Kamis, 20 Desember 2018

Inilah Martin Sorrell, Bos Perusahaan Periklanan Terbesar Di Dunia

Martin Sorrell yakni CEO WPP, perusahaan periklanan dengan pendapatan terbesar di dunia dan mempunyai lebih dari 2.400 cabang di 107 negara. Ia berpengalaman melewati masa-masa sulit ketika harus melepas pegawai dan menyatukan perusahaannya kembali sesudah sejumlah proses akuisisi.

Pada 1985, dia meninggalkan Saatchi dan berinvestasi di sebuah perusahaan publik kecil berjulukan WPP. Ia jadi CEO di sana. Pada usia 40 tahun dia belum pernah memegang perusahaan sendiri, jadi dia menganggap bahwa ini yakni kesempatan emas. Delapan belas bulan berada di WPP, dia pun tetapkan untuk membeli J. Walter Thompson, sebuah perusahaan periklanan yang besarnya 13 kali lipat lebih besar daripada perusahaannya sendiri. “Kami membayar $525 juta. Gampang saja, saya tak punya bayak hal untuk dipertaruhkan, jadi merasa tak ada ruginya,” ungkapnya.

Setelah WPP berkembang jadi lebih besar, dia menghadapi banyak sekali pilihan sulit, salah satunya yakni problem sumber daya manusia. “Hal yang paling berat yakni melepaskan mereka. Sangat tidak menyenangkan. Sulit mengajak semua orang bermain di daerah yang sama. Setelah akuisisi, beberapa orang tidak ingin berada di posisi terakhir mereka,” akunya.

Ia juga mengakuisisi perusahaan yang dulunya menjadi pesaing, ibarat Ogilvy, Grey, serta Y&R. Suatu langkah yang cukup berani. Namun kendalanya hampir selalu sama. Sulit bagi para pesaing untuk saling berkolaborasi. Pergantian sumber daya insan terus terjadi, sampai masuk ke generasi ke dua. Walaupun banyak orang-orang gres di generasi gres itu, namun tantangan tetap ada.

“Ketika membeli sebuah perusahaan, kami selalu menganggapnya membeli seluruh tim. Periklanan dan komunikasi yakni bisnis yang melibatkan orang-orang. Tentu orang-orangnya tiba dan pergi, dan kawan bisnis sanggup berubah, terutama ketika mereka telah menjadi lebih kaya,” ujarnya.

Ia mengaku menghabiskan $9 miliar setahun untuk mengurusi problem sumber daya manusia. Namun sayangnya dia tak mengevaluasi investasi tersebut. Dalam bisnis periklanan, yang lazim terjadi, jikalau perusahaan membutuhkan orang, perusahaan akan membajak mereka. Ia pun menyadari bahwa industri ini tidak akan bertahan usang jikalau kebiasaan semacam itu terus dipertahankan.

Baginya, WPP yakni bisnis yang telah mendarah daging dan sangat personal. Ia telah melihat proses pembangunannya semenjak awal. “Siapapun yang nantinya duduk di posisi saya, tidak akan memimpin dengan cara yang sama. Saya tidak bilang mereka lebih buruk, tapi mereka tidak punya kedekatan emosional yang sama ibarat yang saya rasakan,” ungkapnya.

Sumber : Suksesberwirausaha.blogspot.com

0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih atas kunjungan kalian semua.
Silahkan tinggalkan komentar anda dengan baik dan sopan.
Silahkan berikan saran dan kritik untuk membangun blog ini jauh lebih baik.
terimakasih

Baca Juga

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
close
Banner iklan   disini