Selasa, 29 Januari 2019

Inilah Bisnis Kreasi Nasi Sam


Meski kita memakannya tiap hari, tapi bisnis jualan nasi tetap saja menggiurkan. Syaratnya, nasi yang dijajakan itu harus unik dan nyantel di lidah.

Adalah Samsianata yang mencoba peruntungan dari bisnis masakan wajib orang Indonesia ini. Agar laris di pasaran, beliau mengolah nasi menjadi santapan yang berbeda dari nasi yang biasa kita makan sehari-hari. "Saya menanak beras merah dengan adonan rempah sehingga aromanya harum dan teksturnya lembut," ujarnya.

Sam, panggilan akrabnya, menamakan hidangan kreasinya itu Nasi Jambronk. Tak hanya memproduksi Nasi Jambronk, Sam juga,menyajikan hidangan nasi di wadah di bumbung alias bambu, itu sebabnya masakan tersebut diberi nama Nasi Bumbung. Sam mengawali perjuangan restoran yang mengandalkan olahan nasi tersebut pada pertengahan 2008 di Yogyakarta. Sesuai harapannya, peminatnya membludak. Omzetnya mencapai Rp 3 juta per hari, atau Rp 90 juta per bulan

Melihat hidangan racikannya digemari banyak orang, Mei 2009 Sam memperlihatkan kemitraan restoran Nasi Jambronk dan Nasi Bumbung.

Lewat merek dagang itu, Sam menjajakan aneka masakan menyerupai Nasi Bumbung Komplit, Nasi Jambronk Babat, Karedok, dan sebagainya. Menu minumannya antara lain teh tarik, teh jaha (campuran jahe, teh dan rempah), dan teh sablenk (campuran mahkota tuhan dan jamur). Harga hidangan di kedai Nasi Jambronk dan Nasi Bumbung berkisar Rp 20.000 - Rp 75.000 per porsi. Meski belum genap satu bulan melego kemitraan, Sam sudah punya satu mitra. "Satu kawan akan buka dalam waktu dekat di Gading Serpong, Tangerang," ujarnya. Kata Sam, kawan tersebut tertarik karena melihat keunikan Nasi Jambronk dan Nasi Bumbung.

Sam menanjkan bisnis ini bakal moncer. Dia memperlihatkan teladan restoran miliknya di Kaliurang yang omzetnya Rp 3 juta sehari. Setelah dikurangi banyak sekali biaya, menyerupai materi baku 50 persen, sewa kawasan Rp 4,2 juta sebulan, dan honor 14 pegawai, "Laba bersihnya Rp 500.000 per hari atau 15 persen dari omzet," ujarnya. Mulai dari Rp 50 juta Kepada yang berminat menjadi mitra, Sam mensyaratkan calon kawan harus mempunyai modal awal Rp 50 juta. Ini untuk gerai dengan kapasitas 40 kursi. "Jika kawasan usahanya mencapai 100 kursi,. tentu harganya berbeda," terang Sam.

Dengan menyerahkan modal awal itu, si kawan akan terikat kerjasama selama lima tahun, menerima resep, training karyawan, dan 10.000 lembar brosur. "Mitra juga menerima ikan di media lokal selama tujuh kali tayang dalani bulan pertama pembukaan restoran," bimbing Sam.

Biaya investasi tadi belum termasuk biaya sewa dan renovasi tempat. "Interior gerai harus seragam, mengikuti restoran yang saya punya," ujar Sam. Jika kawan tak ma repot mengurusi tetek bengek pendirian gerai, beliau harus menyerahkan modal Rp 200 juta. 

Jika gerai sudah bangkit da perjuangan berjalan, Sam mewajil kan kawan membeli bumbu siap pakai darinya. Harga bumbu tersebut ketika ini Rp 70.000 per kilogram. Bumbu sebanyak 1 kilogram cuku menciptakan 2.000 porsi nasi. Sam mewajibkan kawan membeli bumbu darinya dengan alasan untuk menjaga standar dan keseragaman citarasa di semua gerai yang bernaung di bawahnya. Jika usahanya sudah jalan si kawan juga harus membayar biaya royalti sebesar 2 persen dari omzet setiap bulannya. 

Soal balik modal, Sam menjanjikan kawan sanggup balik modal dalam 1,5 tahun dengan perkiraan pendapatan kotor si besar Rp 2.5 juta per hari.

Sumber : wirausahamodalkecilkita.blogspot.com

0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih atas kunjungan kalian semua.
Silahkan tinggalkan komentar anda dengan baik dan sopan.
Silahkan berikan saran dan kritik untuk membangun blog ini jauh lebih baik.
terimakasih

Baca Juga

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
close
Banner iklan   disini