Sejarah pengusaha sukses ini ketika berumur enam tahun ibunya harus meninggalkan dirinya untuk selama-lamanya. Semasa duduk di kursi sekolah, tokoh pengusaha sukses ini dikenal sebagai anak yang tidak begitu sukses dengan nilai pelajaran. Buktinya ia dua kali tidak naik kelas. Jikapun ia naik kelas, ia biasanya ia biasanya menduduki peringkat kelas ke 40-an diantara 50 siswa yang ada. Beranjak remaja, dia bersekolah di sebuah SMA. Namun sangat disesalkan , ia mengenyam pendidikan di kursi Sekolah Menengan Atas hanya tiga bulan saja. Maka, melihat kondisi menyerupai ini, ayahnya tetapkan untuk mengirimnya ke Jakarta tinggal bersama sang paman. Alih-alih untuk melanjutkan sekolah, malah di Jakarta dia diajarkan cara berdagang oleh sang paman.
Mungkin alasannya yakni keterbatasan pendidikan, ia pun tidak menentukan dalam melaksanakan usaha. Apa saja ia lakukan untuk bertahan hidup. Terkadng sejarah pengusaha sukses memang dilalui dengan banyak sekali rintangan dan cobaan. Para pengusaha sukses tersebut mengajarkan kepada kita akan pentingnya usaha dan perilaku untuk berusaha keras untuk menaklukan kehidupan ini. Untuk lebih jelasnya marilah kita ikuti cerita perjalanan pengusaha sukses berikut ini
Sukyatno Nugroho
Nama: lahir dengan nama Hoo Tjoe Kiat
Tanggal lahir: 3 Agustus 1948
Kota kelahiran: Pekalongan, Jawa Tengah, Indonesia
Pendidikan akhir: Sekolah Menengah Pertama 3
Sukyatno Nugroho (atau Hoo Tjioe Kiat; lahir di Pekalongan, Jawa Tengah, 3 Agustus 1948 – meninggal di Jakarta, 9 Desember 2007 pada umur 59 tahun) yakni wiraswastawan, pendiri dan Presiden Komisaris Grup Es Teler 77.
Meskipun hanya lulus SLTP, ia orang yang gigih. Usaha penjualan es telernya bermula dari usaha kecil-kecilan memakai resep dari ibu mertuanya. Salah satu mottonya yakni "Kalau perlu, saya akan bekerja 76 jam sehari untuk bisnis ini." Ia menjadi salah satu ikon waralaba lokal Indonesia.
Sukyatno dikenal sebagai orang yang eksentrik, penuh ilham aneh, dan filantropis. Untuk yang terakhir ini ia mempunyai Yayasan Perjalanan Mencerdaskan Bangsa demi merealisasi gagasannya bagi aktivitas untuk anak-anak, remaja, dan kelompok terpinggirkan. Ia selalu berupaya menyajikan yang "paling dan pertama". Beberapa aktivitas eksentrik yang dilakukan yakni program melukis di atas kanvas "paling panjang di dunia", 1.100 meter di Pantai Mutiara, Jakarta, lomba melukis di kerikil sebagai jawaban atas tawuran anak sekolah yang saling melempar batu, lomba seni dari barang bekas, lomba melukis layang-layang, lomba melukis di hutan, pameran melukis di dasar danau kering Telaga Prigi (Jawa Tengah), serta kompetisi melukis untuk kaum tunanetra.
Ia dianugerahi beberapa penghargaan penting, menyerupai The Best Asean Executive Award dan Satya Lencana Pembangunan (1995). Berkali-kali namanya dicatat oleh Museum Rekor Indonesia. Ia juga menulis buku 18 Jurus Sakti Dewa Mabuk Membangun Bisnis.
Sukyatno meninggal dunia dalam penerbangan menuju Singapura sehabis mendapat serangan stroke yang ketiga kalinya.(sumber: wikipedia.org)
Sejarah Es Teler 77
Pada awalnya, ES TELER 77 hanyalah sebuah kantin kecil yang dibuka di sebuah tenda di pelataran gedung pertokoan Duta Merlin di Jakarta. Kantin tersebut hanya mempunyai lima karyawan tetap. Sering kali kantin tersebut harus ditutup jawaban banjir yang terjadi pada saat-saat hujan lebat. Usaha kecil ini berjalan dengan cukup baik, tetapi sebagai pedagang kecil ES TELER 77 sering kali diperlakukan tidak adil oleh pihak administrasi gedung. Suatu dikala pihak administrasi gedung menaikan harga sewa hingga tiga kali lipat tanpa alasan yang jelas. Tentunya ES TELER 77 yang hanya sebagai kantin kecil tidak sanggup berbuat banyak, kesannya kantin tersebut harus ditutup dalam waktu singkat yang diberikan oleh pihak administrasi gedung.
Kejadian tersebut tidak menciptakan Ibu Murniati putus asa. Dengan pemberian suaminya dan juga putra-putrinya mereka membuka satu lagi ES TELER 77 yang lebih baik dan lebih besar. Cabang ES TELER 77 ini dibuka di Jalan Pembangunan 1, di sebelah gedung pertokoan Gajah Mada Plaza. Di lokasi ini bisnis ES TELER 77 ini berkembang dengan pesat dan merek ES TELER 77 menjadi lebih dikenal.
Setelah beberapa tahun kemudian Ibu Murniati Widjaja dan keluarganya mendirikan tubuh usaha swasta berjulukan CV ES TELER 77 yang kemudian menjadi dasar bisnis keluarga ini. Perusahaan ini dipimpin oleh Bapak Trisno Budijanto dan dikelolah oleh putra-putrinya. Perusahaan ini kemudian berkembang dengan membuka beberapa cabang ES TELER 77 lainnya di wilayah Jakarta. Meskipun demikian ES TELER 77 sebagai produk lokal Indonesia seringkali mendapat perlakuan yang tidak adil oleh pihak pemilik daerah atau administrasi gedung yang seringkali lebih mementingkan perusahaan dengan merek-merek asing. Tetapi perusahaan ES TELER 77 tidak pernah menyerah. Sebaliknya mereka lebih bersemangat lagi setiap kali mereka harus menutup salah satu restorannya. Mereka bertekad untuk membuka lima cabang gres ES TELER 77 setiap kali mereka harus menutup satu cabang ES TELER 77. Dengan kesepakatan ini timbul ilham untuk memakai sistem waralaba atau franchise untuk memperluas jaringan usaha ini.
Pada tahun 1987, cabang ES TELER 77 pertama yang dibuka oleh seorang franchisee atau kawan kerja dibuka di Solo, Jawa Tengah. Sejak itu banyak anggota masyarakat dari banyak sekali kalangan yang tertarik untuk membuka ES TELER 77. Dengan memakai sistem franchise ini banyak outlet-outlet gres ES TELER 77 yang dibuka di kota-kota seluruh Indonesia. Sampai di Banda Aceh maupun Sampit pun ES TELER 77 sudah pernah dibuka. Perkembangan ini tentunya tidak gampang tercapai dan banyak hal-hal yang harus dipelajari oleh tim administrasi ES TELER 77. Untungnya, tim administrasi ES TELER 77 yang dipimpin oleh Bapak Sukyatno Nugroho, mantu tertua Ibu Murniati, siap untuk bekerja keras, terus memperbaiki dan berguru banyak dari pengalaman-pengalaman mereka sendiri. Sampai akhirnya, mereka sendiri pun jadi andal dalam sistem franchise ini.
Dengan dibukanya banyak outlet-outlet ES TELER 77, kebutuhan bahan-bahan baku ES TELER 77 pun meningkat. Peruhaan ini kemudian mendirikan satu dapur pusat beserta pusat distribusinya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut. Fasilitas di dapur sentral tersebut dipakai untuk menciptakan bahan-bahan makanan dan minuman yang diharapkan oleh outlet-outlet ES TELER 77. Pusat distribusi dipakai untuk menyimpan dan mengirim semua bahan-bahan tersebut ke outlet-outlet ES TELER 77 di seluruh Indonesia. Dengan fasilitas-fasilitas ini ES TELER 77 sanggup menyediakan bahan-bahan kebutuhan dengan standar kualitas yang terbaik. Dapur sentral dan pusat distribusi yang pertama didirikan di Jakarta Barat pada tahun 1997 dan gres saja dipindahkan ke lokasi yang gres di Serpong, Tangerang dengan akomodasi yang lebih baik.
Saat ini outlet-outlet ES TELER 77 sanggup ditemukan di pusat-pusat pertokoan di kota-kota besar di seluruh Indonesia. Di negara lain pun ES TELER 77 sudah dibuka dengan sukses. Di kota Penang, Malaysia, kota Melbourne, Australia dan Singapore ES TELER 77 dibuka.
Meskipun menghadapi kompetisi yang ketat terutama dengan merek-merek fast-food asing ES TELER 77 terus berkembang alasannya yakni ES TELER 77 mempunyai tekad dan komitment untuk terus menawarkan yang terbaik kepada pelanggannya.
Atas keberhasilannya ES TELER 77 telah mendapat banyak sekali penghargaan, antara lain:
• 10 Nopember 2000 Enterprise 50 Award dari Andersen Consulting (sekarang Accenture) dan SWA majalah bisnis.
• 9 Februari 1999 Sukyatno Nugroho tercatat sebagai orang yang memecahkan Rekor Indonesia terbanyak di Indonesia oleh Museum Rekor Indonesia.
• 21 Desember 1998 Sukyatno Nugroho mendapat gelar Doktor (honoris causa) dari American World University, Iowa, USA, dengan thesis berjudul “Look Globally but Think and Act Locally”.
• 13 Oktober 1998 Penghargaan Parama Boga Nugraha dari Menteri Pangan dan Hortikultur Indonesia.
• 12 Februari 1998 “Recession Marketing of the Month Markplus Strategic Forum” dari MarkPlus.
• 26 Agustus 1995 Asean Best Executive 95-96 kepada Sukyatno Nugroho dan Yenny Setia Widjaja.
• 12 Juli 1995 Satya Lencana Pembangunan oleh Bapak Presiden Republik Indonesia, Soeharto.(Sumber: esteler77.com)
Itulah usaha keras Sukyano Nugroho penggerak lahirnya waralaba Es Teler 77. Keberhasilan yang diperolehnya memang sangat wajar. Berbekal ketekunan, kerja keras, dan pantang mengalah yang tak pernah padam, kesannya mengantarkan nama usahanya menjadi perusahaan yang sangat gampang diingat dan dikunjungi oleh konsumen loyalnya, Es Teler 77 yang menyediakan banyak sekali sajian makanan dan minuman favorite Anda sekalian. Semoga dari cerita sejarah pengusaha sukses tersebut sanggup menawarkan masukan ilham atau semangat gres bagi pembaca sekalian dan menambah semangat untuk memulai melaksanakan dari apa yang kita bisa, mulai dari kini untuk kelangsungan bisnis kita. Jaga selalu semangat kewirausahaan, salam sukses selalu!
Mungkin alasannya yakni keterbatasan pendidikan, ia pun tidak menentukan dalam melaksanakan usaha. Apa saja ia lakukan untuk bertahan hidup. Terkadng sejarah pengusaha sukses memang dilalui dengan banyak sekali rintangan dan cobaan. Para pengusaha sukses tersebut mengajarkan kepada kita akan pentingnya usaha dan perilaku untuk berusaha keras untuk menaklukan kehidupan ini. Untuk lebih jelasnya marilah kita ikuti cerita perjalanan pengusaha sukses berikut ini
Sukyatno Nugroho
Nama: lahir dengan nama Hoo Tjoe Kiat
Tanggal lahir: 3 Agustus 1948
Kota kelahiran: Pekalongan, Jawa Tengah, Indonesia
Pendidikan akhir: Sekolah Menengah Pertama 3
Sukyatno Nugroho (atau Hoo Tjioe Kiat; lahir di Pekalongan, Jawa Tengah, 3 Agustus 1948 – meninggal di Jakarta, 9 Desember 2007 pada umur 59 tahun) yakni wiraswastawan, pendiri dan Presiden Komisaris Grup Es Teler 77.
Meskipun hanya lulus SLTP, ia orang yang gigih. Usaha penjualan es telernya bermula dari usaha kecil-kecilan memakai resep dari ibu mertuanya. Salah satu mottonya yakni "Kalau perlu, saya akan bekerja 76 jam sehari untuk bisnis ini." Ia menjadi salah satu ikon waralaba lokal Indonesia.
Sukyatno dikenal sebagai orang yang eksentrik, penuh ilham aneh, dan filantropis. Untuk yang terakhir ini ia mempunyai Yayasan Perjalanan Mencerdaskan Bangsa demi merealisasi gagasannya bagi aktivitas untuk anak-anak, remaja, dan kelompok terpinggirkan. Ia selalu berupaya menyajikan yang "paling dan pertama". Beberapa aktivitas eksentrik yang dilakukan yakni program melukis di atas kanvas "paling panjang di dunia", 1.100 meter di Pantai Mutiara, Jakarta, lomba melukis di kerikil sebagai jawaban atas tawuran anak sekolah yang saling melempar batu, lomba seni dari barang bekas, lomba melukis layang-layang, lomba melukis di hutan, pameran melukis di dasar danau kering Telaga Prigi (Jawa Tengah), serta kompetisi melukis untuk kaum tunanetra.
Ia dianugerahi beberapa penghargaan penting, menyerupai The Best Asean Executive Award dan Satya Lencana Pembangunan (1995). Berkali-kali namanya dicatat oleh Museum Rekor Indonesia. Ia juga menulis buku 18 Jurus Sakti Dewa Mabuk Membangun Bisnis.
Sukyatno meninggal dunia dalam penerbangan menuju Singapura sehabis mendapat serangan stroke yang ketiga kalinya.(sumber: wikipedia.org)
Sejarah Es Teler 77
Pada awalnya, ES TELER 77 hanyalah sebuah kantin kecil yang dibuka di sebuah tenda di pelataran gedung pertokoan Duta Merlin di Jakarta. Kantin tersebut hanya mempunyai lima karyawan tetap. Sering kali kantin tersebut harus ditutup jawaban banjir yang terjadi pada saat-saat hujan lebat. Usaha kecil ini berjalan dengan cukup baik, tetapi sebagai pedagang kecil ES TELER 77 sering kali diperlakukan tidak adil oleh pihak administrasi gedung. Suatu dikala pihak administrasi gedung menaikan harga sewa hingga tiga kali lipat tanpa alasan yang jelas. Tentunya ES TELER 77 yang hanya sebagai kantin kecil tidak sanggup berbuat banyak, kesannya kantin tersebut harus ditutup dalam waktu singkat yang diberikan oleh pihak administrasi gedung.
Kejadian tersebut tidak menciptakan Ibu Murniati putus asa. Dengan pemberian suaminya dan juga putra-putrinya mereka membuka satu lagi ES TELER 77 yang lebih baik dan lebih besar. Cabang ES TELER 77 ini dibuka di Jalan Pembangunan 1, di sebelah gedung pertokoan Gajah Mada Plaza. Di lokasi ini bisnis ES TELER 77 ini berkembang dengan pesat dan merek ES TELER 77 menjadi lebih dikenal.
Setelah beberapa tahun kemudian Ibu Murniati Widjaja dan keluarganya mendirikan tubuh usaha swasta berjulukan CV ES TELER 77 yang kemudian menjadi dasar bisnis keluarga ini. Perusahaan ini dipimpin oleh Bapak Trisno Budijanto dan dikelolah oleh putra-putrinya. Perusahaan ini kemudian berkembang dengan membuka beberapa cabang ES TELER 77 lainnya di wilayah Jakarta. Meskipun demikian ES TELER 77 sebagai produk lokal Indonesia seringkali mendapat perlakuan yang tidak adil oleh pihak pemilik daerah atau administrasi gedung yang seringkali lebih mementingkan perusahaan dengan merek-merek asing. Tetapi perusahaan ES TELER 77 tidak pernah menyerah. Sebaliknya mereka lebih bersemangat lagi setiap kali mereka harus menutup salah satu restorannya. Mereka bertekad untuk membuka lima cabang gres ES TELER 77 setiap kali mereka harus menutup satu cabang ES TELER 77. Dengan kesepakatan ini timbul ilham untuk memakai sistem waralaba atau franchise untuk memperluas jaringan usaha ini.
Pada tahun 1987, cabang ES TELER 77 pertama yang dibuka oleh seorang franchisee atau kawan kerja dibuka di Solo, Jawa Tengah. Sejak itu banyak anggota masyarakat dari banyak sekali kalangan yang tertarik untuk membuka ES TELER 77. Dengan memakai sistem franchise ini banyak outlet-outlet gres ES TELER 77 yang dibuka di kota-kota seluruh Indonesia. Sampai di Banda Aceh maupun Sampit pun ES TELER 77 sudah pernah dibuka. Perkembangan ini tentunya tidak gampang tercapai dan banyak hal-hal yang harus dipelajari oleh tim administrasi ES TELER 77. Untungnya, tim administrasi ES TELER 77 yang dipimpin oleh Bapak Sukyatno Nugroho, mantu tertua Ibu Murniati, siap untuk bekerja keras, terus memperbaiki dan berguru banyak dari pengalaman-pengalaman mereka sendiri. Sampai akhirnya, mereka sendiri pun jadi andal dalam sistem franchise ini.
Dengan dibukanya banyak outlet-outlet ES TELER 77, kebutuhan bahan-bahan baku ES TELER 77 pun meningkat. Peruhaan ini kemudian mendirikan satu dapur pusat beserta pusat distribusinya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut. Fasilitas di dapur sentral tersebut dipakai untuk menciptakan bahan-bahan makanan dan minuman yang diharapkan oleh outlet-outlet ES TELER 77. Pusat distribusi dipakai untuk menyimpan dan mengirim semua bahan-bahan tersebut ke outlet-outlet ES TELER 77 di seluruh Indonesia. Dengan fasilitas-fasilitas ini ES TELER 77 sanggup menyediakan bahan-bahan kebutuhan dengan standar kualitas yang terbaik. Dapur sentral dan pusat distribusi yang pertama didirikan di Jakarta Barat pada tahun 1997 dan gres saja dipindahkan ke lokasi yang gres di Serpong, Tangerang dengan akomodasi yang lebih baik.
Saat ini outlet-outlet ES TELER 77 sanggup ditemukan di pusat-pusat pertokoan di kota-kota besar di seluruh Indonesia. Di negara lain pun ES TELER 77 sudah dibuka dengan sukses. Di kota Penang, Malaysia, kota Melbourne, Australia dan Singapore ES TELER 77 dibuka.
Meskipun menghadapi kompetisi yang ketat terutama dengan merek-merek fast-food asing ES TELER 77 terus berkembang alasannya yakni ES TELER 77 mempunyai tekad dan komitment untuk terus menawarkan yang terbaik kepada pelanggannya.
Atas keberhasilannya ES TELER 77 telah mendapat banyak sekali penghargaan, antara lain:
• 10 Nopember 2000 Enterprise 50 Award dari Andersen Consulting (sekarang Accenture) dan SWA majalah bisnis.
• 9 Februari 1999 Sukyatno Nugroho tercatat sebagai orang yang memecahkan Rekor Indonesia terbanyak di Indonesia oleh Museum Rekor Indonesia.
• 21 Desember 1998 Sukyatno Nugroho mendapat gelar Doktor (honoris causa) dari American World University, Iowa, USA, dengan thesis berjudul “Look Globally but Think and Act Locally”.
• 13 Oktober 1998 Penghargaan Parama Boga Nugraha dari Menteri Pangan dan Hortikultur Indonesia.
• 12 Februari 1998 “Recession Marketing of the Month Markplus Strategic Forum” dari MarkPlus.
• 26 Agustus 1995 Asean Best Executive 95-96 kepada Sukyatno Nugroho dan Yenny Setia Widjaja.
• 12 Juli 1995 Satya Lencana Pembangunan oleh Bapak Presiden Republik Indonesia, Soeharto.(Sumber: esteler77.com)
Itulah usaha keras Sukyano Nugroho penggerak lahirnya waralaba Es Teler 77. Keberhasilan yang diperolehnya memang sangat wajar. Berbekal ketekunan, kerja keras, dan pantang mengalah yang tak pernah padam, kesannya mengantarkan nama usahanya menjadi perusahaan yang sangat gampang diingat dan dikunjungi oleh konsumen loyalnya, Es Teler 77 yang menyediakan banyak sekali sajian makanan dan minuman favorite Anda sekalian. Semoga dari cerita sejarah pengusaha sukses tersebut sanggup menawarkan masukan ilham atau semangat gres bagi pembaca sekalian dan menambah semangat untuk memulai melaksanakan dari apa yang kita bisa, mulai dari kini untuk kelangsungan bisnis kita. Jaga selalu semangat kewirausahaan, salam sukses selalu!