Kisah Bisnis Telur Ayam Bagi Pemula

'Mari Berdikari Di Negeri Sendiri'

Hai P.I Lovers Selamat membaca, Salam Sukses !

Bisnis telur ayam merupakan salah satu perjuangan rumahan yang cukup menguntungkan. Hal ini alasannya yaitu sebagian besar masyarakat Indonesia masih menentukan telur sebagai materi masakan favorit yang mempunyai kandungan protein tinggi. Telur juga materi masakan yang padat gizi, antara lain 90% kalsium, mineral, zat besi yang terdapat di dalam kuning telur dan asam amino yang terdapat pada putih telur. Telur ayam juga mengandung vitamin A, vitamin B6, dan vitamin B16. Dan khusus pada kuning telur, mengandung vitamin A, vitamin D, dan vitamin E yang baik untuk perawatan kulit.

Dengan banyaknya kandungan yang ada pada telur ayam menciptakan materi masakan yang satu ini diminati oleh banyak orang. Sehingga peluang bisnis telur ayam menjadi lebih terbuka lebar dan mempunyai prospek yang baik. Usaha telur ayam sanggup dijalankan di rumah dengan modal yang tidak terlalu besar. Sebenarnya perjuangan telur ayam terdiri dari dua macam, yakni sebagai pedagang telur ayam kampung dan pedagang telur ayam ras. Meskipun sama-sama menjual telur tetapi penanganan dan manajemennya sanggup dikatakan berbeda. Selain itu sebelum menjalankan bisnis ini Anda juga perlu mengetahui kalau telur ayam tidak sanggup bertahan alam. Umumnya perputaran telur ayam dari peternak sampai ke konsumen hanya sekitar satu ahad saja. Telur ayam juga termasuk barang yang sangat gampang pecah.

Menjalankan bisnis ini tidak harus dilakukan diluar ruangan, alasannya yaitu Anda juga sanggup menjalankannya di dalam rumah. Bagi pemula yang ingin memulai perjuangan ini maka harus memperhatikan beberapa hal berikut.

Tentukan Jenis Telur Ayam yang Ingin Dijual

Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa telur ayam terdiri dari dua macam, yakni telur ayam kampung dan telur ayam ras atau ayam negeri. Selain pemasaran dan penanganannya, peminatnya juga berbeda-beda. Diantara kedua jenis telur ayam tersebut, telur ayam ras yaitu jenis yang paling diminati masyarakat Indonesia. Sedangkan untuk telur ayam kampung mempunyai peminat sendiri dan tidak terlalu besar. Jika untuk pemula Anda disarankan untuk menentukan telur ayam ras alasannya yaitu mempunyai pasar yang lebih luas. Selain itu, telur ayam ras juga gampang untuk dipasarkan.

Cari Pemasok Besar Telur Ayam

Hal yang perlu Anda perhatikan dalam bisnis telur ayam berikutnya yaitu mencari pemasok besar telur ayam. Produksi telur ayam di Indonesia sangat berlimpah, hampir di setiap wilayah mempunyai pemasok telur ayam dengan jumlah yang besar. Untuk itu Anda disarankan untuk mencari pemasok yang besar alasannya yaitu selain stoknya banyak, harga yang ditawarkan juga lebih murah. Meskipun sudah menawarkan harga yang lebih murah, Anda disarankan untuk tetap menawar kalau membeli dalam jumlah yang banyak. Dengan begitu Anda akan mendapat laba yang lebih dikala menjualnya kembali.

Menyiasati Pasokan Telur

Agar pasokan telur ayam selalu ada maka Anda harus mempunyai pemasok telur alternatif. Makara Anda tidak bergantung pada satu pemasok saja. Anda sanggup mencarinya di luar kota atau kawasan lain kalau di wilayah Anda tidak ada. Hal ini untuk mengantisipasi kalau salah satu pemasok telur bermasalah sehingga Anda masih tetap mempunyai pemasok yang lain.

Cara Memasarkan Telur Ayam

Telur ayam merupakan sembako yang banyak diminati orang sehingga menjadi bisnis yang menjanjikan. Namun dalam menjalankan bisnis telur ayam perlu berhati-hati alasannya yaitu telur ayam sangat gampang pecah dan tidak sanggup bertahan lama. Karena hal tersebut maka Anda harus mengatur perputaran telur ayam dari pemasok ke pedagang semoga cepat. Ini bertujuan supaya telur yang dipasarkan masih segar.

Dalam memasarkan telur ayam sanggup dilakukan dengan beberapa cara. Pertama yang sanggup Anda lakukan yaitu dengan menyewa lapak di pasar untuk jualan telur ayam. Kemudian Anda juga sanggup menitipkan telur ayam ke warung-warung di sekitar tempat tinggal Anda. Selain itu, Anda juga sanggup menjualnya memakai sepeda motor yang diberi box di bab belakangnya. Atau kalau Anda mempunyai modal lebih maka Anda sanggup membuka warung atau toko sendiri untuk menjalankan bisnis Anda.

Tentukan Harga yang Kompetitif

Bisnis ini memang sangat menjanjikan sehingga diminati banyak orang. Untuk itu Anda harus sadar bahwa distributor telur ayam bukan hanya Anda. Semakin banyak distributor yang menjual telur ayam maka persaingan juga semakin ketat. Agar tidak kalah bersaing maka Anda disarankan untuk menjaga mutu dan menentukan harga jual yang kompetitif. Anda tidak disarankan untuk menentukan harga jual yang sangat tinggi, namun Anda juga dilarang menjual terlalu murah. Anda harus mulai berpikir dan mempunyai prinsip meskipun untuk sedikit tetapi perputaran modal tetap lancar.

Baca Juga : Ternak Ayam Potong Untuk Pemula Agar Menguntungkan

Source :

Bisnisi.com

Share Artikel :

Baca Selengkapnya

Kisah Ahmad Mu’Tamir, Petani Kentang Dengan Omzet Ratusan Juta Rupiah

'Mari Berdikari Di Negeri Sendiri'

Hai P.I Lovers Selamat membaca, Salam Sukses !

Siapa bilang menjadi petani itu tidak bisa sukses untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Barangkali tirulah Ahmad Mu’tamir (64), petani kentang, yang tinggal di Desa Batur, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara.

Sejak muda, Mu’tamir menekuni profesi menjadi seorang petani. Lahan di desanya yang kebetulan berada di dataran tinggi disulap menjadi hamparan kebun kentang. Kebunnya luas, dan indah. Kualitas kentang dari kebunnya menjadi hal utama.

Untuk menghasilkan kentang berkualitas, Muktamir tak ragu mengajak para pakar petanian melaksanakan penelitian di kebunnya. Dalam bertani, Mu’tamir tidak saja menanam kentang asal-asalan, namun menamam kentang lewat pengetahuan.

“Bibit kentang ini dari Belanda. Kemudian pengembagannya melibatkan pakar pertanian dari UGM,” kata kata Mu’tamir kepada Kompascom, pada pertengahan bulan November 2017 ini.

Menjadi petani, kata dia, perlu untuk terus mencar ilmu dan menerima masukan dari banyak sekali pihak. Jika dalam prosesnya mengalami hambatan, beliau tak ragu bertanya kepada pakar untuk memberi masukan. Begitu pula kalau hasil panen kurang memuaskan.

Saat menekuni profesi ini, laki-laki 64 tahun ini sempat mengalami bermacam-macam persoalan mulai dari bibit, hama, hingga produk hasil kentangnya. Namun persoalan itu justru membuatnya semakin berinovasi dalam bertani. Berbagai cara dicoba, hingga kesudahannya ia mempraktikkan masukan dari pakar pertanian yang melaksanakan penelitian di kebunnya.

Berkat saran dari pakar, hasil produknya justru meningkat pesat. Ia tak ragu bercerita bahwa menjadi petani perlu terus belajar, biar lebih berpengalaman.

“Biaya proses kentang satu hektar ini sekitar Rp 90 juta. Tapi panennya itu kalau dijual Rp 170 juta dalam waktu empat bulan. Kalau satu tahun tinggal dikalikan sendiri, sebab kentang ini tidak kenal musim,” kata dia.

Keripik Kentang

Setelah sukses bertani, Mu’tamir tak berhenti. Berbekal coba-coba, beliau dan istrinya Ety Subekti berwirausaha keripik kentang. Hasil panen kentang kebunnya tidak pribadi dijual, melainkan diolah hingga menjadi keripik kentang.

Saat awal berusaha, ia juga sempat menciptakan keripik kentang dengan kadar minyak yang masih tinggi. Namun lambat laun, melalui saran pakar, kadar minyak berhasil di dalam keripik berkurang secara drastis.

Kentang pun diolah hingga digoreng sendiri di dapur rumahnya. Pengemasan produk juga dilakukan di rumahnya. Lambat laun, usahanya membesar hingga bisa mempekerjakan warga sekitar.

“Setiap hari keripik kentang habis 2 hingga 3 kuintal. Sekarang pegawai saya 12 pegawai, kalau musimnya ramai kadang 25 hingga orang pegawai, habisnya 7 kuintal,” kata dia.

Untuk menyebarkan tugas, Ety Subekti bertugas melaksanakan produksi keripik kentang dan pemasarannya. Sementara Mu’tamir mengurus pertanian. Keripik kentangnya diberi nama Albaeta.

“Omzet normalnya Rp 120-150 juta per bulan, kalau lagi ramai bisa Rp 400-500 juta,” kata dia. WoW..Apakah anda tidak berminat untuk mencobanya ?

Baca Juga : Ternak Ayam Potong Untuk Pemula Agar Menguntungkan

Source :

Kompas.com

Share Artikel :

Baca Selengkapnya