Solo Paragon yaitu superblok pertama di Jawa Tengah. Superblok yang berlokasi di jantung Kota Solo ini terdiri dari apartemen, kondotel, dan sentra perbelanjaan di lahan seluas 4,1 hektar.
Kehadiran Solo Paragon merupakan tonggak penting dalam industri properti di Solo dan Jawa Tengah. Salah satu orang yang berada di balik Solo Paragon yaitu Chandra Tambayong, pengusaha properti yang sukses. Di Bandung, Chandra membangun tiga apartemen The Majesty (di Jalan Surya Sumantri, samping kampus Universitas Katolik Maranatha), Grand Setiabudi apartment & Hotel, dan Galeri Ciumbeuleuit. Di tiga apartemen tersebut, Chandra menjadi Presiden Komisaris.
Chandra Tambayong memang pekerja keras. Lahir di Jakarta 2 Maret 1960 sebagai anak keenam dari 10 bersaudara, Chandra semenjak kecil sudah terbiasa dengan kehidupan berdagang. Di rumah toko, tempat ayah ibu dan abang adiknya tinggal itu, ada tempat penjualan kebutuhan pokok atau sembako.
“Dulu saya melihat teman tinggal di rumah, saya sempat berpikir saya kok tinggal di rumah toko. Ternyata ada keuntungannya hidup dalam suasana dagang. Ini jalan Tuhan yang mempersiapkan saya menjadi ibarat kini ini. Insting bisnis terasah semenjak kecil. Dan itu menciptakan saya terbiasa melihat sesuatu menjadi peluang,” dongeng Chandra Tambayong yang menuntaskan pendidikan menengahnya di Sekolah Menengah Pertama Katolik dan SMAK Pintu Air, Jakarta.
Chandra pernah mengenyam pendidikan tinggi di Universitas Yayasan Persada Indonesia, di Kelapa Gading dan mengambil Fakultas Psikologi, namun di tengah jalan, dia merasa dunia itu bukan dunianya. Chandra pun tidak menuntaskan kuliahnya, dan menentukan menjadi wirausaha. Chandra memulainya dengan melanjutkan perjuangan dagang sembako milik ayahnya.
Setelah menikah dengan Susiani Margono, putri Gunarso Margono (pemilik Grup Gapura Prima) 9 Desember 1984, Chandra pun terjun dalam bisnis properti. Dari pernikahannya dengan Susiani, Chandra mempunyai empat orang anak yaitu Jessica Tji (24), Yohanes (21), Joshua (18), dan Yonathan (14). Putrinya, Jessica, mulai terjun dalam bisnis properti, dan kini Direktur Solo Paragon.
Chandra memulai bisnis properti pada tahun 1985, saat menerima order borongan untuk membebaskan tanah di tempat Bekasi dari Grup Ciputra. “Waktu itu saya yang meng-handle proyek pembebasan tanah seluas 60 hektar itu. Di sana saya sering bertemu dengan banyak orang-orang Ciputra. Dari sana tercetus ide, mengapa kami tidak membebaskan tanah dan membangun rumah?” dongeng Chandra.
Tahun 1985 itu juga, Chandra membebaskan lahan seluas 50 hektar di Bekasi, dan membangun perumahan Pondok Hijau Permai. Itu merupakan proyek properti pertama yang ditangani Chandra dan berjalan dengan sukses. Perumahan Pondok Hijau Permai merupakan proyek properti kedua Gapura Prima milik Gunarso Margono, mertua Chandra.
Sejak itu Chandra melebarkan sayap bisnis propertinya. Dia pindah ke Bandung dan mendirikan perusahaan sendiri, Abadi Mukti Kirana, cikal bakal Bandung Inti Graha sekarang.
Bekerja sama dengan sejumlah mitra, Chandra membangun tiga apartemen di Bandung, dan satu di Jatinangor (Sumedang). Di sini, Chandra membangun Jatinangor Town Square (Jatos) yang ternyata sangat membantu masyarakat setempat berbelanja pakaian dan materi pokok lainnya. Awal Juni, apartemen terbarunya, Pinewood, mulai dibangun di Jatinangor.
Di Solo, Chandra bermitra dengan sejumlah pengusaha, membangun Solo Grand Mall, Pusat Grosir Solo, dan kini Solo Paragon
Sumber : Kompas
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih atas kunjungan kalian semua.
Silahkan tinggalkan komentar anda dengan baik dan sopan.
Silahkan berikan saran dan kritik untuk membangun blog ini jauh lebih baik.
terimakasih