Profil pengusaha muda sukses ini ialah pemilik sofware Zahir Acounting. Praktis dimengerti dan dipahami. Ya, kata-kata inilah yang pas untuk menggambarkan software yang satu ini. Di tangan laki-laki yang berpawakan tegap dan berisi ini, sofware yang berjulukan Zahir Acounting disulapnya menjadi software yang berkualitas dan digemari oleh pemakainya, baik dari dalam maupun dari luar negeri. Berkat kerja keras dan perilaku pantang menyerahnya pula, kini usahanya terus berdatangan pelanggan. Tetapi menurutnya, dalam merintis perjuangan dibidang software komputer ini, ia sering dihantam dengan kegagalan. Namun lantaran memuliki daya juang yang tinggi dalam menghadapi kerasnya kehidupan, segera mungkin ia mengatasinya.
Profil pengusaha muda sukses ini patutlah untuk dibagikan kepada para pembaca sekalian biar lebih bertambahnya motivasi kita sebagai pengusaha. Beliau ini ialah sosok laki-laki yang hidup dalam keluarga yang berkecukupan. Pengusaha sukses ini pada masa sesudah menghabiskan masa-masa SMA-nya di Lombok, laki-laki ini kemudian hijrah ke Bandung dan memutuskan untuk masuk ke Istitut Teknologi Bandung (ITB). Pada dikala mengenyam pendidikan di Jurusan Teknik Fisika di perguruan tinggi bergengsi tersebut, naluri bisnis dia kemudian timbul. Tepatnya dikala ia masih kuliah semester III dan umurnya belum genap 21 tahun, ia pun bertekad terjun ke dunia perjuangan perdananya dibidang setting, desain, dan lay out. kebetulan kala itu, bisnis yang sedang digelutinya ini tidak seramai dikala ini. Untuk mengetahui kisah pengusaha muda sukses ini lebih jelasnya marilah kita simak cerita beliau.
Fadil Fuad Basymeleh |
Besi yang terus-menerus ditempa kesudahannya menjadi besi yang kuat. Itulah permisalan bagi Fadil Fuad Basymeleh (37). Ditempa dengan pengalaman sulit semenjak membangun perjuangan dari nol, mengalami periode jatuh bangun, kemudian berdiri kembali, kini dia tumbuh sebagai entrepreneur sejati. Usahanya di bidang perangkat lunak (software) akuntansi justru berkembang ketika banyak pengusaha panik menghadapi krisis global dikala ini. Saya bersyukur ada krisis (krisis ekonomi 1998—Red). Kalau tidak, mungkin saya terus-terusan jadi tukang cetak, melayani pelanggan yang nggak-nggak (bertentangan dengan hati nurani—Red) menyerupai cetak brosur dengan gambar paha, betis dan sebagainya. Waktu itu, di Bandung, perjuangan saya di bidang advertising maju sekali. Masuk tiga besar. Tapi begitu ada krisis, perjuangan itu melarat lantaran nggak ada pekerjaan dan saya masih mempunyai utang banyak sekali,” tutur Fadil Fuad Basymeleh, pemilik PT Zahir Internasional, membuka percakapan dengan Warta Kota, belum usang ini.
Ketika ditemui, Fadil gres meluncurkan produk anyar, Zahir Merdeka. Software akuntansi yang dijual dengan sistem sewa dengan konsep voucher isi ulang itu merupakan terobosan pasar yang inovatif dan unik. Sekaligus sebagai siasat untuk mengatasi duduk kasus turunnya daya beli masyarakat akhir krisis global dan langkah jitu merebut pasar perjuangan kecil menengah (UKM) yang lebih besar. Dengan Zahir Merdeka, Fadil ingin mengarahkan lebih banyak pelaku UKM mempunyai pembukuan yang rapi dan tertib, sehingga bisa mengakses kredit perbankan.
Diakui Fadil, krisis ekonomi 1998 telah merobohkan semua pilar bisnis yang dibangunnya. Namun semangat bertarungnya tidak pernah padam. ”Kalau soal mental jangan ditanya. Nggak ada masalah. Dalam agama, kita diajari nggak boleh putus asa. Saya yakin semua cobaan itu ada hikmahnya, cuma kita belum tahu. Saya berusaha bangkit. Toh, saya sudah terbiasa nggak makan,. Waktu merintis perjuangan dulu juga banyak tantangan. Cuma kasihan bawah umur saja lantaran saya nggak bisa beliin mereka susu,” ujar Fadil mengenai bagaimana dia menyikapi kebangkrutan usahanya pada tahun 1998.
Sepuluh tahun berlalu, sesudah melewati masa gawat darurat, Fadil kembali dihadapkan pada zaman krisis global yang kini mulai menggoyang sendi-sendi perekonomian Indonesia. ”Untuk menjawab tantangan itu pengusaha dituntut menciptakan terobosan. Saya melakukannya dengan mengeluarkan produk Zahir Merdeka. Saya tidak menurunkan harganya, tapi menciptakan caranya lebih terjangkau,” kata Fadil.
Ditegaskan, dia tidak pernah takut kepada apa yang dinamakan krisis, alasannya ialah rezeki insan tidak tergantung krisis. Lebih penting ialah bagaimana berprasangka baik kepada Tuhan. ”Ada orang tambah kaya dikala krisis. Saya nggak khawatir krisis. Yang saya khawatirkan kerja saya elok apa nggak, dan apakah pegawai saya bisa mendukung pelanggan yang sekian banyak itu,” ujar Fadil yang memulai perjuangan tahun 1992, dikala dia masih mahasiswa.
Karena ingin Menikah
Nasib insan tidak bisa ditebak, demikian juga dengan Fadil. Bayangkan, dia kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB) Jurusan Teknik Fisika dari tahun 1991 hingga tahun 1996. Tahun 1992, dia memulai bisnis di bidang setting, kemudian berkembang ke bidang percetakan dan advertising. Sempat berjaya dalam bisnis periklanan, tapi kemudian bangkrut.
Dia kemudian menekuni bidang perjuangan software akuntansi. Itu artinya, semua bisnis yang digeluti Fadil tidak ada yang nyambung dengan disiplin ilmu yang dipelajarinya. Ternyata bukan hanya itu. Cerita Fadil terjun ke bisnis juga unik.
”Dulu waktu kuliah saya sudah ingin kawin. Ya, nggak pikir panjang, saya harus mencari pekerjaan. Saya kerjakan apa yang bisa saya kerjakan dan menghasilkan uang. Saya buka perjuangan setting itu,” kata Fadil yang menikah dengan Rosyidah tahun 1993.
Dia sengaja menikah untuk menambah tantangan hidup sehingga tidak bisa bermalas-malasan. Pasalnya, dia harus bekerja keras untuk membangun perjuangan sekaligus membiayai keluarga.
”Perusahaan advertising saya waktu itu sudah mempunyai 37 pegawai, beberapa di antaranya bergelar S2. Tapi, dikala krisis ekonomi tahun 1998, saya jatuh. Di majalah bisnis ditulis, langkah pertama menghadapi krisis ialah stop beriklan. Waduh, ya sesudah itu saya nggak punya pekerjaan,” ujar bapak lima anak ini.
Oleh lantaran masih mempunyai banyak utang, Fadel dituntut untuk berpikir alternatif. Utang kepada sebuah perusahaan modal ventura saja mencapai Rp 600 juta (dengan kurs dikala itu, 1 dolar AS = Rp 2.000).
”Saya bekerja keras, lembur, tidur subuh, untuk bikin program, sambil siang harinya tetap menjalankan perjuangan advertising. Itu saya lakukan kira-kira dua tahun,” ujar Fadil yang memulai perjuangan di bidang software tahun 1998.
Diakui, untuk berdiri dari keterpurukan usaha, secara mental tidak butuh waktu lama. Namun, untuk berdiri secara finansial membutuhkan waktu sekitar lima tahun. ”Ketika perjuangan software mulai jalan, saya putuskan untuk mengundurkan diri dari perjuangan advertising pada tahun 2003. Sahamnya saya hibahkan kepada karyawan. Saya mau fokus pada bisnis software sekaligus untuk memperlihatkan kepada masyarakat bahwa saya serius berbagi bisnis IT ini,” ujarnya.
Fadil mencicipi betapa beratnya membangun kepercayaan masyarakat terhadap produk software yang dihasilkannya. ”Wah, awalnya repot banget meyakinkan calon konsumen bahwa software akuntansi kami juga berkualitas, elok dan nggak bermasalah,” ujar Chairman PT Zahir Internasional itu.
Dikatakan, dia gres mencicipi enaknya berbisnis IT, khususnya software akuntansi, tiga tahun belakangan ini. Sebab para pengusaha UKM sudah mulai memercayai produk Zahir. Mereka juga sudah mencicipi manfaatnya, terutama dalam berurusan dengan bank, sehingga tidak ragu menawarkan acuan produk Zahir kepada pengusaha UKM lainnya. ”Saat ini, jumlah perusahaan yang menggunakan produk Zahir sudah mencapai sekitar 8.000 UKM,” tambahnya.
Untuk mendobrak stigma jelek mengenai produk software akuntansi buatan lokal, Fadil lebih mengedepankan bukti dan manfaat daripada janji-janji muluk. ”Untuk meraih kepercayaan pasar, kami menawarkan jaminan uang kembali kalau software-nya bermasalah, layanan 24 jam, dan jaminan seumur hidup. Untuk itu, kami sangat mengutamakan kualitas pelayanan lantaran untuk mendapatkannya nggak gampang,” ujar Fadil semangat.
Kini, Fadil sudah berhasil membawa PT Zahir Internasional menjadi perusahaan software lokal yang disegani pasar dan meraih penghargaan bergengsi menyerupai APICTA Award 2002, 2003 dan 2004. Lalu apa mimpinya untuk lima tahun ke depan?
”Mimpi saya nggak muluk-muluk, hanya ingin melihat produk Zahir memasyarakat di Indonesia. Saya ingin UKM yang jumlahnya puluhan juta unit perjuangan itu menggunakan software akuntansi merek Zahir. Saya ingin melihat UKM maju lantaran mempunyai pembukuan yang baik dan cepat dalam mengambil keputusan,” kata Fadil. (sumber:http://www.zahirmerdeka.com)
Profil pengusaha muda sukses ini bukanlah bisnis keluarga, melainkan bisnis yang dirintis dari nol. Suka dan sedih dalam menggeluti bisnis telah dirasakannya. Ia sering diliputi dengan kegagalan, namun segera mungkin ia bisa untuk mengatasinya. Setelah merasa jatuh bangun, Fadil secepatnya mencari peluang perjuangan yang diperlukan menuai sukses dihari kemudian. Ditunjuang dengan perilaku kerja keras, komitmen tinggi, dan pantang menyerah, menambah keyakinannya untuk menghadapi keinginannya sebagai pengusaha yang go internasional. Itulah pejalanan sukses seorang pencetus software akuntansi yang berasal dari Indonesia. Semoga sesudah hadirnya Zahir Acounting, mendorong pengusaha Indonesia lainnya untuk lebih kreatif dalam penggagasan pandangan gres brilian yang mereka miliki. Teruslah berkarya Fadil Fuad Basymeleh, si pencetus software jenius!
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih atas kunjungan kalian semua.
Silahkan tinggalkan komentar anda dengan baik dan sopan.
Silahkan berikan saran dan kritik untuk membangun blog ini jauh lebih baik.
terimakasih