Berbagi Cerita - Kisah Sukses

Asalamualaikum Wr, Wb. Hidup hanya sekali dan tidak akan berulang untuk ke duakalinya di bumi yang sama ini, Lalu apa tujuan hidup Kita? bagaimana kita menghadapinya untuk bisa mencapai cita-cita kita? dan jalan apa yang harus kita tempuh untuk kehidupan yang lebih baik di masa depan. Disini saya mencari artikel-artikel tentang kisah orang-orang yang telah sukses meniti karirnya dibidanganya masing-masing. Semoga ini bisa menjadi Inspirasi untuk kita semua dalam menjalani hidup didunia ini. Walaupun terkadang banyak sekali rintangan yang kita hadapi tetapi hendaklah kita bersabar untuk menjalaninya agar hidup kita menjadi lebih baik dan dari hari-hari sebelumnya, (baca dan resapi kisah perjuanganya, kemudian lakukan yang terbaik dalam hidup anda)Salam kenal dari Saya
Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri kisah-pak-tahir-dulu-miskin-sekarang. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan
Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri kisah-pak-tahir-dulu-miskin-sekarang. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan

Minggu, 03 Maret 2019

Kisah Pak Sanim, Si Tukang Becak Yang Menjadi Jutawan


'Mari Berdikari Di Negeri Sendiri'
Hai P.I Lovers Selamat membaca, Salam Sukses !
Tidak ada yang ingin terlahir menjadi miskin. Namun banyak juga orang yang dulunya miskin namun bisa mengubah nasib hingga menjadi jutawan. Kisah Pak Samin si Tukang Becak misalnya. Pria yang dulunya ialah seorang tukang becak ini kini menjadi jutawan. Bagaimana kisahnya? Yuk simak kiat bagaimana pak samin mengubah nasibnya berikut ini :


Bertahun-tahun lamanya Sanim menggantungkan nasib pada sebuah becak yang dimilikinya. Kini nasibnya berubah, ia menjadi jutawan dengan dua pabrik, tiga rumah, 10 mobil, dan dua kali haji dari usahanya itu.



Sanim (60) merupakan seorang pengusaha asal Desa Rawa Urip, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Ia menjadi salah satu referensi warga yang berhasil keluar dari garis kemiskinan.



Dua perjuangan yang ia jalani dikala ini ialah pabrik pembuatan garam dan pupuk organik. Namun, nama Sanim lebih dikenal sebagai pengusaha garam ketimbang pengusaha pupuk organik.



Sekarang Sanim punya 10 mobil, tiga di antaranya kendaraan beroda empat pribadi tipe Daihatsu Taruna, Honda Jazz, dan kendaraan beroda empat pertama ketika ia beli tahun 1997, yaitu Daihatsu Espass, besar hati sekali saya dikala itu. Sisanya kendaraan beroda empat angkut produksi, menyerupai Fuso.


Adapun beberapa jenis garam yang diproduksi, ialah jenis garam grosok (garam non-yodium masih berbentuk butiran besar dan kasar, biasanya digunakan untuk budidaya dan pengawetan ikan), garam dapur (konsumsi), dan garam industri untuk pabrik tekstil.

Sementara jenis pupuknya, yakni organik tipe KCL (Kalium clorida), fungsinya meningkatkan unsur hara Kalium di dalam tanah budidaya.

Kemampuan produksi kedua pabriknya, Samin mengaku, dalam setahun bisa memproduksi masing-masing 2.000 ton baik garam maupun pupuk organik dengan penghasilan higienis minimal mencapai Rp 400 juta per tahun.

Menimba Ilmu Dari Pabrik Garam


Sanim menceritakan, pada awalnya ketika masih sebagai tukang becak, ia sering mangkal di perapatan Jalan Cirebon. Di tempatnya mangkal, bangkit sebuah pabrik garam yang cukup besar.



Sanim pun tertarik untuk melamar kerja di pabrik tersebut, dengan impian nasibnya bisa lebih baik. Beruntung, Ia diterima bekerja di situ.



Setelah dua bulan bekerja, Sanim pun berpikir, di wilayahnya kan punya potensi garam, kemudian kenapa ia tidak bisa menciptakan garam sendiri.


Akhirnya, Sanim berhenti kerja dari pabrik garam tersebut. Di situlah Ia mulai berpikir, perjuangan garam ternyata bisa mengeruk laba yang lebih besar dari buruh pabrik apalagi tukang becak.

Baginya, garam bukan hanya sebagai bumbu penyedap makanan, melainkan juga diperlukan untuk keperluan industri, pertanian, dan perikanan. Ternyata, tidak sia-sia pernah bekerja di pabrik garam. Kaprikornus bisa dikatakan cuma nimba ilmu di pabrik tersebut.

Ilmu yang diperolehnya, ialah cara menciptakan garam krosok. Samin pun menggarap empang peninggalan orang tuanya yang berada di belakang rumah Sanim untuk mencoba menciptakan garam.

Lama-lama usahanya berkembang, hingga yang awalnya perjuangan di halaman belakang rumah, kemudian berkembang dan bisa membeli tanah untuk tempat produksi yang lebih luas lagi, dan Sanim pun bisa mengantarkan keempat anaknya meraih gelar sarjana.

Petani garam umumnya memanfatkan empang atau bak di bersahabat pantai. Caranya, dengan mengumpulkan air bahari ke dalam empang. Lalu, dengan pinjaman sinar matahari, air bahari yang terkumpul tersebut akan menguap dan menghasilkan kristal-kristal bersenyawa Natrium klorida (NaCl).

Kristal NaCL itu dikumpulkan oleh petani, kemudian dibersihkan berulang kali dari kotoran yang menempel hingga menjadi butiran halus dan kecil namun non-yodium.

Itu dulu, kini selain memproduksi sendiri garam krosok, Ia juga membelinya dari petani garam di sekitar Cirebon. Dengan kisaran harga beli sekitar Rp 400 per kilo gram.

Harga belinya murah disebabkan garam yang diterima masih sangat kotor dan berwarna hitam. Kemudian Ia basuh kembali dengan alat seadanya.

Akhirnya, Ia memutuskan untuk membeli alat pencuci khusus garam krosok seharga Rp 20 jutaan. Lebih efisien dan garam krosok bisa dibersihkan dengan cepat. Ia pun menjual garam itu ke industri, pertanian, dan perikanan. Di beberapa iklan promosi yang beredar di internet, harga jual garam krosok higienis bisa mencapai Rp 810.

Peralatan produksi garamnya pun masih memakai mesin tradisional. Menurutnya, ini warisan budaya setempat. Lagi pula. Ia menganggap, mesin tradisional lebih tahan usang dan tidak menimbulkan bising ketimbang mesin modern berbahan besi.

Mesin tradisional ini lah yang digunakan sanim, mengolah garam krosoknya menjadi garam beryodium dan bisa dikonsumsi oleh masyarakat.

Memanfaatkan KUR


Lambat laun, Sanim pun mulai berpikir untuk menyebarkan perjuangan lebih besar lagi dari yang Ia jalani sekarang. Pada 2010, ia memutuskan, memakai kemudahan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang disediakan perbankan BUMD Jawa Barat, yakni Bank BJB (Bank Jabar Banten).


Sebelumnya, Ia hanya memanfaatkan jasa bilyet giro Bank BJB untuk bertransaksi dengan pembeli luar kota. "Kita pernah mengajukan utang pinjaman ke Bank BCA, tapi waktu itu ditolak. Setelah itu balasannya kita ke bank BJB. sesudah diproses dan melihat prospek perkembangan perjuangan kita, balasannya kita sanggup dana," katanya bercerita dikala kesulitan memperoleh dana usaha.



Untuk menghasilkan 2.000 ton garam, paling tidak Sanim harus mengeluarkan biaya produksi sebesar Rp 1 miliar. Untuk itu, Ia sangat membutuhkan suntikan dana bank untuk memperlancar arus produksinya. Ia mengaku, tidak pernah mengalami kredit macet selama meminjam ke bank.



Bank BJB memperlihatkan terusan kemudahan bagi para pengusaha mikro melalui jalur KUR. Salah satu langkah BJB, ialah meluncurkan suatu kegiatan berjulukan 'Warung BJB'. Warung tersebut semacam bank keliling khusus untuk menyalurkan pembiayaan perjuangan mikro.


Kini, 430 Warung BJB tersebar di pasar-pasar tradional di beberapa wilayah Jawa Barat dan Banten. Khusus kredit (KUR) masih fokus di Jawa barat dan Banten. Ini lantaran untuk menyalurkan kredit, pihak Bank harus tahu dulu customernya.

Biasanya, pengusaha mikro yang tiba ke BJB untuk mengajukan KUR, didiskusikan terlebih dahulu, bank pun bisa eksklusif mencairkan dananya. Asalkan pengusaha punya tempat perjuangan tetap.

Bank BJB memberi dana mulai paling kecil yankni Rp 2 juta hingga yang paling besar hingga Rp 50 juta. Begitu tumbuh, kemudian akan dinaikan kembali levelnya hingga RP 100 juta. kemudian begitu tumbuh lagi, dinaikan kembali level pinjamannya.

Rhenald Kasali Tentang Sanim


Guru Besar FEUI sekaligus penggiat Rumah Perubahan kewirausahaan Rhenald Kasali mengatakan, aneka macam orang yang menjadi tukang becak selama 20 tahun dan bahkan hingga tamat hayatnya.


"Tapi Pak Sanim berubah, justru Pak Sanim melihat dirinya ada potensi. Dan kini Pak Salim menjadi pengusaha besar di bidang garam. Ketika sebagian besar orang justru ingin impor garam. Pak Sanim berkutat untuk menyelamatkan garam Indonesia.



Rhenald menyebut Sanim dan pengusaha mikro sejenis ialah para "Pengusaha kracking". Para pengusaha yang awalnya bukan dari kalangan keluarga pengusaha, namun mereka nekat keluar dari kebiasaan-kebiasaan masyarakat pada umumnya.




Source :

duniakisahnyata.blogspot.co.id



Share Artikel :

Kamis, 07 Maret 2019

Kisah Dongeng Pak Tahir: Dulu Miskin, Kini Kaya Raya, Dan Jadi Orang Gemar Memberi Di Tingkat Dunia


'Mari Berdikari Di Negeri Sendiri'
Hai P.I Lovers Selamat membaca, Salam Sukses !
Jangan salah, Di Indonesia, ternyata ada seorang laki-laki yang termasuk sebagai orang paling gemar memberi di dunia yang sudah tergabung dalam klub “Giving Pledge”.

Siapa Pria itu yang dimaksud?

Untuk lebih lengkapnya, silahkan anda ikuti kisah yang sangat menginspirasi ini.
Ia yaitu laki-laki berumur 61 tahun berjulukan Tahir. Dirinya juga termasuk orang terkaya di Indonesia ke-12 versi majalah Forbes.
Ia bercerita kisah hidupnya dari anak juragan becak di Surabaya, bikin perusahaan di Jakarta sempat bangkrut, hingga jadinya sukses memimpin Grup Mayapada.
Kegemarannya ketika ini yaitu menyumbang, alasannya yaitu menurutnya dengan menawarkan sumbangan itu berarti kita bukan hanya menyelamatkan orang lain tapi juga menyelamatkan diri sendiri.
Simak ceritanya di sini.

Bisa diceritakan bagaimana filosofi hidup Anda?

Spirit saya itu sebagai pendaki. Tidak ada henti, satu demi satu gunung kita daki. Sampai Tuhan menyampaikan stop dan kita finish. Dalam perjalanan banyak faktor yang mempengaruhi prinsip. Saya lahir di keluarga tidak mampu. Akibatnya 2 arah, arah tidak baik saya bisa jadi gangster, jadi maling, jikalau arah baik saya akan memperhatikan yang tidak mampu. Hidup ini ada sinergi antara rasional dan emosional
Sinergi ini yang kita sebut out of life. Misalnya saya pulang ke rumah, emosional lebih banyak daripada rasional. Kalau dagang rasional lebih banyak. Sinergi ini positif, itu bisa plus Rp 1 juta hingga plus Rp 1 triliun. Kalau negatif bisa minus Rp 1 juta, minus Rp 1 triliun.
Ini bekerjsama hidup. Suka sedih pasti. Bagaimana kita jadikan yang negatif jadi positif, yang kurang baik benahin supaya jadi baik.

Katanya dulu hidup bapak susah ya?

Saya dulu inang-inang. Sebelum menikah saya sudah kerja. Ibu kasih uang Rp 700 ribu saya pakai untuk belanja barang impor. Saya ikut Faya Tour supaya saya tahu Singapura di mana. Ke singapura, orang melancong saya cari barang, mulai dari mainan anak kecil, kaos, rok wanita, ikat pinggang, album dan lain-lain.
Nah pas di (Bandara) Kemayoran barang itu saya acak-acak ibarat kayak turis bawa oleh-oleh. Saya bawa ke Surabaya, saya jual lagi. Dulu itu kan barang impor susah nyarinya.
Saya jualan 2-3 tahun lah. Modal keberanian. Bahasa inggrisnya cuma ngerti, ‘how much’ dan ‘discount’. Tapi itu sudah cukup untuk bisa dagang jadi inang-inang.
Sampai lulus Sekolah Menengan Atas itu saya yang termuda. Kalau ada orang yang menyampaikan satu kelas sama Tahir dia niscaya lebih tua. Saya SD itu lulus 10 tahun, 17 tahun sudah lulus mulai kerja. Sekolah satu semester di sipil, diterima kedokteran di Kaohsiung, hanya dua bulan ayah saya sakit dan saya pulang, pulang itu jadi inang-inang.

Dulu sebelum Mayapada jadi ibarat kini ini awalnya bagaimana?

Dulu dealer Suzuki itu Mayapada, dealer ini titik balik saya. Makara kami dealer di Jakarta, saya buka perusahaan tahun 83 hingga 87. Makara ada 2 main dealer, salah satu bangkrut. Pikiran saya saya jadi biro tunggal bisa sukses.
Tapi mungkin Anthony Salim punya anutan lain, dia buka kesempatan pada banyak pihak jadi dealer, saya jadi bangkrut. Showroom kita sama sewanya dengan showroom lain berbeda.
Nah, begitu tutup orang yang kredit sama saya nggak bayar. Saya punya hidup yang paling down yaitu tahun itu. Saya utang itu cukup banyak. Kursnya itu US$ 15 juta. Saya melunasi utang itu tanpa kurang satu sen beserta bunga-bunganya.
Kita gulung tikar tahun 87-88. Kita recover tahun 90-an. Akhirnya lunas juga itu utang.

Sekarang aset bapak punya berapa banyak?

Aset yang terbesar itu saya yaitu saya masih hidup. Orang punya triliun rupiah banyak 0-nya. Kalau 0 dikurangi nggak apa-apa. Kalau 1-nya dihilangkan gres itu kenapa-kenapa. Karena angka satu itu yaitu dirinya sendiri.

Bagaimana ceritanya anda bisa menikah dengan putri konglomerat Mochtar Riady sang bos Grup Lippo?

Saya dijodohkan. Saya orang nggak punya apa-apa, dia anak orang kaya, saya dikenalin orang tua. Sempat minder juga.
Tidak bisa disangka tanpa pak Mochtar saya nggak mungkin ibarat sekarang. Itu yaitu fakta. Saya tahun ini 40 tahun jadi menantu. Belum pernah saya sanggup satu sen pun dari pak Mochtar, atau dikasih kesempatan bisnis dari Pak Mochtar. Saya satu-satunya anggota keluarga Mochtar Riady yang sudah menikah saya pisah. Tidak di Lippo Group.
Setelah menikah satu ahad saya ke kantor dia, ketika itu masih jadi Presiden Direktur Panin Bank. Saya datang, dia tegaskan sama saya. Mantu itu dihentikan tinggal di dalam keluarga, waktu itu saya masih 22 tahun. Sebagai anak muda saya jawab simple. Oke.
Saya nggak mikir ibarat sekarang, jikalau kini mikir lebih jauh kenapa mungkin policy keluarga atau apa, tentangan bisnis atau apa. Dulu saya pikir oke-oke aja. Bukan satu pukulan. Kalau kini bisa saya pikir banyak. Oke itu lah memuat perjalanan hidup ini beda.

Awalnya jadi hobi beri sumbangan itu dari mana?

Saya ngasih-ngasih udah lama. Bagi saya begini, mengasih sesuatu bukan hal istimewa dan sangat terkecuali. Itu yaitu bab hidup kita, konstruksinya. Itu tidak bisa dipisahkan. Saya tidak mau diilustrasikan bahwa jam ini kau pengusaha, jam ini philantropist. Tidak ada jaminan tidak ada pagi sore, tidak ada musimnya. Itu yaitu bab dari Tahir ini.
Saya nggak bisa alasannya yaitu lagi bahagia nih lagi cuan, terus saya keluar uang banyak buat sumbangan, tidak begitu. Atau kini lagi rugi, jangan dulu kasih sumbangan. Saya tidak menyampaikan demikian. Ini tanggung jawab saya. Ini bukan CSR, Kalau CSR ditentukan dibentuk satu hukumnya aturannya. itu bab hidup saya. Itu perjalanan hidup. Kapanpun. Nggak bisa dipisahkan. Nggak ada jamnya.
Satu hari ada kasih tahu saya, di setopan green garden ada adik kakak jualan susu kacang. Itu umum di Jakarta, Yang nggak umumnya, banyak orang kasihan kepada kakak adik ini. Ada orang yang berhenti di stopan, susu kacangnya Rp 500 uangnya Rp 10.000, dia bilang kembaliannya nggak usah.
Tapi anak ini nggak mau, dia bilang Pak saya bukan pengemis, saya hanya jualan. Kalau bapak mau beli berikan uangnya, jikalau nggak mau beli uangnya saya kembalikan. Cerita ini yang menginspirasi saya. Something special nih.
Saya inget saya punya anak laki-laki satu yang lahirnya di istana. Makara saya minta staff saya saya cari alamat mereka. Datang ke kampung-kampung ketemulah anak ini. Dia tinggal di satu kamar ada 4 anak dan orang tua, tidur di lantai.
Saya tanya kenapa kau ayahnya nggak jualan. Dia bilang dia gesekan di Medan, benturan di kepala jadi malamnya dia nggak bisa tidur, jadi dibikinin susu kacangnya. Pagi si anak jualan tapi dia (bapaknya) nongkrong di ruko-ruko itu, jikalau jualannya sudah habis dia supply lagi.
Singkat cerita, saya tanya kau biaya keluarga berapa dia bilang Rp 700 ribu. Saya kasih Rp 700 ribu, tapi syaratnya anaknya nggak boleh jualan lagi. Kerja sama saya anaknya. Pagi sekolah siang kolaborasi saya. Saya punya cabang di Mayapada. Kebetulan anak perempuan saya masih jadi manager di sana.
Nah orang Mayapada ini bingung, dua anak ini harus dikasih kerjaan apa. Saya bilang tiap hari selama dua jam mereka kerjakan PR saja habis itu suruh pulang.
Ini dongeng terus berlanjut. Satu hari saya didatangi kakak adik ini, kini sudah lulus dan diterima di kedokteran Ukrida. Kakaknya di sipil. Uang daftarnya 120 juta. Saya bilang istri saya, dia bilang gini “nanti biaya sekolahnya juga mahal, buku kedokteran juga mahal.”
Saya bilang gini, aduh waktu kecil saya ingin jadi dokter tapi nggak kesampaian. Saya tiba ke Ukrida ketemu rektornya. Saya minta discount dong. Dikasih diskon Rp 20 juta, dibayar Rp 100 juta. Luar biasa tapi anak ini, Ternyata dia tidak pernah minta uang ke saya. Satu lulus dan praktek. Filosofi saya, itu yaitu berkah yang di atas, sehingga saya bisa mengambil bab dalam kebaikan.
Kebaikan itu yaitu berkah yang kita syukuri. Sehingga kita merasa tidak kehilangan uang. Kalau kita berbuat baik kepada orang yang mungkin saya tidak sanggup balasannya, tapi mungkin balasannya ke anak saya, ke cucu saya. Kebaikan itu tidak harus dibalas dengan uang, mungkin ke anak, cucu jadi berkah.

Nggak takut uangnya habis pak?

Saya di Abu Dhabi. Tanda tangan sama Bill Gates sumbang US$ 100 juta. Ada Dubes untuk RI di Uni Emirat Arab namanya Salman, dia tanya saya Pak Tahir hari ini kehilangan uang US$ 100 juta. Saya bilang saya hari ini merasa paling senang. Saya jelaskan, bayangkan saya orang Surabaya hari ini saya bilang saya sudah berikan sedikit untuk bangsa saya. Nggak semua orang bisa mendapat kesempatan ibarat ini.
Dia menambahkan yang menginspirasi saya, dia bilang saya menyaksikan hari ini ada putra Indonesia yang bukan minta-minta, yang bareng ke luar negeri membantu negara sendiri. Dahulu kita selalu minta-minta tolong dibantu, Saya menyaksikan bahwa kita punya orang sendiri. Mampu bangun dan menyampaikan ke orang asing, mari kita bantu orang Indonesia.

Itu bisa menyumbang ke Bill Gates ceritanya gimana?

Februari tahun kemudian saya kedatangan orang Amerika Serikat (AS) ke kantor. Dia dari Bill Gates Foundation. Saya ngobrol sama dia, dia bilang kita punya match plan. Kalau you mau keluar US$ 1 dia mau tambah US$ 1.
Saya bilang untuk siapa? Dia bilang ya kita bisa diskusi. Saya bilang saya mau untuk Indonesia. Lalu berunding 75% untuk Indonesia, 25% untuk dunia. Saya melihat, individual satu per satu. Kalau penjabat kawasan pemerintahan kawasan ada kegiatan yang konkrit. Saya bilang saya hanya mau beberapa bidang bencana, kemiskinan, pendidikan, kesehatan dan konflik etnis.
Sebenarnya yang menarik itu waktu itu orang AS datang, sebelumnya dia sudah bertemu salah satu orang terkaya Malaysia dan cuma sanggup US$ 5 juta dari Berjaya Group. Lalu dia tanya jumlahnya berapa, saya cuma mau ngagetin dia saja. Saya mau ngomong satu juta dolar, saya jadi bilang seratus juta dolar, alasannya yaitu bahasa Inggris saya kurang bagus. Waktu saya dongeng Pak Menko (Agung Laksono) saya certakan dan dia tertawa.
Saya pikir kan untung. Makara US$ 200 juta, 75% kan US$ 150 juta, jadi kita menarik umpan lebih US$ 50 juta masuk sini. Dia kaget. Karena dia dari Malaysia cuma sanggup 5 juta. Pas ke Indonesia itu 100 juta. Sebulan kemudian Bill Gates tulis sama saya pribadi. Dia bilang dia pengen ketemu bulan depan.
Kita harus sosialisasikan Bill Gates spirit. Kenapa? Kita biasa di Indonesia atau di negara mana saja jikalau kita bantu itu niscaya ada kembalinya. Begini, jikalau kita pribadi ke bapak ini, pribadi dia bilang terima kasih kan saya mencicipi itu terima kasih. Atau saya bantu orang tidak kenal. Tapi saya tahu di dalam hati dia pernah ingat dia pernah ketemu saya.
Kalau masuk ke prevention itu nggak ada orang yang mengapresiasi. Ada orang ibarat Bill Gates yang bekerja di bidang itu, itu luar biasa sekali pak. Pencegahan itu tidak ada orang yang terimakasih. Karena tidak secara langsung.
Kalau ada orang sakit polio kemudian diobatin gres terima kasih, ini enggak ada penyakitnya kok. Saya kagum ke Bill Gates bukan alasannya yaitu uangnya. Bill Gates dia mau masuk ke satu wilayah dia yang dia tidak akan mendapat apresiasi.
Ada orang yang secara belakang layar mau keluar uangnya untuk sesuatu yang luar biasa. Saya belajar. Itu luar biasa. Karena saya ikut di polio fund, saya gres dalam tahap belajar.

Sumbangan ke Jokowi itu gimana pak, banyak yang bilang ada maksud tertentu?

Saya tidak melihat individual satu per satu. Kalau penjabat kawasan pemerintahan kawasan ada kegiatan yang konkrit boleh. Saya kenal dia semenjak di Solo, dia waktu itu mau jadi gubernur. Pak saya minta satu hal. Saya tidak akan pernah minta satu akomodasi pun. Itulah untungnya saya jadi tidak ada beban, saya tidak pernah kasus BLBI, tidak pernah pinjam uang pemerintah, dan tidak pernah terlibat proyek pemerintah.
Banyak orang menyumbang ketika terjadi bencana, ramai-ramai diliput media. Padahal yang paling penting itu pasca bencana, psikologisnya. Itu biayanya jauh lebih besar. Di seluruh dunia begitu, semua nggak ada urusannya jikalau tragedi selesai. Mereka terlantar.
Maka dari itu korupsi harus betul-betul ditangani alasannya yaitu merugikan. Korupsi harus dihapus ada 3 syarat mutlak. Sistem diperbaiki, media dibuka, kesejahteraan ditingkatkan. Kalau tiga ini tidak ada, itu omong kosong korupsi bisa diberantas.
Oleh alasannya yaitu itu saya tidak yakin korupsi yang ada di Tiongkok itu bisa dikurangi. Memang pemerintahannya itu galak nangkepin orang, tapi medianya makin usang makin ditutup itu nggak bisa. Salah satu penanggulangan korupsi itu media dibutuhkan. Ini tiga sinergi yang harus diperbaiki.
Contohnya begini, jikalau kesejahteraan tidak elok nanti contohnya PNS pulang ke rumah anaknya sakit dia habiskan uang. Uang habis cari pinjaman, jikalau sumbangan mentok, jadinya jual barang. Kalau sudah habis barang dijual ini bahaya. Jangan hingga Jabatan dijual alasannya yaitu ini no limit. Sistem harus diperbaiki, media dibuka.

Ada tips bekerja atau berbisnis supaya sukses ibarat bapak?

Saya kok tidak merasa orang kerja keras rajin itu bisa kaya raya itu saya nggak merasa. Orang kerja keras jujur integritasnya itu cukup untuk dia basic need-nya itu dipenuhi. Di atas itu 80% itu yaitu rejeki dari yang di Atas. Misalnya Bill Gates drop out dari Harvard, itu alasannya yaitu satu siklus yang menciptakan dia bisa maju.
Menurut saya tidak ada formula yang menyampaikan orang itu harus begini bisa kaya itu nggak. Yang bisa kita kerjakan itu kerja keras jujur, integritas ini yang paling penting yang kita miliki. Di atas itu sudah terserah (pasrah). Hidup ini yaitu rock climber. Gunung itu saya daki terus tinggi. Old soldier never die.
Bagaimana, sesudah membaca kisah dan usaha dari orang yang teramat sangat gemar memberi berjulukan Tahir diatas?
Jika anda sudah mendapat manfaat dan ide dari kisah Tahir sang gemar memberi , silahkan anda bagikan dan ceritakan goresan pena ini ke teman-teman anda, biar yang membaca dari kisah ini ikut mendapat manfaat dan inspirasinya.

Source :

Detik. Finance


Share Artikel :

Jumat, 08 Maret 2019

Kisah Cerita Inspiratif Pendiri Apple 'Steve Jobs'


'Mari Berdikari Di Negeri Sendiri'
Hai P.I Lovers Selamat membaca, Salam Sukses !
Steven Paul Jobs atau lebih dikenal dengan sebutan Steve Jobs lahir di San Francisco, California, Amerika Serikat, 24 Februari 1955. Dia terlahir dari keluarga yang kurang mampu, Ayahnya bernama Abdulfattah Jandali, seorang muslim dari Siria dan ibunya Joanne Schieble warga orisinil Amerika.
Joanne Schieble ibunda dari Steve Jobs hamil sebab kecelakaan, kemudian ia bertekad jikalau anaknya lahir harus diadobsi oleh keluarga sarjana yang sukses. sesudah sekian usang kesannya ada yang mau mengadobsi Steve Jobs, namun Schieble menolak sebab ia tau bahwa yang ingin mengadobsi Steve Jobs (ibu angkatnya) seorang yang tidak pernah lulus kuliah dan ayah angkatnya tidak tamat SMA. Setelah beberapa bulan, Schieble berubah pikiran. Ia berjanji akan menyekolahkan steve jobs sampai sekolah tinggi tinggi.
setelah 17 tahun kemudian, Steve Jobs kuliah di sebuah Universitas yang hampir sama mahalnya dengan Universitas Stanford, sehingga tabungan orang tuanya yang hanya bekerja sebagai pegawai rendahan itu habis untuk membayar biaya kuliah Steve Jobs.
Steve Jobs sangat resah dengan keadaannya yang sudah enam bulan kuliah tidak mendapat hasil yang baik apalagi dengan kedaan orangtuanya yang telah menghabiskan seluruh tabungannya untuk dia. kesannya dengan rasa takut dan gelisah, ia tetapkan semoga berhenti kuliah. ia menganggap bahwa keputusan itu ialah keputusan yang baik bagi orangtuanya.
Setelah Steve Jobs di DO (Drop Out), ia berhenti menentukan kelas wajib dan mulai mengikuti kuliah yang ia sukai. ia menentukan kelas kaligrafi. semenjak kuliah ia tidak mempunyai kamar kos sehingga selalu numpang tidur di kamar kos teman-temannya. dikala itu ia belum mencicipi manfaat dari kuliah kaligrafi, namun 10 tahun kemudian ia bertemu dengan sobat lamanya di Sekolah Menengan Atas yaitu Steve Wozniak yang dipanggil dengan sebutan Woz. Woz andal di bidang elektronika. semenjak itu mereka mendesain komputer Machintos (Mac) yang pertama.
Steve Jobs dan Woz mengawali komputer Apple di garasi orang bau tanah Steve Jobs ketika ia berumur 20 tahun. Mereka bekerja keras membangun Apple, dalam 10 tahun Apple berkembang dari hasil kerja keras mereka berdua sampai menjadi perusahaan 2 Milyar dolar dengan 4000 karyawan.
Setelah setahun peluncuran Machintos terbaik karya mereka dan Steve Jobs memasuki umur 30 tahun, Steve Jobs di pecat oleh perusahaanya sendiri. Bagaimana mungkin ia bisa dipecat oleh perusahaanya sendiri? namun itulah yang terjadi pada Steve Jobs.
“Seiring pertumbuhan Apple, kami merekrut orang yang saya pikir sangat berkompeten untuk menjalankan perusahaan bersama saya. Dalam satu tahun pertama, semua berjalan lancar. Namun, kemudian muncul perbedaan dalam visi kami mengenai masa depan dan kami sulit disatukan. Komisaris ternyata berpihak padanya. Demikianlah, di usia 30 saya tertendang.”
Steve Jobs menjadi tokoh publik yang gagal, Ia bahkan ingin pergi dari Silicon Valley. Namun sedikit demi sedikit, semangatnya pulih dan dalam 5 tahun. Ia mendirikan perusahaan NeXT dan kemudian ia membeli PIXAR Animation yang merupakan perusahaan Animasi tersukses di dunia. semenjak dikala itu ia jatuh cinta dengan perempuan istimewa yang berjulukan Laurene Powell, dan kesannya menjadi istrinya.
Setelah beberapa waktu kemudian, sesuatu yang absurd menghampiri Steve Jobs. Perusahaan Apple membeli perusahaan NeXT milik Steve Jobs dan akhirnya, Steve Jobs kembali bekerja di Apple
Beberapa dikala sebelum kematiannya, orang banyak beranggapan Steve Jobs ialah orang yang tak terkalahkan, namun ternyata Steve Jobs mempunyai penyakit tumor pankreas yang telah diketahuinya dan ia melaksanakan operasi tumor pada tahun 2004, namun ia merahasiakannya kepada publik. Pada tahun 2009 sakitnya mulai parah, kini ia mengalami penyakit kanker pankreas stadium lanjut, kemungkinan organ yang diserang ialah hati. Steve Jobs pernah melaksanakan transplantasi hati pada tahun 2009 dan dokter memprediksi penyakit kankernya akan menyerang kembali.
Saat-saat sebelum kematiannya, dokter menyampaikan kalau kanker pankreasnya hampir niscaya tidak sanggup diobati.
“Harapan hidup saya tidak lebih dari 3-6 bulan. Dokter menyarankan saya pulang ke rumah dan membereskan segala sesuatunya, yang merupakan sinyal dokter semoga saya bersiap mati. Artinya, Saya harus memberikan kepada anak Saya dalam beberapa menit segala hal yang saya rencanakan dalam sepuluh tahun mendatang”. Artinya Steve Jobs harus mengucapkan selamat tinggal pada keluarganya.
Pada tanggal 5 Oktober 2011, Steve Jobs meninggal dunia.
Banyak hal yang sanggup kita teladan dan pelajari dari perilaku dan sejarah hidup Steve Jobs antara lain perilaku percaya diri dan pantang mengalah merupakan perilaku yang sanggup menciptakan ia menjadi seorang yang sukses walaupun ia berada pada kondisi keluarga yang kurang mampu, dipecat oleh perusahaannya sendiri dan menderita penyakit selama bertahun-tahun.

kata-kata yang inspiratif yang pernah ia ucapkan adalah “Stay Hungry. Stay Foolish.” (Jangan Pernah Puas. Selalu Merasa Bodoh).
Source :

http://id.wikipedia.org/wiki/Steve_Jobs

Share Artikel :

Baca Juga

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
close
Banner iklan   disini