Kamis, 24 Januari 2019

Inilah Bisnis Ikan Tuna


Bisnis masakan memang tak pernah surut. Pengusahanya pun terus membuat sajian baru, menyerupai tahu berisi ikan tuna. Tahu tuna ini terbukti sangat digemari. Berkat tahu tuna, produsen tahu tuna di Pacitan bisa meraup omzet ratusan juta per bulan.

Tahu merupakan kudapan yang sangat bersahabat dengan pengecap orang Indonesia. Selain kandungan proteinnya tinggi, tahu banyak dikonsumsi alasannya yaitu harganya yang murah.

Untuk mendongkrak harga tahu ini, pengusaha masakan sering menambahkan olahan lain sebagai pengisi tahu. Langkah ini pula yang dilakukan Sri Sumiati. Pemilik perjuangan Olahan Tuna Pak Ran asal Pacitan ini menambah campuran tuna sebagai materi pengisi tahu.

Sri belanja tahu putih dari pabrik tahu sampai sebesar Rp 1,5 juta sampai Rp 2 juta per hari. Tahu putih ini lalu ia goreng dan di dalamnya diberi isi campuran tuna. Setiap hari, Sri membutuhkan satu kuintal tuna sebagai pengisi tahu.

Bersama suaminya, Pak Ran, Sri menggeluti bisnis olahan ikan tuna semenjak 2009. Produk awal olahan tuna Pak Ran yaitu bakso ikan tuna, pepes tuna, dan tuna bakar. Sri pun terus berinovasi semoga usahanya tetap berkembang.

Produk tahu tuna merupakan hasil inovasinya tahun ini. “Kami gres mencoba awal tahun ini, peminatnya banyak,” kata Sri. Tiap hari, Sri bisa menghasilkan tahu tuna sebanyak 1.500 bungkus. Tiap bungkusnya berisi 10 buah tahu tuna yang siap makan. Alhasil, dalam satu bulan Sri bisa memproduksi 45.000 bungkus.

Ia menjual satu bungkus tahu tuna seharga Rp 4.500 sampai Rp 5.000. Dari jualan tahu isi tuna ini, saban bulan Sri pun bisa menangguk omzet antara Rp 200 juta sampai Rp 230 juta.

Sri mengaku, awalnya hanya memasarkan produknya sebagai jajanan buah tangan wisata Pacitan. Namun, alasannya yaitu rasanya enak, tahu tuna Pak Ran kebanjiran pesanan. “Order banyak berasal dari Surabaya, Malang, Yogyakarta, dan Solo. Biasanya, sekali pesan, mereka minta sebanyak 500 bungkus,” kata Sri.

Sedendang seirama dengan Sri, pembuat tahu tuna lainnya, yakni Dewi Indriani asal Bogor juga menuai berkah dari penganan ini. Wanita berusia 39 tahun ini memulai perjuangan pembuatan tahu tuna semenjak Juli 2011. Seperti halnya Sri, Dewi memakai tahu alasannya yaitu banyak penggemarnya. Membuat tahu tuna ini merupakan produk terobosan gres dari perjuangan Dewi.

Selain itu, Dewi juga melihat kesadaran masyarakat terhadap produk ikan tuna masih rendah. Padahal, ikan tuna sangat kaya akan protein dan omega 3.

Meski gres setengah tahun mengembangkan usaha ini, Dewi sudah mempunyai pelanggan tetap yakni sebuah hotel di tempat Bandengan, Jakarta Utara. Dalam sebulan, ia memasok sekitar 150 kg ke hotel tersebut. Sedangkan sisanya, ia distribusikan di beberapa restoran di Jabodetabek.

Dewi pun bisa meraup omzet sampai Rp 21 juta saban bulan. Ia menjual produknya dengan harga Rp 40.000 untuk ukuran 500 gram. Isi kemasannya terdiri dari 24 potong tahu.

Dewi yakin bisnis pembuatan tahu tuna ini sangat menjanjikan ke depannya. Selain pemainnya masih jarang, dengan pelengkap ikan tuna, gizi tahu tentu menjadi lebih tinggi. “Masalahnya ada di taktik pemasaran,” ujarnya.

Maklum, selama ini, Dewi masih mengandalkan pemasaran langsung, dengan mendatangi hotel atau restoran. “Mereka mempunyai pengetahuan yang lebih baik wacana nutrisi tahu tuna,” ujarnya.

Sumber : bisniskeuangan.kompas.com

0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih atas kunjungan kalian semua.
Silahkan tinggalkan komentar anda dengan baik dan sopan.
Silahkan berikan saran dan kritik untuk membangun blog ini jauh lebih baik.
terimakasih

Baca Juga

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
close
Banner iklan   disini