Selasa, 29 Januari 2019

Inilah Pasarkan Jenang Kudus Sampai Ke Cina


Untuk kembangkan usaha, diharapkan ketangguhan dan ketrampilan berbisnis yang tidak ala kadarnya. Apalagi jikalau sudah menjangkau pasar negara lain yang lebih kompetitif dan berkarakteristik lain dari pasar domestik. Inilah yang berhasil dilakukan oleh Muhammad Hilmy, seorang entrepreneur asal kota Kretek  Kudus yang menjadi Direktur Utama perusahaan produsen jenang terkemuka, PT Mubarokfood Cipta Delicia. 

Perlu diketahui bahwa perusahaan penghasil jenang yang masyur dengan merek “Sinar 33” itu awalnya hanyalah industri rumahan yang dikelola dengan administrasi tradisional. Hilmy ialah generasi ketiga yang mewarisi bisnis jenang ini dari kakek dan ayahnya. Hilmy mengangkat jenang “Sinar 33”, makanan lokal Kudus, menjadi makanan yang dikenal di banyak kawasan bahkan mancanegara dengan konsistensi dan komitmen yang sudah teruji. 

Usaha pembuatan jenang yang menjadi cikal bakal PT Mubarokfood Cipta Delicia didirikan pada tahun 1910. Kakek dan nenek Hilmy, Mabruri dan Alawiyah, ialah pendirinya. Kegiatan produksi ketika itu hanya dilaksanakan menurut tiba tidaknya pesanan dari konsumen.  Karena pembuatan jenang terus ditekuni dan mengatakan hasil yang cukup cantik , balasannya Alawaiyah memberanikan diri menjualnya. Pertama jenang buatannya dijual di pasar Bubar yang dulunya bekas terminal Menara yang ada dua pohon beringinnya. “Beliau merupakan generasi pertama yang menciptakan jenang Kudus,” kata Hilmy yang sehari-hari berkantor di Jalan Sunan Muria no 33 ini.

Saat itu, penjualan jenang mengalami kemunduruan sebab dalam masa penjajahan. Sehingga keluarganya sulit mencari materi baku dan sempat terhenti dalam proses produksi. Setelah kondisi membaik, balasannya mereka kembali aktif. Setelah meninggalnya Mabruri tahun 1940, pembuatan jenang beralih ke generasi kedua, Ahmad Shohib yang juga ayah Hilmy. Shohib dengan penuh pengabdian juga menyebarkan perjuangan jenang ini. Shohib memunculkan visi pengembangan jenang ke depan. Di tahun 1946 ia melaksanakan upaya santunan merek dagang jenang “Sinar 33”. Pada ketika itu, hanya segelintir orang yang berpikir demikian.

Generasi kedua berakhir sebab faktor usia. Bulan Juli 1992, Hilmy putra Shohib mulai mengambil alih pengelolaan bisnis . Hilmy mulai menata perjuangan biar lebih modern dan mencari sumber daya insan yang berkualitas untuk menjad motor pencetus perjuangan ini. Hilmy menyadari bahwa faktor SDM menjadi faktor kunci dalam memajukan perjuangan jenangnya. “ Untuk maju, kita membutuhkan SDM yang sanggup diajak berlari untuk meraih sasaran yang ditentukan namun sebab SDM kurang, kita agak terkendala,” ungkap bapak 5 anak ini. Di tahun ke5 kepemimpinannya, Hilmy masih mempertahankan sisa SDM yang ada di generasi kedua. Menurutnya pergantian SDM secara drastis akan menimbulkan goncangan.

Setelah menapaki 5 tahun kedua, ia mulai mencari SDM yang lebih baik yang berasal dari kalangan akademisi dan mempunyai ketrampilan yang dibutuhkan perusahaan untuk sanggup berkompetisi di kala modern ini. Saat itu, perusahaan lebih terbantu berkat dilakukannya rekrutmen SDM baru. Uniknya, meskipun mengakui membutuhkan SDM yang mempunyai ketrampilan  akademis dan bisnis, Hilmy tak melupakan aspek sprititualitas dalam merekrut. Ia mementingkan gosip kejujuran dalam rekrutmen.

Ternyata ini bukannya tanpa alasan. Hilmy mengakui mempunyai pengalaman pahit dengan tenaga pemasaran dari salah satu perusahaan makanan bermerek. Sisi akademis dan skill maupun pengalaman sudah tak diragukan lagi tapi sesudah dua tahun bekerja, Hilmy menemukan penyimpangan yang dilakukan oknum tersebut. Oknum tersebut kedapatan menciptakan kesepakatan di luar perusahaan di area pemasaran Jabodetabek. “Kita butuh karyawan yang tahu bahwa selain ia diawasi oleh pimpinan, ia juga diawasi oleh Sang Pencipta,” tekannya. Kini Hilmy tak berpangku tangan menikmati kesuksesan. Ia mulai berekspansi ke pasar luar negeri menyerupai Cina dan Hong Kong. Ia mengamati adanya perkembangan yang menjanjikan di sana sesudah mengikuti ekspo di sana. PT Mubarokfood Cipta Delicia bahkan akan menyewa satu mini mall di Cina.

Untuk sasaran 2012, ia dan segenap jajarannya siap bekerja keras dalam menaikkan pamor perusahaan tersebut sehingga menjadi pemimpin pasar alias market leader di industri makanan lokal.

Sumber : ciputraentrepreneurship.com

0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih atas kunjungan kalian semua.
Silahkan tinggalkan komentar anda dengan baik dan sopan.
Silahkan berikan saran dan kritik untuk membangun blog ini jauh lebih baik.
terimakasih

Baca Juga

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
close
Banner iklan   disini