Jumat, 30 Mei 2014

Inilah Cerita Perihal Pengusaha Sukses

Kisah Tentang Pengusaha Sukses
Bisnis aneka minuman cepat saji kian mengalir. Mulai mengusung merek eksklusif sampai waralaba (franchise). Bahan dasarnya sanggup susu, cincao, teh, sinom alias jamu, buah, sampai yang serba racikan sendiri. Bisnis teh kemasan siap saji misalnya, banyak diminati karena keuntungan yang diperoleh cukup besar, cara pembuatannya juga tak sulit.

Meracik teh yoghurt sekarang menjadi andalannya. Padahal, Victor Giovan Raihan, pelajar 18 tahun ini, semula hanya iseng-iseng saja menciptakan minuman yang memadukan teh dan susu fermentasi ini. Hasilnya, minuman olahannya ternyata mempunyai banyak penggemar.

“Modal awalnya Rp 3 juta dengan meminjam dari orangtua sekitar 2010. Saat ini per outlet paling apes menghasilkan Rp 2 juta per bulan. Outlet lain yang ramai sanggup lebih dari itu,” saya pemilik merek Teh Kempot ini.

  Bisnis aneka minuman cepat saji kian mengalir Inilah  Kisah Tentang Pengusaha Sukses
Ide menamai Teh Kempot berasal dari cara orang minum teh kemasan dengan sedotan, jikalau teh terasa lezat dan hampir habis niscaya orang akan terus menyedot sampai bentuk pipinya kempot. Begitu kira-kira impian Victor menimbulkan teh yoghurt berasa paling yummy.

Sulung dua bersaudara yang bersekolah di Sekolah Menengan Atas Negeri 1 Kepanjen ini mempunyai 10 outlet yang dikelola sendiri dan 17 outlet yang dikelola oleh mitranya. Bermitra dengannya cukup bayar Rp 3,5 juta dan akan mendapat 1 paket booth (gerobak), alat masak dan 100 cup (gelas kemasan) pertama. Dua kawan diantaranya ada di Jakarta dan Palembang, lainnya tersebar di Kota Malang.

“Saya belum berani menjual hak dagang secara franchise alasannya yaitu masih sangat pemula. Jujur saja bisnis teh kemasan siap saji ini marjin manfaatnya sanggup 350 persen. Kalau kuliner seperti, Bakso Mercon yang sedang saya kelola, marjin manfaatnya hanya 100 persen,” lanjut putra pasangan Sri Winarsih dan Bambang Hermanto.

Victor memang lebih dulu mengelola bisnis bakso, ketimbang teh yoghurt. Outlet baksonya gres ada lima, kesemuanya ada di Malang. Tahun ini, ia berencana nambah lima outlet. Bisnis yang dikelolanya ini belakangan berkembang ke minuman. Alasannya sederhana, kalau orang makan bakso niscaya butuh minum.
“Saya coba beli daun teh setengah matang dari pemasok, saya kelola sendiri kemudian saya mix dengan yoghurt (susu fermentasi). Ada rasa lemon tea, stoberi, dan cokelat,” ujar laki-laki yang bermukim di Jl Panji II Kepanjen ini.

Per kemasan atau segelas teh yoghurt ukuran 250 ml dijual seharga Rp 2.000-2.500. Jumlah karyawan yang bekerja padanya sekarang tak kurang dari 50 orang, termasuk untuk outlet bakso dan teh yoghurt.

Setiap harinya, ia sanggup menghabiskan 20 kg daun teh kering untuk diproduksi atau menjadi 70 gelas. Gula yang diperlukan 4 kg per outlet per hari. Sedangkan kebutuhan daging untuk bakso sekitar 20 kg per hari.
“Usaha bakso tetap akan jadi core business saya alasannya yaitu omzetnya besar. Kalau teh hanya sampingan. Ke depan, saya akan tambah kawan di kota-kota besar, menyerupai Surabaya dan Sidoarjo,” lanjut Victor.

Ia mengaku, jalan yang ia tempuh dari hasil kerja kerasnya sekarang membawa keberuntungan yang luar biasa di usianya yang masih belia. “Saya tidak tahu jikalau dulu saya mengikuti proposal ayah untuk sekolah di kepolisian apa ‘omzet’nya akan sebesar ini. Keluarga besar saya semua di jalur angkatan bersenjata. Tapi saya tidak minat mengikuti jejak tersebut,” yakinnya.

Untuk ekspansi usaha, Victor masih enggan mengajukan kredit kemana-mana. Pakai modal eksklusif dan pinjam orangtua masih memungkinkan. “Toh bapak saya sanggup kemudahan kredit dari bank, yakni kredit kepolisian. Saya pinjam dari situ juga,” pungkasnya.

0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih atas kunjungan kalian semua.
Silahkan tinggalkan komentar anda dengan baik dan sopan.
Silahkan berikan saran dan kritik untuk membangun blog ini jauh lebih baik.
terimakasih

Baca Juga

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
close
Banner iklan   disini