Rabu, 12 Juni 2019

Inilah Iwan Fals

Masa kecil Iwan Fals dihabiskan di Bandung, kemudian ikut saudaranya di Jeddah, Arab Saudi selama 8 bulan. Selama di Jeddah itu, Iwan Fals selalu menyanyikan dua lagu utnuk hiburannya, yaitu Sepasang Mata Bola dan Waiya. Bermain gitar dilakukannya semenjak masih muda bahkan ia mengamen untuk melatih kemampuannya bergitar dan mencipta lagu. Bicara perihal perjalanan karir musiknya, Iwan Fals mengaku semua dimulai ketika ia aktif ngamen di Bandung ketika masih berumur berumur 13 tahun atau masih duduk di dingklik SMP. Iwan Fals mencar ilmu memainkan gitar dari teman-teman nongkrong. Setiap kali teman-temannya bermain gitar dan memainkan lagu-lagu Rolling Stones, Iwan Fals suka memperhatikan hingga karenanya ia nekat memainkan gitar itu namun saying ia malah memutuskan salah satu senar hingga dimarahi teman-temannya. Sejak ketika itu, gitar ibarat terekam berpengaruh dalam ingatan seorang Iwan Fals. 

Untuk menarik perhatian teman-temannya, Iwan Fals menciptakan lagu-lagu yang liriknya lucu, humor, bercanda-canda, merusak lagu orang. Mulailah teman-temannya tetawa mendengarkan lagu-lagu yang ia bawakan. Setelah merasa bisa menciptakan lagu sendiri, apalagi bisa menciptakan orang tertawa, timbul harapan untuk mencari pendengar lebih banyak. Iwan Fals pun suka mengisi acaraa hajatan, kimpoian, atau sunatan. Dulu Iwan Fals memilki manajer berjulukan Engkos, seorang tukang bengkel sepeda motor. Karena kerja di bengkel yang banyak didatangi orang, ia selalu tahu jikalau ada orang yang punya hajatan. Karena itulah Iwan Fals un mulai sering tampil di acara-acara.

Ketika di Sekolah Menengah Pertama 5 Bandung, Iwan Fals juga menjadi gitaris kelompok paduan bunyi sekolah. Suatu ketika, seorang guru menanyakan apakah ada yang bisa memainkan gitar. Meski belum begitu pintar, tapi alasannya yaitu ada anak wanita yang ahli memainkan gitar, Iwan Fals menunjukkan diri. Maka jadilah ia pemain gitar di paduan bunyi sekolahnya.

Banyak yang bertanya perihal asal nama Fals yang ia gunakan. Nama itu ternyata didapat sewaktu dalam perjanan dari Jeddah kembali ke Jakarta. Waktu pulang dari Jeddah pas animo Haji, di pesawat orang-orang pada bawa air zam-zam, Iwan hanya menenteng gitar kesayangannya. Melihat ada anak kecil bawa gitar di pesawat, menciptakan seorang pramugari heran. Pramugari itu kemudian menghampiri Iwan dan meminjam gitarnya. Tapi begitu gres akan memainkan, pramugari itu heran. Suara gitar milik Iwan terdengar fals. Setelah membetulkan steman nada gitar, pramugari itu kemudian mengajari Iwan memainkan lagu Blowing in the Wind-nya Bob Dylan. Peristiwa itulah yang menginspirasi Iwan menambahkan Fals di belakang namanya hingga kini populer dengan panggilan Iwan Fals.

Karir bermusik Iwan Fals makin terbentuk ketika ada orang tiba ke Bandung dari Jakarta yang mengenal produser musik. Waktu itu Iwan Fals gres sadar jikalau ternyata lagu-lagu yang ia ciptakan sudah populer di Jakarta. Jauh sebelumnya, Iwan Fals pernah rekaman di Radio 8 EH dan lagunya sering diputar di radio itu hingga karenanya radio itu kena bredel oleh Pemerintah. Waktu itu Iwan Fals masih sekolah di SMAK BPK Bandung. Ia kemudian menjual sepeda motornya untuk biaya menciptakan master. Iwan rekaman album pertama bersama rekan-rekannya, Toto Gunarto, Helmi, Bambang Bule yang tergabung dalam Amburadul. Tapi album tersebut gagal di pasaran dan Iwan kembali menjalani profesi sebagai pengamen. Setelah menerima juara di ekspo musik country, Iwan Fals ikut ekspo lagu humor. Oleh Arwah Setiawan (almarhum), lagu-lagu humor milik Iwan sempat direkam bersama Pepeng, Krisna, Nana Krip dan diproduksi oleh ABC Records. Tapi juga gagal dan hanya dikonsumsi oleh kalangan.

Akhirnya Iwan Fals melaksanakan rekaman di Musica Studio. Musiknya mulai digarap lebih serius. Setelah itu, lahirlah album bertajuk arjana Muda, yang musiknya ditangani Willy Soemantri dan menerima respon luar biasa. Namun, Iwan tetap menjalani profesinya sebagai pengamen. Ia mengamen dengan mendatangi rumah ke rumah, kadang di Pasar Kaget atau Blok M. Kemudian sempat masuk televisi sesudah tahun 1987. Waktu siaran program Manasuka Siaran Niaga di TVRI, lagu Oemar Bakri sempat ditayangkan di TVRI. Ketika anak kedua Iwan, Cikal lahir tahun 1985, kegiatan mengamen eksklusif dihentikan.

Saat bergabung dengan kelompok SWAMI dan merilis album bertajuk SWAMI pada 1989, nama Iwan semakin meroket dengan mencetak hits Bento dan Bongkar yang sangat fenomenal. Perjalanan karir Iwan Fals terus menanjak ketika ia bergabung dengan Kantata Takwa pada 1990 yang di dukung penuh oleh pengusaha Setiawan Djodi. Konser-konser Kantata Takwa ketika itu hingga kini dianggap sebagai konser musik yang terbesar dan termegah sepanjang sejarah musik Indonesia. Selama Orde Baru, banyak jadwal program konser Iwan yang tidak boleh dan dibatalkan oleh pegawanegeri pemerintah, alasannya yaitu lirik-lirik lagunya yang kritis.

Iwan yang juga sempat aktif di kegiatan olahraga, pernah meraih gelar Juara II Karate Tingkat Nasional, Juara IV Karate Tingkat Nasional 1989, sempat masuk pelatnas dan melatih karate di kampusnya, STP (Sekolah Tinggi Publisistik). Iwan juga sempat menjadi kolumnis di beberapa tabloid olah raga.

Kharisma seorang Iwan Fals sangat besar. Dia sangat dipuja oleh kaum ‘akar rumput’. Kesederhanaannya menjadi panutan para penggemarnya yang tersebar di seluruh Nusantara. Para penggemar fanatik Iwan Fals bahkan mendirikan sebuah yayasan pada tanggal 16 Agustus 1999 yang disebut Yayasan Orang Indonesia atau biasa dikenal dengan permintaan Oi. Yayasan ini mewadahi aktifitas para penggemar Iwan Fals. Hingga kini kantor cabang Oi sanggup ditemui setiap penjuru Nusantara dan beberapa bahkan hingga ke mancanegara.

Album-album karya Iwan Fals antara lain: Canda Dalam Nada (1979), Canda Dalam Ronda (1979), Perjalanan (1979), 3 Bulan (1980), Sarjana Muda (1981), Opini (1982), Sumbang (1983), Barang Antik (1984), Sugali (1984), KPJ (Kelompok Penyanyi Jalanan) (1985), Sore Tugu Pancoran (1985), Aku Sayang Kamu (1986), Ethiopia (1986), Lancar (1987), Wakil Rakyat (1988), 1910 (1988), Antara Aku, Kau Dan Bekas Pacarmu (1988), Mata Dewa (1989), Swami I (1989), Kantata Takwa (1990), Cikal (1991), Swami II (1991), Belum Ada Judul (1992), Hijau (1992), Dalbo (1993), Anak Wayang (1994), Orang Gila (1994), Lagu Pemanjat (bersama Trahlor) (1996), Kantata Samsara (1998), Best Of The Best (2000), Suara Hati (2002), In Collaboration with (2003), Manusia Setengah Dewa (2004), Iwan Fals in Love (2005), 50:50 (2007), Untukmu Terkasih (2009) - mini album, Keseimbangan - Iwan Fals (2010), Tergila-gila (2011).

sumber : kaskus

1 komentar:

numpang promo ya gan
kami dari agen judi terpercaya, 100% tanpa robot, dengan bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% segera di coba keberuntungan agan bersama dengan kami
ditunggu ya di dewapk^^^ ;) ;) :*

Posting Komentar

Terimakasih atas kunjungan kalian semua.
Silahkan tinggalkan komentar anda dengan baik dan sopan.
Silahkan berikan saran dan kritik untuk membangun blog ini jauh lebih baik.
terimakasih

Baca Juga

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
close
Banner iklan   disini