Rabu, 16 Januari 2019

Inilah Ngurah Umum Pengusaha Patung The Duck Man Of Bali

Putus sekolah bukanlah halangan untuk sanggup berkarya dan berkreasi memproduksi barang bernilai seni tinggi hingga banyak disukai konsumen. Setidaknya itulah yang dialami oleh Ngurah Umum, seorang pengrajin patung kayu yang sekarang lebih dikenal dengan kerajinan patung bebeknya dengan merek atau julukan the Duck Man of Bali.

Mengenyam pendidikan hanya hingga jenjang SMP, Ngurah Umum yang putus sekolah pada tahun 1972 mencoba mencari pekerjaan dengan melamar ke sejumlah tempat. Namun selama beberapa tahun mencoba mencari pekerjaan, tidak ada satu daerah kerja pun yang mau menerimanya. Padahal ketika masih kecil Ngurah Umum bercita-cita ingin menjadi guide bagi para turis asing. Cita-cita itu pun terpaksa dia tanggalkan alasannya yaitu latar belakang pendidikannya yang tidak menunjang.

Setelah 7 tahun tanpa pekerjaan tetap, pada tahun 1979 laki-laki kelahiran tahun 1955 ini balasannya diterima bekerja sebagai pramuniaga di Tantra Gallery, Denpasar. Ketika bertugas di Tantra Gallery, pada tahun 1980, secara kebetulan Ngurah Umum bertemu dengan Joop Ave yang ketika itu masih menjabat sebagai Dirjen Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi (Parpostel). Dalam pertemuan itu Joop Ave membawa tumpuan patung angsa dari Filipina dan menantang Ngurah Umum untuk sanggup membuatnya.

Karena merasa tertantang oleh anjuran pak Joop Ave, saya mencoba dan berusaha sebisa mungkin untuk menciptakan patung angsa yang persis sama dengan tumpuan patung angsa yang di bawa dia dan ternyata saya berhasil. Akhirnya pak Joop Ave meminta dengan hormat kepada pak Tantra supaya mengizinkan saya berhenti bekerja supaya sanggup memfokuskan diri menciptakan patung bebek, kenangnya.

Sejak ketika itu, Ngurah Umum pun memfokuskan perhatiannya dalam acara pembuatan patung angsa dengan aneka macam sentuhan seni dan teknik pembuatan (khususnya teknik finishing) yang dikembangkan oleh Ngurah Umum sendiri.

Untuk pertama kalinya, pada tahun 1982 kerajinan patung angsa Ngurah Umum dipamerkan di sebuah hotel yang gres dibuka di Bali, yaitu Hotel Nusa Dua Beach. Di luar dugaan, dalam waktu sekejap seluruh barang sudah habis laris terjual. Bahkan, sebelum festival selesai, seluruh barang sudah terjual habis.

Masih pada tahun 1982 Ngurah Umum mengikuti festival di Saudi Arabia yang disponsori oleh Departemen Periwisata, Hotel Bali Beach dan Hotel Borobudur. Secara rutin ia mengikuti acara festival di Saudi Arabia tersebut hingga tahun 1986.

Pada tahun 1984 Ngurah Umum juga mengikuti festival di Hotel Kartika Chandra, Jakarta dan seluruh barang sebanyak dua peti habis terjual diborong oleh dua orang pembeli. Sejak ketika itu, dia banyak mendapatkan akomodasi festival secara gratis di Jakarta.

Nama the Duck Man of Bali sendiri bersama-sama ditemukannya secara tidak sengaja. Bahkan, julukan the Duck Man of Bali itu juga bukan Ngurah Umum sendiri yang membuatnya. Nama atau julukan the Duck Man of Bali ditemukan Ngurah Umum dalam sebuah terbitan majalah in-flight magazine Garuda. Ketika itu, tahun 1985, Ngurah Umum sedang dalam perjalanan dengan pesawat Garuda dari Denpasar menuju Jakarta dan secara tidak sengaja membaca in-flight magazine Garuda. Dalam salah satu artikelnya terdapat goresan pena perihal Ngurah Umum the Duck Man of Bali. Artikel goresan pena itu menunjukkan wangsit kepada Ngurah Umum untuk memberi nama perjuangan kerajinan patung bebeknya dengan nama The Duck Man of Bali.

Secara tidak pribadi acara perjuangan kerajinan patung angsa Ngurah Umum juga turut terdongkrak popularitasnya alasannya yaitu secara tidak sengaja turut dipromosikan oleh kalangan pejabat dan petinggi negara ketika itu. Promosi dimaksud bukanlah promosi melalui media massa menyerupai koran, majalah atau televisi, tetapi alasannya yaitu seringnya dikunjungi oleh para pejabat dan petinggi negara ketika itu.

Pada tahun 1986 misalnya, Presiden Soeharto sekeluarga berkunjung ke bengkel kerja yang sekaligus berfungsi sebagai galeri milik Ngurah Umum. Keluarga Cendana membeli banyak sekali patung angsa buatannya. Sejak ketika itu banyak pejabat negara yang secara rutin berkunjung ke bengkel kerja/galeri Ngurah Umum. Bahkan, tamu negara menyerupai Presiden Kazakhstan dan para kepala negara ASEAN juga pernah bertandang ke galeri Ngurah Umum.

Produk patung angsa yang khas dan indah, kaya akan nilai seni buatan Ngurah Umum ternyata menjadi demam isu setter dalam acara industri kerajinan patung di tanah air. Sejak patung angsa buatan Ngurah Umum mulai dikenal masyarakat pecinta barang seni, banyak pematung yang mengikuti jejaknya memproduksi patung bebek. Namun Ngurah tetap setia dengan acara usahanya dan salah satu kiatnya yang paling utama dalam menghadapi persaingan yang makin ketat tersebut yaitu dengan meningkatkan kualitas dan desain produknya secara terus menerus.

Produk patung angsa kami memang berbeda dengan patung angsa buatan pematung lainnya sehingga di pasaran, produk kami ini termasuk produk yang langka. Memang pematung banyak tapi yang sanggup memproduksi patung angsa yang khas dan antik tidak banyak. Bentuk patung angsa yang kami buat juga sangat spesifik dan tidak ada duanya, kata Ngurah Umum.

Sentuhan finishing yang sangat besar lengan berkuasa namun sangat halus menyebabkan produk patung angsa produksi Ngurah Umum mempunyai huruf yang sangat besar lengan berkuasa dan kaya akan nilai seni. Setiap orang yang kebetulan melihat patung karya Ngurah Umum niscaya akan tertarik untuk menikmati keindahannya.

Ngurah Umum memakai kayu Albisia, Jemponis dan suar sebagai materi baku utama pembuatan patung bebek, sedangkan untuk bantalan atau tatakan patung, Ngurah Umum biasanya memakai kayu Kamboja Bali sebagai materi baku utamanya.

Ukuran patung angsa yang diproduksi Ngurah Umum sangat bervariasi mulai dari patung angsa berukuran kecil hingga besar. Ada patung angsa yang dibentuk dengan ukuran 20 cm, tapi ada juga patung angsa yang dibentuk dengan ukuran hingga 2 meter tingginya. Harga jual patung angsa yang dipatok Ngurah Umum pun bervariasi mulai dari Rp 75.000 per unit hingga dengan puluhan juta rupiah per unit.

Sumber : majalahkina

0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih atas kunjungan kalian semua.
Silahkan tinggalkan komentar anda dengan baik dan sopan.
Silahkan berikan saran dan kritik untuk membangun blog ini jauh lebih baik.
terimakasih

Baca Juga

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
close
Banner iklan   disini