Martua Sitorus ialah pendiri Wilmar International Limited berasal dari Siantar, Sumatera Utara. Ia ialah lulusan di bidang ekonomi dari Universitas HKBP Nommensen, Medan, Sumatera Utara.
Walaupun ketika ini tinggal di negara tetangga, Singapura, namun lelaki yang lahir di daerah Pematang Siantar, bisa mengembangkan bisnisnya menjadi sangat besar. Upaya menjadi sangat besar kini ini dimulai dengan memulai bisnis sebagai seorang pedagang. Ia berusaha mendagangkan minyak sawitnya dan juga kelapa sawitnya di Indonesia dan Singapura.
Martua memperdagangkan kelapa sawit dan minyak sawit kecil di Indonesia dan Singapura.. Dan, pada tahun 1991 Martua bisa memproduksi minyak sendiri lewat luas areal flora kelapa sawit 7100 hektar yang dimilikinya di Sumatera Utara.
Kegiatan tersebut dikerjakan dengan baik sampai ia bisa membeli kebun kelapa sawit yang sangat luas di daerah Sumetara Utara. Bersamaan dengan pembelian kebun tesebut, ia juga membangun perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan minyak yang dikhususkan dalam pengolahan minyak kelapa sawitnya.
Pada 1996 Martua berekspansi ke Malaysia untuk membangun pabrik pengolahan kelapa sawit di sana. Tidak puas dengan itu, Martua mulai melirik bisnis hilir (produk turunan) yang lebih berharga. Pada 1998 Martua untuk pertama kalinya membangun pabrik yang memproduksi lemak khusus. Kemudian pada tahun 2000 ia juga meluncurkan produk konsumen merek minyak goreng Sania.
Selanjutnya, tahun demi tahun bisnis Martua tumbuh menjadi salah satu perusahaan agribisnis terbesar di Asia yang terintegrasi dari hulu sampai hilir. Pada tanggal 31 Desember 2005, Wilmar mempunyai total luas lahan perkebunan kelapa sawit 69.217 hektar, 65 pabrik, tujuh kapal tanker, dan 20.123 karyawan. Wilmar mengekspor produk-produknya ke lebih dari 30 negara.
Puncaknya, Wilmar mencatat Martua di bursa saham Singapura pada bulan Agustus 2006 dengan kapitalisasi pasar mencapai US $ 2 miliar.
Awalnya, Martua Sitorus yang mempunyai julukan Ahok, hanya dikenal sebagai pemasok kecil minyak kelapa sawit. Ia banyak membeli minyak dari negara-negara dan perusahaan untuk menjual lebih banyak di luar negeri. Namun, alasannya ialah Martua yang juga berjulukan Thio Seng Hap ini lowprofil , tidak banyak orang yang mengetahui kemajuan usaha.
Karena agresif, ia berhasil menangkap pembukaan peluang penjualan pada perusahaan produksi kelapa sawit sebelum negara, pada pada abad Orde Baru hanya dikuasai oleh kelompok konglomerat di Indonesia. Sumber Warta Ekonomi menyebutkan bila perusahaan besar di Jakarta yang terkena dampak krisis karyawan rata-rata harus memotong pendapatan sebesar 2,5 persen, maka karyawan mendapat manfaat krisis Wilmar bukan 2,5 persen.
Martua Sitorus tidak sendirian dalam mengembangkan Wilmar Corporation. Pada final 1980-an, ia menjalin kemitraan dagang dengan Kuok Khoon Hong. laki-laki 57 tahun ialah keponakan Robert Kuok, raja bisnis gula dan proferti Malaysia. Keduanya setuju untuk mengembangkan bisnis bersama.
Wilmar nama disebutkan sendiri bahwasanya merupakan akronim dari kedua nama mereka, yaitu William, nama panggilan Kuok Khoon Hong, dan Martua Sitorus. Mereka berdua ialah pemilik signifikan Wilmar Holdings Pte Ltd (sebuah perusahaan holding Wilmar International Ltd). Keduanya menyebarkan tugas, Kuok Khoon Hong sebagai chairman & CEO dan Martua sebagai chief operating officer (COO) Wilmar International Ltd.
Martua Sitorus keluarga besar juga memainkan peranan penting dalam mengembangkan Wilmar Corp. Istri (Rosa Taniasuri Ong), saudara (Dual Sitorus), saudara wanita (Bertha, Mutiara, dan Thio Ida), dan ipar (Suheri Tanoto dan Hendri Saksti) Martua banyak sekali posisi kunci di Wilmar Corp. Bahkan, Hendri Saksti dipercayakan kepada kepala operasional bisnis Wilmar di Indonesia.
Hendri Saksti bukan hal gres untuk bisnis minyak. President Director of PT Cahaya Kalbar Tbk. Presiden Direktur PT Cahaya Kalbar Tbk. Ini mulai bergabung dengan Wilmar Corp. sebagai manajer cabang operasional bisnis minyak sawit Wilmar di Indonesia dan kemudian diangkat sebagai administrator keuangan operasional Wilmar di Indonesia pada tahun 1996. Darius Na, mantan administrator PT Cahaya Kalbar Tbk., mengungkapkan sebelumnya Hendri juga mempunyai karir di PT Astra Agro Lestari Tbk. Darius menggambarkan sosok sebagai pengusaha Hendri cukup ketat dan mempunyai visi bisnis untuk selalu berusaha untuk memperbesar kapasitas. "Dia menghitung jumlah orang yang memprioritaskan," katanya.
Kini, bisnis Martua dan Kuok Khoon Hong terus berkembang. Selama sembilan bulan pertama tahun 2006, pendapatan Wilmar Corp. naik 7,8% menjadi US $ 3,7 miliar dibandingkan periode yang sama tahun 2005 sebesar US $ 3,4 miliar. aba higienis selama sembilan bulan pertama tahun 2006 tumbuh 56,4% mencapai US $ 68.300.000 dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2005 sebesar US $ 43.600.000.
Saat ini ada dua informasi yang mencuat keluar dari Wilmar Corp. First, Pertama, rencana merger Wilmar dan lini bisnis Kuok Group, milik taipan Robert Kuok, di bidang agrobisnis (PPB Oil Palms Berhad, PGEO Group Sdn. Bhd, dan Kuok Oil & Grains Pte Ltd). Merger ini dibutuhkan menciptakan Wilmar sebagai salah satu dari 15 perusahaan terbesar di bursa pengaruh Singapura menurut nilai kapitalisasi pasar. Oleh alasannya ialah itu, penggabungan ini akan memperlihatkan potensi kapitalisasi pasar Wilmar diperkirakan sebesar US $ 7 miliar. Merger ini juga dibutuhkan untuk menghasilkan pendapatan adonan US $ 10 milyar dan keuntungan higienis sebesar US $ 300 juta selama sembilan bulan pertama tahun 2006.
Warta Ekonomi menyampaikan merger tidak akan melangkah keluar dari situasi yang terjadi dalam keluarga taipan Robert Kuok. Konglomerat tumbuh lebih tua, tetapi ia tidak merasa nyaman menyerahkan lini agrobisnis Kuok Group untuk anak-anaknya, jadi ia berbalik kembali kepada Kuok Khoon Hong, keponakannya. Pada awalnya, bahwasanya Kuok Khoon Hong ialah juga mendorong orang agribisnis garis Kuok Group. "Namun, alasannya ialah ada perbedaan visi, Kuok Kuok Khoon Hong menentukan keluar dari Group dan merintis bisnis mereka sendiri dengan Martua Sitorus," katanya. Kuok Khoon Hong mendapat pasokan minyak kelapa sawit dari Martua dan ia kemudian diekspor ke banyak sekali negara. "Kombinasi dari embrio Wilmar muncul," jelasnya.
Kedua, rencana perluasan Wilmar ke bisnis biodiesel. Tidak tanggung-tanggung, mereka pribadi menggebrak dengan pembangunan tiga pabrik biodiesel dijadwalkan akan selesai tahun ini dibangun seluruhnya. Masing-masing mempunyai kapasitas produksi sebesar 350.000 ton per tahun sehingga total kapasitas mencapai 1,050 juta ton per tahun.
Sejauh ini, belum ada pabrik biodiesel yang dimiliki oleh perusahaan lain di dunia yang mempunyai kapasitas produksi sebesar Wilmar. Selain itu, bila rencana merger direalisasikan, flora biodiesel milik PGEO Group Sdn. Bhd.business. dengan kapasitas 100.000 ton per tahun akan terus memperkuat bisnis biodiesel Wilmar.
Menurut Alex Umboh, kepala urusan aturan dan perusahaan Wilmar Corp di Indonesia, bisnis biodiesel Wilmar prospektif, alasannya ialah undangan yang banyak. Selain undangan dalam negeri sendiri mereka juga tiba dari Eropa, Cina, dan Amerika Serikat. Wilmar siap memasoknya. "Di daerah industri Dumai (di mana tiga pabrik biodiesel Wilmar berada), kami juga telah dilengkapi dengan pelabuhan," kata Alex. Makara kini tidak hanya Martua pantas nama "raja minyak sawit Asia", tetapi juga layak disebut "raja biodiesel dunia".
Tahun 2012, Martua Sitorus kembali masuk daftar orang terkaya di Indonesia ke 4 dengan total kekayaan mencapai $3 milliar.
Umber : riauportal.com
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih atas kunjungan kalian semua.
Silahkan tinggalkan komentar anda dengan baik dan sopan.
Silahkan berikan saran dan kritik untuk membangun blog ini jauh lebih baik.
terimakasih