Mislam lahir di Kebumen, 24 Agustus 1968. H.Mislam yaitu pengusaha sukses “Mie 99”. H.Mislam mengabiskan masa kecilnya hingga cukup umur di Kebumen. Sejak kecil H.Mislam sudah mencicipi kesulitan dan kepahitan hidup.
Desakan ekonomi dan sulitnya memperoleh pekerjaan menciptakan H.Mislam tetapkan untuk menjual camilan anggun di sekolah yang dibentuk oleh sang ibu. H.Mislam menjual camilan anggun dengan berjalan kaki sekitar satu jam dari rumah hingga sekolahan. Pada tahun 1983 H.Mislam bertekat untuk mencari pekerjaan di kota dengan cara melamar pekerjaan di pabrik-pabrik, namun hasilnya tetap nihil. Tak ada satu pun pabrik yang mendapatkan H.Mislam untuk bekerja.
Walau kegagalan telah menghampiri H.Mislam, namun ia tetap tabah, sabar, berdoa, berusaha, dan bekerja keras untuk mendapatkan pekerjaan. H. Mislam terus berusaha mencari pekerjaan hingga karenanya ia mendapatkan pekerjaan menjadi seorang pembantu rumah tangga. Meskipun H.Mislam hanya menjadi seorang pembantu, tetapi ia tidak pernah mengeluh apa lagi aib dengan pekerjaan itu. H.Mislam bangga, alasannya pekerjaanya itu menolong orang lain meskipun ia sering dimarahi oleh majikanya. H.Mislam juga disuruh memandikan anjing majikanya. Dengan rasa terpaksa H.Mislam memandikan anjing tersebut, alasannya haram hukumnya dalam islam. Namun jikalau ia tidak mau majikannya akan murka dan memotong gajinya.
Setelah dua tahun lalu H.Mislam tetapkan keluar dari pekerjaanya sebagai pembantu rumah tangga alasannya tidak puas dengan honor yang didapat dan tidak cukup untuk menghidupi anak dan istrinya. Keluar dari pekerjaan sebagai pembantu H.Mislam karenanya menjadi buruh pembuatan mie untuk mie ayam di Kebumen selama lima tahun. Kemudian H.Mislam dan anak istrinya keluar dan pindah ke Yogyakarta . Dengan keyakinan, tekat dan semangat yang kuat, dan dari pengalaman bekerja H.Mislam tetapkan untuk memulai perjuangan sendiri menciptakan mie, yang diberi nama “Mie 99”. Walaupun pada ketika itu belum ada modal dan rencana yang matang untuk memulai usaha. Maka H.Mislam meminta derma saudara bagaimana solusi yang baik semoga perjuangan saya sanggup berjalan. Saudara H.Mislam meminjamkan modal untuk memulai perjuangan “Mie 99.”
Nama “Mie 99” merupakan angka kelahiran perjuangan ini, yaitu pada tahun 1989 bulan 09, sehingga Mislam mengambil angka belakang menjadi 99. “Mie 99” yaitu mie yang dipakai untuk mie ayam. Modal yang dibutuhkan untuk membuka perjuangan ini sekitar Rp.10.000.000,00. Pada ketika itu H.Mislam hanya mempunyai uang Rp. 1.000.000,00. Akhirnya H.Mislam meminjam saudaranya sebesar Rp. 4.000.000,00 dan meminjam koperasi desa sebesar Rp. 5.000.000,00.
H.Mislam memulai perjuangan dengan cara memasang spanduk, berbagi brosur, memberi tahu dari lisan ke mulut, menyewakan gerobak dan memberi akomodasi kepada pelanggan penjual mie ayam. Pada awal usahanya, pelanggan H.Mislam hanya 5 orang, itu saja masih belum tentu membeli mie 99.
Dengan ketekunan dan kesabaran H.Mislam dalam menjalankan usaha tersebut, karenanya ia menjadi pengusaha “Mie 99” yang terbilang sukses. H.Mislam mendistribusikan “Mie 99” Keberbagai tempat menyerupai di Kulon Progo, Celep, Sorobayan, Gumulan, Kuroboyo, Pasar Mangiran, Tegal layang, Sumber Agung, Manding, Bantul, Kretek, Parangtritis, Sewon, Sidomulyo, Kralas, Gajuran, Medelan, Pranti, Wonolopo, Srayu, Bakulan, Suren Wetan, Pundong, hampir semua di tempat bantul yaitu pelangganya, bahkan ada di Klaten dan tempat sekitar prambanan. Setiap pelanggan berbeda-beda dalam membeli mie ada yang 10-20 kg bahkan ada yang hingga 30-50 kg/hari.
Setiap hari H.Mislam sanggup menghasilkan “Mie 99” sekitar 600 Kg. Harga 1 Kg “Mie 99” yaitu Rp. 8.000,00. Penghasilan H.Mislam setiap hari sekitar Rp.5.000.000,00. Sedangkan pengeluaran sekitar Rp.2.000.000,00. H.Mislam sekarang mempunyai 20 karyawan, 10 karyawan bekerja menciptakan “Mie 99” dan 10 karyawan bekerja sebagai pembuat grobak “Mie 99”, alasannya disamping menjual “Mie 99” H.Mislam juga menyewakan grobak “Mie 99”. Pelanggan H.Mislam pun bertambah menjadi 900 orang pelanggan tetap, dan 20 orang pelanggan yang tidak tetap.
Dibalik kesuksesan H.Mislam sebagai pengusaha “Mie 99” ada suka sedih yang dialami. Suka dalam menjalankan perjuangan ini bila pelanggan membeli “Mie 99” dengan jumlah yang banyak dan sekarang H.Mislam menjadi pengusaha sukses dengan omset perbulan sekitar Rp.90.000.000,00. Namun sedih yang dialami menyerupai jikalau harga tepung terigu naik, sehingga pengeluaran naik. Selain itu bila banyak para pembeli yang menghutang, banyaknya saingan, dan hambatan dalam hal distribusi menyerupai harga BBM naik, supir sakit, kendaraan beroda empat rusak, listrik mati yang sanggup menyebabkan pendistribusian tidak sempurna waktu.
Sumber : 3andi.wordpress.com
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih atas kunjungan kalian semua.
Silahkan tinggalkan komentar anda dengan baik dan sopan.
Silahkan berikan saran dan kritik untuk membangun blog ini jauh lebih baik.
terimakasih