai beberapa perjuangan dalam satu produk utama. Yaitu mencakup perjuangan penyulingan untuk minyak goreng, pengepakan dan penjualan, lemak khusus, oleokimia, produksi biodisel, dan pengolahan biji- bijian.

Pengepakanya akan mencakup (1). merchandising minyak sawit dan produk laurics (semacam lemak nabati), (2). pengolahan minyak sawit dan refinery, (3). peremukan, diolah dan refining untuk manjadi minyak bisa dimakan, minyak sayur, biji- bijian dan kedelai. Konsumennya mencakup China, Vietnam dan Indonesia, dan sudah berbentuk hasil jadi siap pakai.

Bertambah tahun menciptakan bisnis Martua semakin bersinar mencakup banyak sekali usaha. Utamanya, ia fokus kepada bisnis minyak kelapa sawit serta turunannya. Di tahun 2000, perusahaanya PT.Multimas Nabati Asahan memproduksi minyak goreng Sania.

Per 31 Desember 2005, Wilmar International mempunyai 69.171 hektar, 65 pabrik, tujuh kapal tanker, dan 20.123 karyawan. Perusahaanya mempunyai 30 negara tujuan eksportir. Puncaknya, perusahaan Wilmar tecatat di bursa Singapura di Agustus 2005, dengan nilai saham $2 miliar.

"Ia cukup berani mengambil resiko, jadi cepat pula ia mendapat keuntungan," ucap Derom Bangun, selaku ketua harian Gapki (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia). Derom yang menilai Martua sebagai sosok barani masuk ke pasar baru. Dia dinilai kreatif, dinamis, dan banyak ide.

"Namun, beliau memang tegolong orang yang low profil atau tak mau terlihat menonjol," deskripsinya ihwal Murtua Sitorus

Kawan menyebutnya orang yang garang hanya dalam hal bisnis. Ia sanggup melihat peluang di bisnis sawit kala itu, serta tahan banting hadapi krisis. Buktinya, meski ada krisis moneter 1997, beliau masih bisa menghadapinya dikala perusahaan lain gulung tikar.

Dia bahkan berhasil memperlihatkan 2,5% sumbangan krisis kepada karyawan, bukanya memotong honor mereka 2,5%. Dia memang tidak sendiri dikala membangun Wilmar International, bersama dengan Kuok Khoon Hong, keduanya mengembangkan bisnis Wilmar Group meluas.

Sejarah Wilmar International


Kuok Khoon Hong, berusia 57 tahun ini yakni keponakan Robert Kuok, raja bisnis gula dan properti Malaysia, bersama Martua setuju mengembangkan bisnis bersama-sama. Wilmar sendiri disebut-sebut sebetulnya yakni kependekan dari kedua nama mereka, yaitu William, nama panggilan Kuok Khoon Hong, dan Martua Sitorus.

Mereka berdua yakni pemilik yang signifikan Wilmar Holdings Pte Ltd (perusahaan holding Wilmar International Ltd). Keduanya menyebarkan tugas, Kuok Khoon Hong sebagai chairman & CEO dan Martua sebagai chief operating officer (COO) Wilmar International Ltd.

Keluarga besar Matua Sitorus berperan penting dalam bisnis, mereka menduduki jabatan penting. Istri (Rosa Taniasuri Ong), saudara laki-laki (Ganda Sitorus), saudara wanita (Bertha, Mutiara, dan Thio Ida), dan ipar (Suheri Tanoto dan Hendri Saksti) menduduki posisi kunci di Wilmar Corp.

Bahkan, Hendri Saksti diberi kepercayaan menjadi kepala operasional bisnis Wilmar di Indonesia. Bisnis keduanya meningkat pesar di bulan pertama 2006, menghasilkan kenaikan 7,8% senilai S$3,7 miliar dibanding periode sama sebesar US$3,4 miliar di tahun 2005.

Dari itu keuntungan bersihnya selama sembilan bulan pertama 2006 tumbuh 56,4% mencapai US$68,3 juta dibanding periode yang sama 2005 sebesar US$43,6 juta. Keduanya bahkan berencana perluasan untuk Wilmar ke bisnis biodiesel.

Tidak tanggung-tanggung, mereka pribadi menggebrak dengan membangun tiga pabrik biodiesel. Ada beberapa informasi menyangkut bisnis Wilmar Corp, terutama bisnis minyak sawit. Pertama, planning merger Wilmar dan lini bisnis Kuok Group, milik taipan Robert Kuok, di bidang agrobisnis (PPB Oil Palms Berhad, PGEO Group Sdn. Bhd., dan Kuok Oil & Grains Pte Ltd).

Nilai transaksi merger mencapai US$2,7 miliar. Merger ini ditaksir memperlihatkan potensi kapitalisasi pasar Wilmar sebesar US$7 miliar. Merger ini diperkirakan juga akan menghasilkan kombinasi pendapatan US$10 miliar dan keuntungan higienis US$300 juta selama sembilan bulan pertama 2006.

Pabrik- pabrik ini diperkirakan mempunyai kapasitas produksi hingga 350.000 ton per tahun sehingga total kapasitasnya mencapai 1,050 juta ton per tahun. Sejauh ini, belum ada satupun pabrik biodiesel milik perusahaan lain di dunia yang mempunyai kapasitas produksi sebesar Wilmar.

Sebagai tambahan, apabila planning merger itu terealisasi, maka pabrik biodiesel milik PGEO Group Sdn. Bhd. dengan kapasitas 100.000 ton per tahun akan makin memperkuat bisnis biodiesel Wilmar. Mertua sendiri aktif di kesahatan dengan membangun sebuah rumah sakit di Medan, Murnia Teguh Memorial Hospital.

Rumah sakit itu yang ia persembahkan untuk ibunya, Murni Teguh. Rumah sakit tersebut didirikan 12 Desember 2012. Meskipun tinggal di Singapura, dia, istrinya dan tiga orang anak, tetaplah warga negara Indonesia, dan mempunyai perjuangan sebagian besar di Indonesia.

0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih atas kunjungan kalian semua.
Silahkan tinggalkan komentar anda dengan baik dan sopan.
Silahkan berikan saran dan kritik untuk membangun blog ini jauh lebih baik.
terimakasih

Baca Juga

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
close
Banner iklan   disini