Sabtu, 26 Januari 2019

Inilah Pengusaha Real Estate


Fauzi Saleh, rujukan seorang pengusaha sukses sekaligus dermawan. Ini berkat kompak dengan karyawannya. Derai tawa dan langgam bicaranya khas betawi. Itulah gaya H. Fauzi Saleh dalam meladeni tamunya.

Pengusaha perumahan glamor Pesona Depok dan Pesona Khayangan yang hanya lulusan Sekolah Menengah Pertama tersebut memang lahir dan dibesarkan di daerah Tanah Abang, Jakarta. Setamat dari Sekolah Menengah Pertama pada tahun 1966, dia telah mencicipi kerasnya kehidupan di ibukota.

Saat itu Fauzi terpaksa bekerja sebagai pencuci kendaraan beroda empat di sebuah bengkel dengan honor Rp 700 per minggu. Bahkan delapan tahun silam, dia masih dikenal sebagai penjaga gudang di sebuah perusahaan. Tapi, kehidupan mirip roda yang berputar.

Sekarang posisi ayah 6 anak yang berusia 45 tahun ini sedang berada diatas. Pada hari ulang tahunnya itu, laki-laki bertubuh kecil ini menawarkan 50 unit kendaraan beroda empat kepada 50 dari sekitar 100 karyawan tetapnya. Selain itu para karyawan tetap dan sekitar 2.000 buruh mendapat bonus sebulan gaji. Total Dalam setahun, karyawan dan buruhnya mendapat 22 kali honor sebagai tambahan, 3 bulan honor dikala Idul Fitri, 2 bulan honor dikala bulan Ramadhan dan Hari Raya Haji, dan 1 bulan honor dikala 17 Agustus, tahun gres dan hari ulang tahun Fauzi. Selain itu, setiap karyawan dan buruh mendapat Rp 5.000 dikala tamat shalat Jumat dari masjid miliknya di kompleks perumahan Pesona Depok.

Sikap senang memberi ini sepertinya tak lepas dari pandangan Fauzi, yang menilai orang-orang yang bekerja padanya sebagai kekasih. “Karena mereka bekerjalah saya mendapat rezeki.”, katanya. Manajemen kasih sayang yang diterapkan Fauzi ternyata ampuh untuk memajukan perusahaan. Seluruh karyawan bekerja bahu-membahu. “Mereka mirip bekerja di perusahaan sendiri.” Katanya

Prinsip administrasi “Bismillah” itu telah dilakukan ketika mulai berusaha pada tahun 1989 silam, yaitu sesudah dia berhenti bekerja sebagai petugas keamanan. Berbekal uang simpanan dari hasil ngobyek sebagai tukang taman,sebesar 30 juta, dia kemudian membeli tanah 6 x 15 meter sekaligus membangun rumah di jalan jatipadang, jakarta selatan.

Untuk menyiapkan rumah itu secara utuh dibutuhkan embel-embel dana sebesar 10 juta. Meski demikian, Fauzi tidak berputus asa. Setiap malam jumat, Fauzi dan pekerjanya sebanyak 12 orang, selalu melaksanakan wirid Yasiin, zikir dan memanjatkan doa supaya perjuangan yang sedang mereka rintis sanggup berhasil. Mungkin alasannya perjuangan itu dimulai dengan perilaku pasrah, rumah itupun siap juga. Nasib baik memihak Fauzi. Rumah yang dia berdiri itu laris Rp 51 juta.

Uang hasil penjualan itu selanjutnya digunakan untuk membeli tanah, membangun rumah, dan menjual kembali. Begitu seterusnya, sampai pada 1992 perjuangan Fauzi membesar. Tahun itu, lewat PT. Pedoman Tata Bangun yang dia dirikan, Fauzi mulai membangun 470 unit rumah glamor Pesona Depok 1 dan dilanjutkan dengan 360 unit rumah pesona Depok 2. Selanjutnya dibangun pula Pesona Khayangan yang juga di Depok. Kini telah dibangun Pesona Khayangan 1 sebanyak 500 unit rumah dan pesona khayangan 2 sebanyak 1100 unit rumah. Sedangkan pesona khayangan 3 dan 4 masih dalam tahap pematangan tanah

Harga rumah group pesona milik Fauzi tersebut antara 200 juta sampai 600 juta per unit. Yang menarik tradisi pengajian setiap malam jumat yang dilakukannya semenjak awal, tidak ditinggalkan. Sekali dalam sebulan, dia menggelar pengajian akbar yang disebut dengan pesona dzikir yang dihadiri seluruh buruh, keluarga dan kerabat di komplek pesona khayangan pertengahan september lalu, ada sekitar 4.000 orang yang hadir. Setiap orang yang hadir mendapat sarung dan 3 stel gamis untuk shalat. Setelah itu, ketika beranjak pulang, setiap orang tanpa kecuali, diberi nasi kotak dan uang Rp 10.000. tidak mengherankan, suasana berlangsung sangat akrab. Mereka saling bersalaman dan berpelukan. Tidak ada perbedaan antara bawahan dan atasan. Menurut Fauzi, dia sendiri tidak pernah membayangkan akan menjadi mirip ini.

“Ini semua dari Alloh. Saya tidak ada apa2nya.” Kata laki-laki yang sehari-hari berpenampilan sederhana ini. Karena menyadari bahwa semua harta itu pemberian Alloh, Fauzi tidak lupa mengembalikannya dalam bentuk infak dan shadaqoh kepada yang membutuhkan. Tercatat, beberapa masjid telah dia berdiri dan sejumlah kaum dhuafa dan janda telah disantuninya. Usaha yang dijalankannya tersebut, berdasarkan Fauzi mirip menanam padi. “Dengan bertanam padi, rumput dan ilalang akan tumbuh. Ini berbeda jika kita bertanam rumput, padi tidak akan tumbuh”. Kata Fauzi.

Artinya, Fauzi tidak menginginkan hasil usaha untuk dirinya sendiri. “Saya hanya mengambil, sekedarnya, selebihnya digunakan untuk kesejahteraan karyawan dan sosial.” Katanya. Sekitar 60 % laba digunakan untuk acara sosial, sedangkan selebihnya digunakan sebagai modal usaha. Sejak empat tahun lalu, ada Rp 70 milyar yang digunakan untuk acara sosial.  “Jadi, laba perusahaan ini yaitu nol.” Kata Fauzi. ” Jika setiap berdiri pagi , kita sanggup mensyukuri dengan lapang dada apa yang telah kita miliki hari ini, pasti sepanjang hari kita sanggup menikmati hidup ini dengan bahagia”

Sumber  : arifperdana.wordpress.com

0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih atas kunjungan kalian semua.
Silahkan tinggalkan komentar anda dengan baik dan sopan.
Silahkan berikan saran dan kritik untuk membangun blog ini jauh lebih baik.
terimakasih

Baca Juga

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
close
Banner iklan   disini