Jumat, 18 Januari 2019

Inilah Kiat Sukses Kantongi Omzet Jutaan Dari Sampah Pinggir Laut

Novie Indah Husniah tak pernah menyangka kesehariannya berdekatan dengan limbah sisik ikan, yang mengotori pinggiran maritim dan tempat perlelangan ikan di Sidoarjo, Jawa Timur, menjadi awal keberhasilannya meraih penghargaan entrepreneur terbaik.

Perempuan muda (26) ini yaitu satu di antara 18 finalis Citi Micro-Entrepreneurship Award (CMA) 2010. Atas dukungan Thowilah, pembinanya dari koperasi Al Mubarokah, Tanggulangin, Sidoarjo, Novie berhasil menyebarkan perjuangan kerajinan bros sisik ikan semenjak 2008. Tak hanya itu, motivasi dan pengetahuan yang didapatnya semenjak bergabung di koperasi pada 2009 kemudian juga menguatkan semangat wirausahanya, sampai alhasil terpilih menjadi finalis CMA 2010 mewakili Sidoarjo.

“Dari enam jenis perjuangan yang saya ajukan, hanya produk bros sisik ikan ini yang disurvei pihak penyelenggara dan berhasil terpilih sebagai finalis,” kata Thowilah kepada Kompas Female, usai penganugerahan CMA 2010 di Hotel Millenium Jakarta, beberapa waktu lalu.

Keunikan produk, penemuan bisnis menyegarkan dari limbah ikan segar, motivasi membangun usaha, dan membuka lapangan pekerjaan membawa Novie ke ajang penghargaan yang memasuki tahun keenam ini. Novie tak pernah menduga, ia pun berhasil meraih gelar juara pertama untuk kategori kerajinan CMA 2010. Atas prestasinya ini, Novie berhak membawa pulang hadiah senilai Rp 11 juta.

“Rasanya masih tak percaya berhasil mendapatkan penghargaan dan hadiah ini. Tetapi menang bagi saya bukan untuk berdiam diri, namun justru mendapatkan tanggung jawab. Hadiah ini juga bukan untuk menyenangkan diri sendiri tetapi untuk menyebarkan perjuangan yang sudah ada,” tutur Novie yang merasa “diberi” hadiah istimewa menjelang ulang tahunnya yang ke-26, sempurna pada 11 November, sehari sehabis mendapatkan penghargaan CMA 2010.

Bermodalkan kreativitas dan dukungan moral, Limbah sisik ikan berkelimpahan dan acak-acakan di tempat perlelangan ikan, Desa Pepe, Sedati, Sidoarjo. Artinya, materi baku kerajinan bros yang dibentuk Novie tak akan habis dan sangat berpotensi diperbarui. Apalagi, kata Novie, sisik ikan yang berpotensi dijadikan bros berasal dari ikan kakap yang selalu dibawa pulang nelayan dari maritim setiap hari. “Ikan kakap maritim tak bergantung pada musim, jadi setiap hari nelayan niscaya menangkap ikan kakap,” papar Novie.

Bahan baku yang melimpah menjadi berkah jikalau dilihat dengan cara kreatif ibarat yang dilakukan Novie. Awalnya, dongeng Novie, ia menginjak hamparan limbah sisik ikan yang mengotori pinggir pantai. Sisik ikan berukuran 3 cm ini berwarna putih, berlendir dan berbau amnis. Sekilas ibarat kelopak bunga, dalam pandangan Novie. Dari situlah ia membawa pulang satu karung sisik ikan dan diubahnya menjadi benda bagus bernilai ekonomi yang dikenakan wanita sebagai penghias pakaian.

“Awalnya sempat meragu apakah pandangan gres saya bisa berjalan atau tidak ke depannya. Apalagi produksi satu hari hanya menghasilkan satu bros pada tahap awalnya. Lebih tidak percaya diri lagi sebab barang ini gres dan belum ada di pasaran. Khawatir nantinya susah mencari pasar. Namun, saya tetap mencoba meski seringkali gagal menciptakan bros yang saya inginkan,” tutur Novie.

Meski sempat merasa tak percaya diri, Novie tak mengalah dan terus mencari solusi. Berkonsultasi dan memperkaya diri dengan banyak sekali ilmu kerajinan melalui buku maupun internet yaitu cara yang dipilihnya. Sarjana Pendidikan dari Fakultas Teknik Jurusan Pendidikan Tata Busana Universitas Negeri Surabaya ini juga berdiskusi dengan dosen mengenai  niatnya membangun perjuangan bros dari sisik ikan kakap.  “Menjadi pengusaha pemula membutuhkan motivasi dari orang lain. Dukungan dan dorongan dari dosen saya menciptakan saya lebih bersemangat dan percaya diri mengenalkan produk bros sisik ikan ini,” saya Novie.

Dalam satu tahun, bisnis kerajinan bros sisik ikan milik Novie mengalami kemajuan baik dari produksi maupun administrasi bisnis dan pengrajin. Usaha Novie yang memakai merek Vay Craft berhasil memproduksi sekitar 40 bros setiap bulan dengan modal awal Rp 1,3 juta. Novie mempekerjakan lima karyawan tetap yang menuntaskan produksi di rumah masing-masing.  “Karyawan lebih efektif jikalau bekerja di rumah daripada dikumpulkan di satu tempat. Hasil produksi mereka lebih banyak jikalau bekerja dari rumah,” kata Novie.

Satu tahun kemudian, sehabis bergabung di koperasi Al Mubarokah, Novie bisa meningkatkan produksi dua kali lipat (80 bros per bulan) dengan proteksi aksesori modal Rp 1 juta. Kekhawatiran Novie ketika awal hendak memulai usaha, terkait pasar, juga terbantahkan. Vay Craft mendapatkan langganan yang kebanyakan yaitu perias pengantin. Produk bros sisik ikan Novie juga berubah menjadi hiasan rambut untuk sanggul pengantin. Pelanggan lain yang berhasil digaet Novie yaitu toko suvenir dan kerajinan di Sidoarjo dan Surabaya.  Dengan mematok harga jual Rp 25.000 – Rp 35.000, Novie berhasil meraup omzet senilai Rp 5 juta. Keuntungan higienis yang dinikmatinya sekitar Rp 1,5 juta.

Ekspansi pasar bermodalkan hadiah , Kini, sehabis berprestasi mendapatkan penghargaan dan uang sebagai hadiah kerja kerasnya, Novie semakin bersemangat menyebarkan bisnisnya.  Memperluas pasar ke kota yang menjadi destinasi wisata, ibarat Yogyakarta dan Bali, yaitu sasaran utama Sovie. Caranya, bisa dengan membangun keagenan atau menitip di toko suvenir.  “Masih dipikirkan cara dan peluang pasarnya,” akunya.

Selanjutnya, pengembangan desain dan variasi produk yaitu pandangan gres lain yang ingin segera diwujudkan Novie sepulang mendapatkan penghargaan CMA 2010.  “Mungkin juga merekrut pekerja lagi, menjadi total 10 orang. Dengan begitu, saya bisa meningkatkan produksi dua kali lipat sekitar 160 bros per bulan. Kalau sudah baik produksinya, saya berani memenuhi ajakan dalam jumlah banyak,” Novie menjelaskan banyak sekali rencananya penuh semangat.


Sumber : kompas.com

0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih atas kunjungan kalian semua.
Silahkan tinggalkan komentar anda dengan baik dan sopan.
Silahkan berikan saran dan kritik untuk membangun blog ini jauh lebih baik.
terimakasih

Baca Juga

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
close
Banner iklan   disini